Biografi Lengkap Dr. Sutomo

Biografi Lengkap Dr. Sutomo

Artikeo ini akan membahas seputar biografi Dr. Sutomo. Pernah mendengar Budi Utomo? Lantas apakah nan Anda ketahui tentang keterkaitan Budi Utomo dengan sang ketua Dr. sutomo? Jika masih tetap samar, mari kita kupas biografi Dr. Sutomo dan berbagai sepak terjangnya dalam kancah politik dan konvoi Indonesia di masa awal.



Biografi Dr. Sutomo Berawal dari Stovia

Menjadi seorang mahasiswa di tanah kulit putih, Stovia, telah mengantarkan dr. Sutomo pada rendezvous nan sangat bermakna dengan para pemimpin Indonesia lainnya, di antaranya Dr. Wahidin Sudirohusodo, Gunawan, Sunarji, Suwardi Suryadiningrat, Saleh, Gumbreg, dll. Siapa sangka rendezvous ini ternyata merupakan awal dari timbulnya konvoi awal nan bersifat nasionalis di Indonesia.

Dilatarbelakangi oleh daerah nan berbeda dan saling merasakan penderitaan nan sama sebagai orang-orang nan dijajah oleh kolonial, timbullah berbagai usulan, rendezvous bermakna nan berisi pemikiran nan cemerlang demi Indonesia. Sejak saat itulah, terbentuklah Budi Utomo nan dalam kepemimpinannya telah ditetapkan Dr. Sutomo sebagai ketuanya.

Tepat pada tanggal 20 mei 1908, terlahirlah Budi Utomo, sebuah konvoi pemuda nan berbentuk organisasi besar bersifat nasionalis dan pertama di Indonesia. Pada awalnya, Budi Utomo awalnya hanya berupa organisasi kedaerahan nan tentunya bersifat kedaerahan pula seperti jong Celebes, jong java, jong sumateranenbon, jong minahasa, dan lainnya. Pada saat itu juga, persatuannya masih bisa dipatahkan oleh kaum kolonial mengingat sifatnya masih kedaerahann nan artinya belum kuat.

Dengan tujuan memajukan nusa serta bangsa nan selaras dengan menempuh beberapa jalur nan berkaitan dengan beberapa aspek utama, seperti memajukan kualitas bidang pendidikan, perdagangan, teknik dan industri, pertanian, peternakan, kebudayaan, menjunjung tinggi cicta-cita manusia mencapai kehidupan bangsa nan berharkat prestise serta terhormat.

Tepatnya pada tanggal 5 oktober 1908, diadakanlah sebuah kongres besar dan pertama tentang peresmian juga ratifikasi aturan dasar Budi Utomo nan bertempat di Yoyakarta. Kepengurusan pertama ini terdiri atas Tirtokusumo (bupati dari Karang Anyar) nan menjabat sebagai ketua kongres, Dr. Wahidin Sudirohusodo (dokter jawa) sebagai akil ketua, Dwijosewoyo dan Susrosugondo (kedua- duanya ialah guru kweekskool ) penulis, Gondoatmodjo (opsir legiun pakualaman) bendahara, Suryodiputri (jaksa kepala bondowoso), Gondosubroto (jaksa kepala dari Surakarta), Tipto Mangkusumo (dokter di Demak) sebagai komisars.

Saat itulah semua berawal. Budi Utomo mulai aktif sebagai konvoi berlandaskan nasionalis di tanah air. Sementara itu, Dr. sSutomo sendiri meneruskan pendidikannya di Stovia hingga tamat, namun tak lepas dari kontrol Budi Utomo.

Pada tahun 1911, Dr. Sutomo sukses menamatkan pendidikannya di Stovia dan kelulusannya ini membawanya kembali ke tanah air. Sekembalinya ke tanah air, ia mulai mengembangkan dan memanfaatkan ilmu kedokterannya, ia bertugas di wilayah Semarang. Lalu, berjalannya waktu membawanya pindah ke Tuban, Lubuk Pakam (Sumatera Timur), dan terakhir di Malang, nan pada kesempatannya ia mendapatkan sebuah penghargaan besar berupa penambahan pengetahuan nan bisa ditimba di STOVIA.

Dengan semangat juang nan tinggi menyangkut bangsa ini, ia memperdalam ilmu kedokterannya. Pada 1919, beliau kembali ke Indonnesia. Namun ia tidak memungkiri bahwa kelemahan demi kelemahan nan diderita Budi Utomo semakin tercium olehnya dan pada waktu itu berbagai partai politik telah menjamur di Indonesia. Mulai saat itulah, Sutomo mulai mengalihkan pergerakkan Budi Utomo ini menjadi sebuah partai politik nan tentunya anggoatanya telah bebas.



Biografi Lengkap Dr. Sutomo

Dalam biografi dari Dr. Sutomo nan ternyata dahulunya bernama Subroto, ialah seorang dokter nan terlahir dalam lingkungan kebudayaan Jawa nan kental, di Ngepeh, Jawa Timur tepatnya. Terlahir pada tanggal 30 juli 1888, di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, putra dari Bapak Surdji Putro dan RAY Sudarmi ini dahulu berasal dari Jjombang, lantara kedua orangtuanya tinggal di sana. Namun, saat akan melahirkan, ibunya pindah ke Ngepeh.

Seorang pemuda nan telah menyelesaikn rentetan pendidikan di tanah air dan berkesempatan menempuh pendidikan di luar negeri, STOVIA sebagai seorang calon dokter. Bekal pendidikan dan pendalaman ilmu Dr. Sutomo sangat respek terhadap perkembangan bangsa ini. Ia mulai berjumpa dan manunggal padu dengan beberapa pemimpin Indonesia nan pada kesempatan itu juga masih menempuh pendidikan doketr di STOVIA, hingga terbentuk Budi Utomo.

Berhasil menamatkan pendidikan di Stovia pada 1911, beliau lalu kembali ke tanah air menjadi dokter masyarakat di berbagai tempat, mulai dari Semarang, ke Tuban, ke Lubuk Pakan (Sumatera Timur), hingga ke Malang.

Berpindah-pindah tugas ternyata tak membuat Dr. Sutomo merasa kelelahan malah beliau semakin semangat. Buatnya, kepindahan ini merupakan suatu pengalaman nan luar biasa sebab beliau semakin dekat dengan rakyat. Ia bisa pula mengetahui penderitaan rakyat secara langsung dan nyata. Ia mulai mengabdikan seluruh hidupnya pada masyarakat. Ia mulai membantu masyarakat secara langsung. Bahkan, donasi nan ia berikan tak ditarif dan dalam kesempatan lain pun beliau menggratiskan.

Kepindahan beliau ke Malang ternyata membuat beliau semakin dikenal lantaran keberhasilanya membasmi endemi pes nan kala itu sangat membuat masyarakat ketakutan dan diserang penyakit. pada saat itulah, perhatian pemerintah pada Dr. Sutomo semakin bertambah. Atas prestasinya ini, pemerintah memberinya peluang buat menambah pengetahuan kedokterannya ke Stovia lagi. Di tahun 1919, beliau lulus dan kembali ke tanah air.

Selain bergerak di bidang politik seperti Budi Utomo (1908), Indonesia Studie Club (ISC) 1924 berubah menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) pada 1931. Budi Utomo bergabung dengan PBI menjadi PARINDRA pada 1935. Selain di bidang kedokteran, ia juga katif dalam global kewartawanan. Bahkan, beliau sukses memimpin beberapa surat kabar. Tentunya hal ini menambah lengkapnya biografi dari Dr. Sutomo.

Pada 30 mei 1938, seorang pahlawan besar Indonesia ini menghembuskan nafas terakhirnya di Surabaya, Jawa Timur, pada usia 49 tahun. Ia diangkat dan diakui sebagai pahlawan nasional pada 27 desember 1961 berdasarkan SK Presiden RI no 657.



Dr. Sutomo dan Perkembangan Global Politik

Kepulangan beliau buat kedua kalinya dari STOVIA setelah berkesempatan menimba ilmu ini pada 1919, kelemahan demi kelemahan Budi Utomo terlihat kompleks. Dr. Sutomo kembali menggebrak dan mendongkrak Budi Utomo menjadi sebuah partai. Mengingat batasan keanggotaan nan selama ini terbatas, kini Budi Utomo mulai terbuka buat umum.

Selain itu, Dr. Sutomo juga mendirikan Indonesia Studie Club (ISC) pada 1924, nan sengaja didirikan sebagai wadah pelajar Indonesia nan berniat buat membina diri dan berbuat buat Indonesia. ISC sukses mendirikan beberapa bisnis, tenun, koperasi, bank kredit, dll.

Ia mengubah diri menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) pada 1931. Tekanan demi tekanan pada partai semakin dihujamkan Belanda pada setiap organisasi. Akhirnya pada 1935, Dr. Sutomo membentuk suatu partai baru nan bernama Parindra. Partai ini pada dasarnya ialah gabungan dari Budi Utomo dan PBI nan tidak lain bertujuan membangun Indonesia merdeka .

Nah, itulah biografi Dr. Sutomo nan penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Semoga bermanfaat!