Tenaga Uap
Produksi Soviet
Indonesia sebagai negara kepulauan , harus memiliki banyak armada kapal patroli dan kapal perang buat menjaga perairan nan mengitari wilayahnya. KRI Irian, tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai salah satu jenis kapal perang produksi Uni Soviet terbesar nan pernah dimiliki Angkatan Bahari Republik Indonesia.
Dibeli dari Uni Soviet pada tahun 1962, kapal ini mulai beroperasi di perairan nusantara awal tahun 1963. KRI Irian mampu menampung sekitar 1.270 awak kapal di atasnya.
Dengan panjang 210 meter, dan lebar 22 meter, KRI ini diperlengkapi dengan berbagai peralatan radar dan sonar canggih nan mampu membuat Indonesia disegani. Peralatan demikian pada saat itu masih menjadi hal nan langka dan sungguh membanggakan sekali bagi Indonesia, sebagai negara nan baru merdeka, buat mampu memilikinya.
Kebanggaan ALRI
Kapal raksasa tersebut dinamakan KRI Irian karena pemerintah Indonesia banyak menggunakannya sebagai wahana aktif buat membebaskan Irian Barat dari cengkraman penjajah Belanda.
Dari Soviet, jenis kapal perang ini buang sauh pertama kali di Surabaya. Dikemudikan oleh para prajurit Angkatan Bahari kebanggaan negara melewati berbagai perairan besar dengan selamat. Padahal, saat itu pengetahuan dan pengalaman prajurit ALRI masih sangat minim dan terbatas tentang teknologi pengoperasian kapal canggih ini.
Sungguh suatu kebanggaan bagi Indonesia memiliki jenis kapal perang nan diproduksi hanya 11 unit oleh Uni Soviet ini. Sebab, saat itu Soviet tak pernah menjual kapal homogen ke negara lain kecuali Indonesia.
Tenaga Uap
Bobot kapal nan mencapai 13.600 ton membuat tenaga nan menggerakkannya juga harus kuat. Dengan tenaga uap nan dihasilkan dari 6 tungku pendidih, serta 2 turbin, maka kapal ini mampu melaju hingga 32,5 knot. Membelah lautan buat menyatukan nusantara nan saat itu keadaannya belum seaman saat ini.
Senjata
Sebuah kapal perang tentu wajib diperlengkapi dengan senjata penghancur musuh. Jenis kapal perang terbesar milik Indonesia ini memiliki juga senjata canggih, walaupun belum dilengkapi dengan teknologi rudal atau peluru kendali saat itu.
Namun, 12 meriam 6 inchi, torpedo, beberapa jenis kanon dan juga beberapa senjata anti agresi udara lainnya mampu membuat musuh segan dan tak berani melintasi batas perairan Indonesia.