1. Denda Keterlambatan
Setiap perusahaan tentu memiliki peraturan kerja nan harus dipatuhi oleh semua karyawan. Peraturan kerja dibuat semata-mata buat menciptakan kedisiplinan karyawan . Karyawan nan menjunjung tinggi kedisiplinan dengan sendirinya akan bekerja sebaik-baiknya sinkron ketetapan peraturan.
Kedisiplinan kerja bisa dikatakan sebagai cikal bakal keberhasilan perusahaan. Hal ini tentu bukanlah omong kosong. Karyawan nan disiplin akan mengoptimalkan waktu kerja dan segenap kemampuannya buat melakukan pekerjaan. Dengan kata lain, melaksanakan job desk dengan baik.
Benarkah Peraturan Hanya Formalitas?
Menciptakan kedisiplinan karyawan bukan perkara mudah. Bagi perusahaan, menciptakan kedisiplinan karyawan merupakan pekerjaan rumah nan harus diselesaikan dengan cara sendiri dan setepat mungkin. Kadang, beberapa karyawan tak mengindahkan peraturan perusahaan.
Beberapa karyawan mungkin saja hanya meyakini peraturan sebagai formalitas perusahaan. Kebiasaan atau katakanlah tradisi perusahaan buat memiliki peraturan inilah nan akan membuat karyawan merasa boleh bersantai-santai menyikapi peraturan tersebut. Misalnya, peraturan baju dan jam kerja.
Peraturan perusahaan mencakup beberapa pokok krusial nan melingkupi semua aspek pendukung perusahaan. Peraturan pada dasarnya sengaja dibuat buat menciptakan harmonisasi kerja optimal dan sinkron kadar nan ditetapkan. Oleh karena itu, setiap karyawan berkewajiban mematuhi peraturan kerja.
Akan tetapi, perusahaan nan terlalu banyak anggaran kadang membuat jengah karyawannya. Terlebih, jika peraturan tersebut bersifat prinsipil atau berkenaan dengan persoalan pribadi. Alih-alih peraturan itu diindahkan, malah membuat karyawan berlarian sebab tak betah bekerja di loka seperti itu.
Denda Bagian dari Kedisiplinan
Beberapa perusahaan menetapkan ganti rugi berupa denda sebagai penebus setiap "pelanggaran" peraturan. Denda diberlakukan bagi beberapa hal, dua di antaranya sebagai berikut.
1. Denda Keterlambatan
Setiap karyawan nan datang terlambat akan dikenai hukuman berupa denda. Besarnya denda beragam, disesuaikan dengan kebijakan setiap perusahaan. Ada nan di hitung setiap menit atau dihitung dalam akumulasi menit tertentu. Misalnya, denda dihitung dari menit pertama atau setelah 10 menit.
Denda keterlambatan memang layak diberlakukan bagi semua karyawan. Mengapa? Hal ini bertujuan buat menciptakan kedisiplinan tiap karyawan atas tanggung jawab waktu kerja nan telah disepakati. Sebenarnya, nominal uang bukan tujuan utama, melainkan demi kepatuhan dan tanggung jawab.
2. Denda Keluar Kerja
Beberapa orang kadang merasa "dijebak" memasuki sebuah perusahaan. Biasanya, saat awal-awal termin seleksi dan dinyatakan diterima, perusahaan tak membacakan peraturan secara ekstrem. Perusahaan hanya menyampaikan hal-hal nan bersifat generik sebagai "magnet" penarik karyawan baru.
Setelah beberapa hari kerja, perusahaan eksklusif baru akan "menghadiahi" karyawan barunya dengan seabrek peraturan nan kadang memberatkan. Hal seperti inilah nan mendasari seseorang memutuskan hengkang dari perusahaan. Namun, masalah tak berakhir di sana. Ada "kewajiban" lain nan harus ditunaikan.
Ya. Kewajiban itu berupa denda sebagai ganti rugi biaya nan dikeluarkan perusahaan buat perekrutan karyawan. Kadang, denda nan ditetapkan bernilai tak manusiawi dan ada nan berjumlah hingga jutaan rupiah. Hal ini mungkin bertujuan buat membuat karyawan tetap tinggal di perusahaan.
Faktanya, tak semua orang mempan dibodohi dengan anggaran bersifat mengekang tersebut. Orang eksklusif tetap memutuskan hengkang seberapa besar pun denda nan harus dikeluarkan dan dengan alasan apapun. Ganti rugilah, kedisiplinanlah, hanya perusahaan dan Tuhan nan tahu.
Denda tidak menyelesaikan masalah
Intinya, denda keluar kerja masih menjadi teka-teki nan harus dibenarkan atau justru sebaliknya. Apapun alasan atas denda tersebut, sebaiknya kedua pihak, perusahaan dan karyawan, menjunjung tinggi keterbukaan agar tak ada pihak nan merasa dirugikan. Padahal hakekat kerja ialah mencari penghasilan nan lebih baik. Apa jadinya kalau gaji karyawan kerap dipotong sebab masalah kesalahan kecil dan atau kesalahan nan tidak pernah dilakukannya.
Perusahaan nan gampang menimpakan denda kepada karyawannya justru dampaknya tidak serta merta karyawan menjadi disiplin, malahan akan berbalik arah merugikan perusahaan tersebut, misalnya banyak nan keluar kerja / turn overnya tinggi, terjadi pemogokan massal oleh karyawannya sendiri. Dan nan paling parah digugat olah karyawannya di pengadilan tata usaha. Nah kalau begini siapa nan rugi? Kedua belah pihak khan?
Membangun disiplin nan sahih
Dalam peraturan kerja niscaya termuat butir sikap disiplin ketika kerja. Disiplin merupakan harga wafat nan harus dipatuhi, terutama pada perusahaan nan bergerak pada produksi skala besar dan bergerak dibidang keuangan atau finansial.
Membangun sikap disiplin secara sahih pada karyawan harus melalui latihan terus menerus. Dan nan niscaya butuh proses panjang agar disiplin tertanam dalam jiwa karyawan. Disiplin nan sahih itu tidak dipaksakan melainkan dibangun atas kesedaran dari pucuk pimpinan terlebih dahulu. Mengapa demikian? sebab mereka ialah figure contoh nan sahih bagi bawahannya.
Baru kemudian diajarkan kepada bawahannya melalui peraturan dan pelatihan. Pendekatannya pun sama yakni digugah dari pencerahan mereka agar mau mengikuti apa nan diinginkan manajemen. Intinya membangun disiplin dari pencerahan lebih gampang dari pada membenturkan peraturan dengan karwayan dengan denda.
Berikut ini merupakan tips ringkas bagaimana cara mengajarkan pencerahan disiplin dan menghargai waktu :
- On time
Biasakan mengerjakan sesuatu sinkron jadwal. Mematuhi jam masuk kerja misalnya jam 8:00 nan sebisanya sebelum jam segitu sudah sampai di loka kerja. jangan lantas berangkat kerja mempet waktunya, sebab semua kemungkinan dapat terjadi di tengah jalan sehingga membuat Anda terlambat. Tak hanya berhenti pada berangkat dan masuk kerja saja, segala job harus diselesaikan sinkron perintah. Kalau ada nan belum jelas dan masih bingung segara tanyakan kepada penyelian Anda atau manager perusahaan.
Ritme kerja sinkron waktu harus dibiasakan dijalankan setiap hari. Awalnya memang menyiksa sebab proses adaptasi tentu tidak berjalan mulus, tapi lama kelamaan Anda terbiasa dengan irama kerja nan serba tertata.
Demikian juga disiplin tepat waktu dikembangkan di luar loka kerja seperti di rumah, segala misalnya tidur on time jam 21:30 agar dapat bangun pagi. Membayar tagihan bulan pun harus sinkron waktunya agar tidak telat kena denda. Jadi menghargai waktu merupakan kunci awal dari sikap disiplin.
- Deadline
Deadline menjadi momok bagi orang nan tidak disiplin, sebab kerap mengulur-ngulurkan waktu. Apapun nan dikerjakan tanpa ada kejelasan kapan selesainya, sebenarnya tidak baik bagi masa depan perusahaan, apalagi perusahaan nan bergerak bidang jasa dan produksi, sikap nan begitu bakalan ditinggal pergi pelanggannya.
Namun tidak berlaku pada karyawan nan terbiasa menghargai waktu. Bagi dia kerja berdasarkan tenggat waktu bukanlah sebuah pressure nan memberatkannya. Melainkan tugas biasa nan semesti dilakukan, justru mereka berusaha menyelesaikan job nya sebelum deadline, sehingga ada residu masa buat mengoreksi kembali pekerjaannya.
Deadline berfungsi buat manage waktu dan agar job nan dikerjakan dapat selesai sinkron jadwal nan telah ditetapkan. Mungkin sebab job tersebut ialah bagian dari serangkaian pekerjaan nan tidak hanya dikerjakan oleh satu pihak saja. Misalnya pada perusahaan nan bergerak dibidang penerbitan nan semua pekerjaan patuh dengan deadline.
- Seragam
Seragam kerja atau uniform merupakan salah satu kiat buat mendisiplinkan karyawannya. Peraturannya dalam seminggu ada tiga seragam nan harus dipakai secara bergantian. Bagi siapa saja nan melanggar ada hukumannya, dapat berupa mutilasi tunjangan 10%. Namun jika berulang kali melakukan kesalahan serupa terpaksa gaji pokok dipotong sebesar 20 %.
- Reward & punshiment
Displin merupakan sikap menghargi dan mematuhi apa nan sudah ditentukan oleh perusahaan melalui daftar peraturan kerja. Jika karyawan bersikap disiplin artinya dia menghormati institusi di mana dia kerjanya. Di tambah lagi ketika karyawan menyelesaikan pekerjaanya sinkron dengan tenggat waktu nan telah ditentukan, artinya dia juga menghargai pekerjaan tersebut. Ganjaran karyawan nan displin tinggi ialah kepercayaan dan hak reward dari perusahaan.
Punishment atau sanksi ditimpakan kepada karyawan nan abai terhadap peraturan dan kurang dedikasi kerja. Sebelum diberi sanksi sebaiknya manajemen mencari duduk perkaranya, mungkin ada faktor lain nan menyebabkan dia berlaku kontraproduktif. Tindakan berikutnya ialah pembinaan agar tidak mengulangi perbuatannya. Jika memang masalahnya disengaja ya terpaksa dikenai penalty sinkron dengan taraf kesalahannya. Tujuan dari punishment agar berdampak jera pada pelaku.
Demikianlah sedikit tentang ulasan kedisiplinan karyawan dan cara membangun pandangan hidup kerja nan sahih di perusahaan. Semoga bermanfaat.