Mengenal Bentuk Kata dalam Tulisan
Tujuan penulisan akan membuat suatu tulisan lebih punya makna dan fokus. Bagi penulis, tujuan penulisan ialah satu cara mempetakan arah isi tulisan. Sedikitnya ada empat macam tujuan penulisan.
Empat Tujuan Penulisan
1. Deskriptif
Deskriptif bertujuan menggambarkan sesuatu dengan sejelas-jelasnya. Penulis harus dapat menerangkan apa nan dilihat, dirasa, dibaui, didengar dengan sangat rinci sehingga pembaca dapat merasakan, mendengar, membaui, melihat hal nan sama.
Penulis dapat menambahkan pendapatnya tapi tetap berdasarkan fakta nan ada. Misalnya, menggambarkan keadaan nan sedang terjadi di Mentawai.
Keadaan panik membuat semua orang berlari ke dataran nan tinggi nan ada di sekitarnya. Setelah gempa berkekuatan lebih dari 7 skala Ritcher dan peringatan tsunami sudah dihentikan, tidak ada satu orangpun nan mengira bahwa tsunami setinggi 3 meter menyerang loka tinggal mereka.
Isak tangis anak-anak, teriakan orang tua memanggil nama anak-anak mereka begitu menyayat hati. Langit seakan runtuh, bumi seakan terbalik. Begitu banyak orang nan terseret ke bahari atau tertimpa bangunan dan pohon nan tumbang.
Ratusan masih hilang, 4000-an orang menjadi pengungsi di desa mereka sendiri, 10 desa hilang ditelan ganasnya tsunami. Donasi masih sulit didapat. Sulitnya medan membuat para relawanpun harus berpikir dua kali mengantarkan bantuan. Lengkap. Lengkaplah sudah penderitaan nan menimpa sahabat sebangsa kita di Mentawai.
2. Argumentatif
Tujuan penulisan ini buat membujuk para pembaca agar setuju dengan pendapat penulis. Penulis harus dapat memberikan fakta nan mendukung ide atau pendapatnya. Misalnya, perdebatan tentang mana nan lebih penting, keberanian atau kecerdasan?
Siapa nan lebih cerdas? Suharto atau Agus Salim? Suharto ialah seorang tentara sedangkan Agus Salim ialah seorang intelektual nan menguasai berbagai bahasa dengan pengetahuan nan luas.
Agus Salim sangat pandai berdebat. Beliau seorang diplomat dan negosiator ulung. Tapi Suharto lebih berani dan nekat. Walau apapun nan telah diperbuat oleh Suharto, tidak bisa dipungkiri bahwa peranan Suharto lebih terlihat dalam memajukan Indonesia dibandingkan dengan Agus Salim.
Contoh betapa keberanian itu lebih krusial dari kecerdasan adalah, Bill Gates. Beliau tak lulus Harvard, tapi beliau berani mengambil resiko. Sekarang beliau mempekerjakan para lulusan Harvard nan tidak terbantahkan lagi kecerdasan mereka.
3. Naratif
Tujuan penulisan ini ialah menceritakan sesuatu dengan gaya bertutur. Misalnya, penulisan cerpen, novel, ataupun membuat warta dengan gaya bertutur sastra seperti nan dapat ditemukan dalam gaya penulisan di majalah Tempo.
4. Ekspositori
Tujuan penulisan ini buat menjelaskan suatu proses. 5W+1H ialah formula wajib nan dipakai. Sebenarnya tujuan penulisan lain juga menggunakan formula ini, tapi buat ekspositori formula itu lebih kencang dipakai.
Berita-berita di surat kabar, majalah, tabloid, ialah contoh ekspositori. Contoh lainnya ialah cara membuat kuliner tertentu, cara mengerjakan sesuatu, atau tulisan how to lainnya.
Mengenal Bentuk Kata dalam Tulisan
Setelah mengajai empat tujuan penulisan secara umum, tidak ada salahnya bila penulis juga memaparkan bentuk kata dalam tulisan. Karena sebuah tulisan nan bagus tidak terlepas dari peran-serta kata. Di dalam tulisan terkenal ada tujuh jenis kata. Yaitu:
- Kata Bersinonim
Secara generik kata bersinonim ialah kata nan sepadan, sejajar dan memiliki arti nan sama. Meski tidak semua kata sinonim bisa saling menggantikan.