Martabak - Sejarah Martabak Lebaksiu
Martabak ialah salah satu makanan nan cukup terkenal di Indonesia. Bahkan, pada perkembangannya mulai muncul banyak jenis dan ragam martabak. Mulai dari martabak mini, martabak pisang, martabak unik, dan lain sebagainya. Sementara variasi lainnya yaitu lebih pada modifikasi isi atau topping dari martabak. Mulai dari isi jagung keju, stroberi, keju kacang, cokelat keju, atau variasi lainnya nan dapat disesuaikan dengan keinginan dan selera Anda. Terutama buat jenis martabak manis nan lebih kaya variasi rasanya.
Sedangkan buat martabak telur sendiri variasinya terletak pada isi campuran dan juga sausnya. Jika dilihat dari campurannya, ada nan menggunakan kentang, daging, dan daun bawang. Ada juga nan hanya dengan menambahkan daun bawang dengan daging nan sudah dicincang. Hal nan membedakan spesial dan tidaknya hanya pada telur nan digunakan dan banyaknya daging nan digunakan.
Itulah sebabnya kita mengenal pula beberapa sebutan buat martabak telur ini, seperti martabak mesir atau martabak India. Sedangkan sausnya sendiri ada nan menggunakan cairan nan encer seperti acar. Adapula nan menggunakan kuah kare sebagai teman makan martabak telur ini.
Martabak ini sebetulnya makanan khas nan asal usulnya dari India. Bahkan, hingga saat ini di India masih terdapat jenis makanan ini. adapun makanan nan disajikan dengan kare atau jenis kuah lainnya, misalnya Nan, Chappaty, Roti Cane, Purata, Poory, dan juga Samosa. Ada juga makanan jenis lain nan mirip dengan martabak India nan lebih kita kenal dengan sebutan martabak telor. Semua jenis makanan ini tergolong makanan sedang atau ringan. Bahkan, ada juga nan dapat dijadikan menu primer buat makan besar orang-orang India di negeri asalnya.
Pada dasarnya ada dua jenis martabak nan ada di Indonesia, yaitu martabak telor dan martabak manis. Namun, baik martabak telor maupun martabak manis, dua-duanya enak buat dinikmati.
Martabak - Martabak Telor
Martabak telor ini ialah makanan nan cocok buat Anda penyuka makanan nan dominan asin. Untuk proses pembuatannya cukup sederhana, yaitu dengan meyiapkan adonan tepung terigu nan dibentuk sebesar telur ayam. Adonan ini nantinya berfungsi sebagai kulit dari martabak telur atau nan disebut juga “Moortaba ” di negara asalnya. Bahan standar kulit martabak jika adonan ini sudah dibanting pada sebuah marmer berukuran besar, hingga diameternya mencapai sekitar 40 cm.
Selanjutnya, adonan martabak telor ini digoreng pada wajan datar nan lebar, lalu diisi telur atau kentang beserta campuran lainnya. Kulit martabaknya dilipat hingga membentuk menjadi beberapa lipatan nan rapi. Nantinya dipotong sinkron dengan selera. Penyajiannya bersama dengan kare kambing atau gulai. Biasanya dimakan pada malam hari ketika martabak telor ini masih hangat. Kriuk-kriuk kulitnya berpadu dengan isinya nan padat ditambah dengan cocolan kare kambing atau gulainya, sungguh menjadi sebuah makanan nan istimewa buat disantap bersama keluarga.
Martabak - Martabak Manis
Matabak jenis kedua yaitu martabak manis. Di Indonesia sebutan buat martabak manis ini yaitu Martabak Terang Bulan. Martabak ini tak ada di negeri asal martabak sendiri yaitu India. Jangankan bentuk dan penyajiannya nan mirip, makanan nan homogen dengan martabak manis inipun tak bisa kita temukan di sana. Namun, biasanya jenis martabak manis ini sudah menjadi satu paket dengan martabak asin. Hal ini sebab kedua jenis martabak ini dijual secara bersamaan pada satu loka atau kios. Dimana Anda temukan martabak telor, maka di sana niscaya Anda temukan juga martabak manis.
Adonan primer dari martabak manis juga sama dari terigu. Hanya saja bentuk adonannya berbentuk cairan kental, tak seperti martabak telor nan cenderung padat. Komposisi adonannya terdiri dari terigu dan kombinasi ragi dan santan hangat, gula pasir, telur, dan soda kue. Semuanya dicampur menjadi satu.
Komposisinya buat 250 gram terigu, Anda membutuhkan 1 sendok teh ragi instan, 150 gram gula pasir, 375 cc santan cair, 2 butir telur dan ¼ sendok teh soda kue. Pencampuran ini menghasilkan adonan nan kental. Selanjutnya tinggal didiamkan hingga 20 menit di loka nan hangat agar ragi dan soda kue bereaksi dengan campuran-campuran bahannya.
Penggunaan ragi dan soda kue ini tujuannya yaitu buat menghasilkan tekstur kue martabak nan berpori seperti nan sering kita lihat pada martabak manis favorit Anda pada umumnya. Sama seperti pori-pori pada bika ambon, kue carabikang, sarang semut, dan kue-kue nan bentuknya memiliki pori sebagai karakteristik khasnya.
Sementara isi martabaknya sendiri disesuaikan dengan selera Anda. Namun, kebanyakan nan baku ialah isi kacang dan cokelat. Toppin g kacang cokelat inilah nan banyak beredar di masyarakat. Mulai dari perkotaan sampai pedesaan. Bahkan, di pedesaan kerap kali menggunakan topping ketan hitam nan dipadukan dengan kelapa parut. Komposisi nan tidak kalah klop buat lidah orang Indonesia.
Bagian unik lainnya yaitu pada proses pembuatannya nan dimasak dengan cetakan atau wajan spesifik buat mambuat martabak manis. Caranya dengan memasukan adonan pada wajan spesifik tersebut nan sudah diolesi mentega. Jika permukaannya sudah agak naik dan bagian kulit luarnya sudah agak mengeras dan mulai kecokelatan barulah dapat Anda angkat.
Mulailah proses topping dengan mengoleskan mentega sebagai dasar, dilanjutkan dengan gula pasir dan menggunakan topping pilihan Anda. Topping dapat berupa keju, kismis, cokelat, kacang, dan lain sebagainya. Lalu tambahkan susu kental manis secukupnya. Selajutnya, tinggal bagi dua martabak dan potong-potong sinkron dengan ukuran nan diinginkan.
Disebut dengan martabak manis sebab rasanya nan legit. Cocok buat Anda nan getol kudapan dengan cita rasa manis. Karena martabak manisnya sudah manis, martabak jenis ini sangat cocok disajikan dengan teh tawar, teh tarik, atau kopi hitam dengan sedikit gula. Pas dijadikan sajian buat menemani kebersamaan Anda bersama keluarga. Sambil menonton film favorit atau buat teman berbagi cerita bersama teman-teman atau kerabat Anda.
Martabak - Sejarah Martabak Lebaksiu
Di Indonesia sendiri sejarah martabak ini dimulai di sebuah daerah nan terletak di Kabupaten Tegal. Daerah Lebaksiu namanya. Sejarahnya dimulai pada awal tahun 1930-an. Pada waktu itu sering diadakan perayaan-perayaan di kota-kota besar, salah satunya yaitu Kota Semarang.
Pada kesempatan itulah banyak pemuda dari Lebaksiu nan memanfaatkan seremoni tersebut sebagai ajang buat mendapatkan penghasilan. Mulai dari berjualan mainan buat anak atau berjualan makanan. Pada saat itulah seorang pemuda nan bernama Ahmad bin Kyai Abdul Karim dari Lebaksiu berkenalan dengan seorang pemuda India bernama Abdullah bin Hasan Almalibary
Semenjak itu mereka bersahabat, hingga suatu hari Abdulah bin Hasan Almalibary ini diajak sahabatnya ke daerah asalnya yaitu Lebaksiu. Di sanalah pemuda dari India ini berjumpa dan jatuh cinta dengan Masni binti Kyai Abdul Karim nan tiada lain ialah adik kandung dari Ahmad bin Kyai Abdul Karim.
Akhirnya, mereka menikah pada tahun 1935. Pemuda India ini ialah seorang pengusaha nan cukup berhasil pada zaman itu. Kesuksesannya membuatnya dikenal sebagai Tuan Duloh. Salah satu keahliannya ialah membuat makanan dari adonan terigu ini nan tiada lain ialah martabak. Mulailah martabak dikenal di Indonesia.
Martabak berasal dari daerah asalnya, yaitu India. Namun martabak buatannya berbeda dengan martabak negeri asalnya. Martabak Tuan Dulloh inilah nan kini kita kenal dengan sebutan martabak telor saat ini. Inilah asal muasal atau sejarah keberadaan martabak di Indonesia. Dimulai dari sebuah daerah nan bernama Lebaksiu. Sampai saat ini martabak sudah dikenal luas di berbagai lapisan masyarakat. Termasuk jenis martabak manis nan notabane berbeda dengan martabak nan berasal dari Lebaksiu ini.
Makanan ini sudah jauh lebih dulu terkenal di Indonesia dibandingkan dengan Pizza atau makanan-makanan sejenisnya. Baik martabak manis atau martabak asin, keduanya menawarkan sensasi rasa nan berbeda. Semuanya dikembalikan ada selera Anda, lebih menyukai nan mana buat dijadikan santapan keluarga Anda. Karena begitu terkenalnya dan niscaya disukai oleh kebanyakan orang Indonesia.
Martabak seringkali dijadikan senjata nan manjur buat menjadi bawaan ketika seorang pemuda berkunjung ke rumah keluarga calon istrinya. Senjata buat mengambil hati calon mertua. Membuatnya dengan bahagia hati mengizinkan seorang pemuda mengobrol dengan anaknya buat sebuah kotak berisi martabak.