Indonesia Kaya Dongeng

Indonesia Kaya Dongeng

Masyarakat di seluruh dunia, sedikit banyak niscaya memiliki sebuah cerita nan memang orisinil milik negaranya. Cerita tersebut mengandung perbedaan makna keaslian bukti diri sebuah negara nan cukup kental. Cerita-cerita itu biasanya dikemas dalam sebentuk dongeng. Dan jangan salah, Indonesia juga memiliki banyak dongeng. Dongeng Indonesia takkalah menarik buat disimak.



Dongeng dan Kehidupan Anak-anak

Dongeng , memiliki interaksi nan erat dengan kehidupan anak-anak. Ini berhubungan dengan global anak nan memang kaya akan imajinasi. Ya. Dongeng memang merupakan bentuk khayalan nan terlahir dari banyak faktor. Maksud terlahir dari banyak faktor adalah, dongeng dapat lahir dari sebuah Norma masyarakat, legenda setempat atau karangan para orangtua nan memiliki tujuan eksklusif terhadap anak-anaknya.

Dongeng dapat menjadi salah satu metode mendekatkan diri dengan anak. Cerita ini dapat menjadi metode buat mengajarkan sesuatu. Dengan pendekatan menggunakan metode dongeng, yaitu sesuatu nan sifatnya digemari anak-anak, ajaran-ajaran nan disampaikan niscaya akan lebih mudah buat ditangkap.

Paling tidak, anak-anak dapat cukup antusias mendengarkan ajaran dari orangtuanya. Mengingat, mendapatkan perhatian anak-anak, apalagi buat “diajari”, cukup sulit. Sehingga, berbagai metode dibutuhkan buat ini. Jika bukan Anda nan cerdik sebagai orangtua, lalu, siapa lagi nan akan memberikan “pelajaran” buat anak-anak?

Anak-anak memang merupakan masa paling tepat buat menerima segala bentuk pelajaran. Menanamkan nilai-nilai baik nan dikemas dalam bentuk dongeng akan lebih mudah diingat, dan akan diingat dalam waktu nan cukup lama. Tidak percaya? Anda sendiri sebenarnya ialah bukti. Anda tentu sampai sekarang masih ingat mengenai beberapa dongeng Indonesia nan diceritakan oleh orang tua, baik ayah atau pun ibu, bukan? Dan, cerita itu juga lah nan Anda ceritakan kembali pada anak.



Ciri-ciri Generik Dongeng

Nilai-nilai mengenai kehidupan memang menjadi karakteristik khas sebuah dongeng. Selain itu, dongeng juga bersifat khayalan. Cenderung berasal dari karangan para orangtua dengan tujuan mengajarkan anaknya. Dongeng juga biasanya menyebar dari mulut ke mulut, mengenai siapa pencipta ceritanya juga tak pernah diketahui secara pasti.

Bentuk dari dongeng hanya berupa lisan dan ingatan. Sporadis ditemukan dalam bentuk tertulis, kecuali hikayat atau legenda. Tetapi, anehnya, meskipun tak ada peninggalan kongkret, jalan cerita dari sebuah dongeng akan selalu diingat oleh siapa pun nan mendengarnya.

Dalam dongeng, biasanya terdapat dua tokoh nan kontras, mereka nan berlawanan dan mereka nan protagonist. Dongeng juga mensahkan tokohnya “diperankan” oleh seekor hewan. Beberapa hewan nan mewarnai global dongeng antara lain kancil, kura-kura, harimau, burung, dsb.

Dongeng nan menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya, dikenali juga dengan istilah fable . Dongeng nan bertokohkan hewan ini lah nan menginspirasi anak-anak buat berbicara kepada hewan. Atau menganggap hewan sama halnya seperti manusia, dapat merasakan sedih, bahagia, lapar, kepanasan dsb.

Ciri-ciri generik nan dimiliki oleh sebuah dongeng tersebut lah nan membedakan dongeng dengan cerita-cerita fiktif lain. Yang paling fundamental dari itu semua adalah, dongeng umumnya identik dengan anak-anak. Berbeda dengan legenda atau hikayat nan cenderung lebih dekat dengan kalangan orang dewasa.



Indonesia Kaya Dongeng

Indonesia kaya akan majemuk dongeng. Di sepanjang nusantara, dongeng-dongeng dapat Anda temui. Dari mula dongeng nan bermuatan pesan moral, hingga dongeng nan sifatnya hiburan.

Berikut ini ada sebuah dongeng orisinil Indonesia nan pastinya sangat akrab di telinga Anda. Meski pun demikian, Anda dapat jadikan ini sebagai nostalgia, lalu dapat menceritakannya kembali pada anak-anak. Dongeng di bawah ini dipilih secara acak, nan jelas, semuanya sangat khas Indonesia dan memberikan pesan moral cukup dalam.



Lutung Kasarung

Dongeng Lutung Kasarung ini terjadi di sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pasir Batang. Kerajaan Pasir Batang memiliki raja bernama Raja Tapa Agung. Beliau memiliki tujuh putri nan semuanya cantik. Yang paling besar ialah Purbararang, sementara putrinya nan paling kecil bernama Purbasari. Keduanya memiliki perangai nan berbeda. Di antara mereka ada Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan Purbaleuih.

Purbararang ialah seorang putri nan jemawa dan kejam. Berbeda dengan Purbasari nan pendiam, penurut, dan baik hati. Raja Tapa Agung diceritakan sudah cukup tua, tetapi sebab tak memiliki seorang anak lelaki, beliau bingung akan memberikan tahta pada siapa. Sementara putri sulungnya berperingai tak baik. Beliau pun kemudian bermimpi didatangi Sunan Ambu. Dalam mimpi, Sunan Ambu menyarankan Raja Tapa Agung buat memberikan jabatannya pada Purbasari.

Jadi lah Purbasari calon pemimpin kerajaan. Namun, hal tersebut mendapat kontradiksi dari Purbararang, meski pun secara diam-diam. Bersama Indrajaya, tunangannya, ia meniupkan racun berwarna hitam dari tumbuh-tumbuhan nan membuat Purbasari menjadi jelek rupa. Sekujur tubuhnya menjadi hitam. Tidak ada nan mengenalinya, sekali pun ada nan mengenali, tak ada nan berani bertindak. Purbasari pun diusir ke hutan. Ia diantar oleh Uwak Batara Lengser.

Sementara itu, di kahyangan, Sunan Ambu gelisah melihat putranya, Guruminda, murung. Ketika ditanya, ternyata Guruminda ingin memiliki istri seperti ibunya. Sunan Ambu kemudian mengirim Guruminda ke bumi buat menemui wanita idamannya, setelah sebelumnya mengubah Guruminda menjadi seekor lutung. Dia lah nan akan menjadi Lutung Kasarung.

Lutung Kasarung tinggal di hutan sebelum berjumpa dengan Aki Panyumpit nan gelisah sebab tak mendapatkan hewan buat persembahan nan diperintahkan oleh Purbararang. Mengetahui hal tersebut, Lutung Kasarung meminta Aki Penyumpit buat membawanya ke kerajaan. Sesampainya di kerajaan, Lutung Kasarung membuat onar. Ia tentu tak akan membiarkan dirinya wafat menjadi hewan korban.

Purbasari nan kesal dengan ulah lutung tersebut kemudia meminta Uwang Batara Lengser buat mengirimnya ke hutan nan sama dengan hutan nan ditempati Purbasari. Tujuannya tentu saja agar monyet tersebut membunuh Purbasari. Diantar lah lutung tersebut ke hutan. Dan ia pun berjumpa dengan Purbasari.

Lutung Kasarung dan Purbasari pun bergaul dekat. Guruminda nan telah berubah menjadi Lutung Kasarung ini kemudian membuatkan loka mandi buat Purbasari, nan dikenal dengan jamban salaka. Bahan-bahan buat membuatnya didatangkan langsung dari kahyangan. Guruminda juga meminta kepada Sunan Ambu buat memberikan Purbasari baju terbaik.

Purbasari pun membasuh tubuhnya dengan air dari kahyangan, dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati semua boreh nan ada pada tubuhnya menghilang. Kulitnya tak lagi hitam. Berubah menjadi bersinar. Sandang nan dibuat dari awan dan pelangi semakin membuat Purbasari terlihat tampak seperti Sunan Ambu sewaktu belia, begitu nan diucapkan oleh Lutung Kasarung.

Keistimewaan-keistimewaan nan ada di hutan loka tinggal Purbasari kemudian sampai ke telinga Purbararang. Ia pun menyangka bahwa bangsawan-bangsawan nan ada di Pasir Batang telah membantu Purbasari. Purbararang pun mencari masalah. Ia menantang adik bungsunya buat membuat lahan seluas 500 depa, dan batas waktunya hingga fajar keesokan harinya belum muncul. Jika gagal, Purbasari akan dipancung.

Mendengar hal itu, Purbasari hanya dapat menangis. Dan melihat hal tersebut, Lutung Kasarung tentu saja tak diam. Ia meminta Purabasari buat beristirahat dan tak usah khawatir. Guruminda menawarkan diri buat membantunya. Sementara itu Purbararang sudah lebih dulu memerintahkan prajuritnya buat membuat huma.

Lutung Kasarung meminta pertolongan kepada Sunan Ambu. Diturunkan lah empat puluh pujangga buat membantu lutung membuat lahan di dekat lahan milik Purbararang. Keesokan harinya, Purbararang beserta rombongan, pergi menuju lahan dan melihat siapa pemenangnya. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati sebuah lahan nan lebih bagus berada di sebelah humanya. Uwak Batara Lengser berteriak bahwa lahan ini milik Purbasari.

Tidak hilang akal, Purbararang kemudian menantang adu kecantikan. Ia tak tahu bahwa Purbasari sudah mulus kembali. Lagi-lagi Purbararang dikejutkan dengan penampilan Purbasari nan luar biasa cantik. Tidak menyerah, Purbararang kemudian mengusulkan buat menandingkan panjang rambut serta lingkar pinggang. Lagi-lagi, Purbasari menang, rambutnya lebih panjang dan lingkar pinggangnya lebih kecil.

Sebelum mengalahkan Purbasari, Purbararang tak kehilangan akal. Ia pun membandingkan ketampanan sang calon suami. Siapa nan lebih tampan menurut prajurit, ia lah nan memenangkan pertandingan. Purbararang tentu saja membangga-banggakan Indrajaya. Sementara Purbasari? Dengan tulus ikhlas, ia mengatakan pada Lutung Kasarung, bahwa lutung itu lah calon suaminya.

Pernyataan Purbasari mendadak membuat Lutung Kasarung berubah kembali ke bentuk asalnya, Guruminda. Ketampanan dan kegagahannya sukses membuat siapa pun nan hadir terpana. Purbararang dan Indrajaya lantas memohon ampun dan mengaku kalah.

Semenjak peristiwa itu, Purbasari resmi menjadi pemimpin sekaligus istri dari Guruminda. Rakyat Kerajaan Pasir Batang pun kembali sejahtera.
Dongeng Indonesia Lutung Kasarung ini mengajarkan bahwa siapa nan serakah, ia nan akan kalah. Bahwa ikhlas akan membawa seorang manusia pada derajat nan paling tinggi. Seperti Purbasari nan ikhlas, ia pun menjadi pemimpin dari sebuah kerajaan.