Jenis-Jenis Ibadah Puasa
Selain salat dan doa sehari-hari, puasa adalah ibadah nan rutin dilaksanakan oleh umat muslim. Seperti halnya salat pula, puasa ada nan bersifat wajib dan sunah. Puasa wajib dilaksanakan sepanjang bulan Ramadan sedangkan puasa sunah dilaksanakan setidaknya pada hari senin dan kamis.
Meskipun ibadah puasa disyaratkan buat dikerjakan oleh orang nan telah akil balig, bukan berarti anak-anak tak boleh berpuasa. Puasa justru sangat baik diperkenalkan kepada anak sejak usia dini.
Ini krusial buat melatih pemahaman anak bahwa puasa itu ada nan wajib dan harus dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab. Pembiasaan itu pun bisa memupuk rasa kewajiban beribadah nan memang sangat dilandasi oleh rasa pencerahan diri dan kewajiban.
Tip buat Melatih Anak Berpuasa
Seperti halnya tabiat atau keadaan psikologis anak nan berbeda-beda, latihan buat membiasakan anak berpuasa pun tak sama buat setiap anak. Mengapa? Karena keadaan psikologis anak sangat berpengaruh terhadap latihan berpuasa.
Sekali lagi, puasa ialah ibadah nan perlu dorongan pencerahan diri nan kuat dari internal diri si anak. Jika anak itu memang tak niat berpuasa, latihan-latihan nan Anda berikan akan sulit menunjukkan hasil atau bahkan gagal. Sementara itu, keadaan psikologis akan sangat berpengaruh terhadap "niat" dan "kesadaran diri" si anak.
Nah, berikut ini ialah beberapa tips serta catatan nan mungkin dilupakan banyak orang tua nan ingin melatih anaknya berpuasa sejak dini.
1. Biasakan Puasa Sunah
Puasa sunah ialah latihan terbaik buat memupuk pencerahan diri berpuasa. Karena dilaksanakan secara rutin tiap senin dan kamis, apabila sudah terbiasa, seorang anak secara otomatis akan berpuasa. Selain itu, rasa "biasa" ini akan menghilangkan rasa "berat" dan "enggan" berpuasa pada psikologis anak.
2. Makanlah Sebelum Lapar dan Berhentilah Sebelum Kenyang
Hadits Rasulullah ini sangat baik buat dipraktikkan, terutama buat mengontrol anak nan memang doyan makan. Anak banyak makan itu memang baik buat pertumbuhan. Akan tetapi, patut Anda pahami juga bahwa makan nan tidak dikontrol akan menyebabkan anak anda mengalami obesitas di usia dini.
Masih banyak orang tua nan menganggap bahwa anak nan gendut atau bertubuh fertile itu sehat. Sayangnya, pada kenyataannya tak selalu begitu. Pada prinsipnya, lebih baik mempertahankan proporsi (berat : tinggi) nan ideal buat anak daripada membiarkan anak makan secara berlebihan.
Kesulitan lainnya jika anak doyan makan, anak tersebut akan kesulitan mengendalikan rasa laparnya dan mudah tergoda makanan ketika berpuasa. Maka dari itu, biasakan anak Anda makan secara proporsional dan teratur.
3. Puasa Setengah Hari
Namanya juga latihan, jadi bagi anak, pembiasaan puasa itu harus bertahap. Salah satu latihan puasa nan dikenal luas ialah "puasa setengah hari".
Bangunkan anak Anda dan ajak ia sahur bersama. Sekitar pukul 11 atau 12, tanyakan padanya, masih kuatkah buat meneruskan? Apabila ya, biarkan dia terus berpuasa hingga tiba waktu buka. Apabila tidak, izinkan dia buat berbuka setelah adzan Dzuhur. Apabila si anak ingin berbuka sebelum tiba azdan Dzuhur, beri ia semangat dengan sedikit alasan.
Puasa setengah hari lebih cocok buat diterapkan bagi anak umur 5-7 tahun. Untuk anak umur 8 tahun ke atas sudah saatnya ditegasi buat dapat berpuasa sehari penuh. Memang betul bahwa puasa itu tak wajib buat anak-anak. Akan tetapi, kalau harus menunggu sampai kena hukum "wajib" baru dilatih, bukankah si anak sendiri nan akan kesulitan?
4. Tegas
Ada orang nan tua nan luluh ketegasannya di hadapan anak ada pula orang tua nan kelewat tegas terhadap anaknya. Tegas terhadap anak perlu diterapkan sebab ketegasan ialah tanda kedaulatan orang tua di rumah tangga.
Ketegasan juga bisa memupuk respek anak terhadap orang tua. Meskipun ketegasan seringkali disalahartikan anak sebagai "jahat", orang tua patut mempertahankan peran tegasnya sebab ini krusial dalam rangka menjaga ketertiban dan kedisiplinan anak.
Biarlah anak mengecap orang tua sebagai "jahat" atau "tak bersahabat" asalkan dia dapat terkendali. Anggaplah itu sebagai pengorbanan seorang orang tua.
Rahasia Puasa
Puasa memiliki banyak misteri di dalamnya, seperti menguatkan jiwa, mendidik kemauan, menyehatkan badan, menegnal nilai kenikmatan, mengingat dan merasakan penderitaan orang lain. Setelah mnegtahui rahasia-rahasia puasa tersebut, kita semua bisa merasakan kenikmatannya ketika menjalankan puasa.
1. Puasa Menguatkan Jiwa
Ketika menajalani kehidupan, tidak sporadis manusia menjalaninya dengan hawa nafsu nan berlebihan. Terkadang, seseorang menuruti semua keinginannya walaupun keinginan tersebut bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Oleh sebab itu, Islam memerintahkan buat memerangi hawa nafsu (berupaya mengendalikan hawa nafsu) dan tak membunuh nafsu nan mengakibatkan manusia tak memiliki keinginan terhadap segala sesuatu nan bersifat duniawi.
Jika kalah dalam memerangi hawa nafsu, "bencana" besar akan muncul sebab manusia nan dikalahkan hawa nafsunya sendiri akan berpaling dari Allah. Manusia seperti ini akan menuhankan hawa nafsunya nan condong mengarahkannya kepada kesesatan. Allah telah memerintahkan manusia buat memperhatikan masalah hawa nafsu dalam Al-qur'an, nan artinya: " Maka pernahkah kamu melihat orang nan menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya ". (QS 45:23).
Dengan melakukan ibadah puasa, manusia niscaya sukses mengendalikan hawa nafsunya sebab puasa membuat jiwa seseorang kuat. Dengan demikian, menusia akan mendapat derajat nan tinggi sama seperti malaikat nan suci. Ini juga akan membuat manusia mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit sampai sehingga semua doanya dikabulkan oleh Allah Swt.
Rasulullah Saw., bersabda: " Ada tiga golongan orang nan tak ditolak doanya, mereka ialah orang nan berpuasa hingga berbuka, pemimpin nan adil dan doa orang nan dizalimi ." (H.R. Tirmidzi)
2. Puasa Mendidik Keingijnan
Puasa sebenarnya mendidik manusia buat berkemauan sungguh-sungguh dalam hal kebaikan walaupun banyak hambatan ketika melaksanakannya. Puasa nan baik menjadikan manusia selalu mempertahankan keinginannya nan juga baik meski peluang buat menyimpang sangat besar. Rasulullah Saw., pun mengatakan bahwa puasa itu sebagian dari kesabaran.
Berhubungan dengan hal tersebut, maka ibadah puasa akan menyebabkan kekuatan rohani seorang muslim makin prima sehingga tak akan lupa diri ketika sukses meraih keberhasilan atau kenikmatan nan bersifat duniawi. Kekuatan rohani pun membuat manusia tak akan putus harapan saat mengalami penderitaan nan sangat sulit.
3. Puasa Menyehatkan Badan
Puasa nan dilaksanakan secara baik dan sahih akan berdampak positif bagi manusia, yaitu berupa kesehatan jasmani. Pernyataan ini tak hanya dikatakan oleh Rasulullah Saw., para dokter dan para pakar kesehatan global pun sudah membuktikan hal ini sehingga tak perlu lagi diragukan.
Para pakar ini mengatakan bahwa di saat tertentu, perut manusia harus diistirahatkan dari aktivitas memproses makanan nan masuk ke dalamnya, sama dengan mesin nan juga harus diistirahatkan. Islam juga telah menjelaskan tentang isi perut nan dibagi tiga, yaitu sepertiga buat makanan, seprtiga buat air, dan sepertiganya lagi buat udara.
Jenis-Jenis Ibadah Puasa
Bagi umat Islam, puasa merupakan sebuah ibadah nan dilakukan secara berkala. Ketentuan puasa bagi umat Islam diatur berdasarkan jenis puasanya. Namun apapun jenis puasanya, dalam agama Islam, puasa dilakukan mulai adzan Subuh hingga adzan Maghrib.
Ada banyak jenis puasa nan biasa dilakukan oleh umat Islam, yakni puasa Senin-Kamis, puasa Daud, puasa Ramadhan, puasa Syawal, puasa Arafah, puasa Sa'ban, puasa Hajat, dan puasa Nazar.
Jenis-jenis Puasa
Puasa Senin-Kamis dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Puasa ini merupakan puasa sunah. Bagi mereka nan menjalankannya, puasa Senin - Kamis dianggap puasa nan paling pas karena lima hari kemudian selain hari Senin dan Kamis, mereka dapat melakukan aktivitas makan dan berhubungan badan di siang hari.
Puasa Senin-Kamis merupakan jenis puasa nan bersahabat dengan manusia. Mereka masih dapat melakukan puasa di hari eksklusif dan tak memberatkan. Puasa Senin - Kamis baiknya dilakukan sepanjang tahun. Namun jika tak kuat, sebaiknya dilakukan selama satu bulan atau dua bulan tanpa henti.
Puasa Daud adalah puasa nan dilakukan mengikuti apa nan dilakukan oleh Nabi Daud. Nabi Daud melakukan puasa dengan cara seling sehari. Satu hari puasa, dan hari berikutnya (besoknya) tidak, dan lusanya puasa lagi, begitu seterusnya.
Misalnya puasa dimulai hari senin, maka selasa tak puasa, dan rabu puasa kembali. Begitu seterusnya dilakukan secara seling satu hari. Puasa Daud ini disunahkan dilakukan selama dua bulan berturut-turut. Jika dikumulatifkan, jumlahnya akan setara dengan puasa selama satu bulan di bulan Ramadhan, yakni puasa satu bulan penuh. Puasa Senin - Kamis atau Daud dapat dilakukan pada bulan apa saja, asalkan bukan merupakan hari Tasyrik yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah.
Puasa Ramadhan dilakukan pada bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan ini dilakukan selama sebulan penuh. Jika puasa Senin-Kamis dan Daud atau puasa lainnya merupakan puasa sunah, lain halnya dengan puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib bagi seluruh umat Islam.
Jika seseorang meninggalkan puasa Ramadhan secara sengaja maka hukumnya adalah dosa. Namun jika meninggalkan puasa sebab sakit atau menjalani perjalanan panjang, maka ia boleh menggantinya atau membayar puasanya setelah bulan Ramadhan.
Cara membayar puasa Ramadhan adalah dengan berpuasa selama hari nan kita tinggalkan buat puasa di bulan Ramadhan. Dapat juga membayarnya dengan membebaskan budak belian atau memberi makan fakir miskin.
Puasa Syawal dilakukan setelah Idul Fitri, yakni di bulan Syawal. Puasa Syawal sudah boleh dilakukan pada tanggal 2 Syawal. Lamanya puasa Syawal yakni selama enam hari. Puasa Syawal hanya dapat dilakukan pada bulan Syawal.
Pelaksanaannya dapat selama enam hari berturut-turut atau tidak, nan niscaya harus masih dalam bulan Syawal. Pahala orang nan berpuasa di bulan Syawal sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh.
Puasa Arafah dilakukan saat para calon haji melakukan wukuf di padang Arafah. Orang nan melakukan puasa Arafah sama dengan melakukan wukuf di padang Arafah. Puasa Arafah ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah namun ada pula nan berpuasa sejak tanggal 8 Dzulhijah.
Puasa Sa'ban adalah puasa nan dilakukan pada bulan Sa'ban. Bulan Sa'ban adalah bulan sebelum Ramadhan. Puasa di bulan Sa'ban ini biasa dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum dilakukannya puasa Ramadhan. Ada pula nan melakukan puasa Sa'ban di hari Senin-Kamis.
Di bulan Sa'ban, tidak hanya puasa nan dianjurkan namun amalan ibadah lainnya dianjurkan buat dilakukan dan digiatkan juga. Puasa Sa'ban dilakukan buat melatih diri menghadapi puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Puasa Hajat adalah puasa nan dilakukan sebab menginginkan sesuatu. Seseorang melakukan puasa sebab memiliki keinginan. Melalui puasa, insya Allah keinginannya akan dikabulkan oleh Allah SWT karena doa orang nan berpuasa paling didengar Allah SWT.
Sementara puasa Nazar dilakukan sebagai bayaran atau janji atas sesuatu. Biasanya seseorang berjanji jika dikabulkan doanya, maka ia akan berpuasa selama sekian hari. Untuk nazar ini, tak hanya puasa nan dapat dilakukan. Nazar atau janji dapat juga dalam hal lain, misalnya bernazar memakai jilbab, memberi makan anak yatim, bersedekah, atau lainnya jika keinginannya terpenuhi.
Puasa, apapun jenisnya, sejatinya melatih diri buat lebih taqwa kepada Tuhan dan melatih daya ikut merasakan kita terhadap sesama nan kekurangan makanan atau miskin. Puasa pun berfungsi sebagai pembersihan diri dari zat-zat kotor nan ada dalam tubuh.
Tingkatan Puasa
Ibadah puasa dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.
- Puasanya orang awam ( shaum al-'umum ), yaitu puasa nan dilakukan hanya sebatas menahan diri dari ha-hal nan membatalkan puasa, misalnya makan dan minum.
- Puasanya orang spesifik ( shaum al-khusus ), puasa ini dilakukan tak hanya menahan diri dari hal nan membatalkan puasa, tetapi juga berpuasa dari panca indera serta seluruh badan dari segala bentuk dosa.
- Puasanya orang istimewa, super spesifik ( shaum spesifik al-khusus ), selain menahan diri dari hal-hal nan membatalkan dosa dan berpuasa dari panca indera, hati nurani pun ikut berpuasa dalam strata puasa ini, yakni tak memikirkan masalah keduniaan.
Hikmah Puasa
Ibadah puasa Ramadhan nan wajib dilaksanakan oleh setiap mu'min merupakan ibadah nan ditujukan buat menghamba kepada Allah. Hikmah dari ibadah puasa ialah melatih setiap manusia buat sabar menjalani kehidupan. Sabar di sini ialah gigih dan ulet seperti nan tertera dalam Q.S. Ali 'Imran: 146.
Perintah ibadah puasa lebih menekankan ke dalam aktivitas sendi-sendi kehidupan, yaitu kemampuan kita dalam menahan hawa nafsu, termasuk makan dan minum. Salanjutnya, kita menjalankan keinginan Allah sepenuhnya sehingga kita bisa meraih taqwa. Perintah puasa jatuh di Kota Madinah ketika kondisi umat Islam waktu itu baru saja hijrah dari Mekkah sebab ditekan dari berbagai sisi kehidupan. Namun, di saat inilah terlihat sifat kesabaran, tak lemah, tak lesu, dan pantang mundur,dan semangat umat Islam buat bangkit menyebarkan Islam ke seluruh wilayah.
Waktu Haram Puasa
Waktu haram puasa merupakan waktu atau hari ketika umat Islam dilarang berpuasa. Hikmahnya yaitu saat semua orang bergembira, seseorang itu harus ikut bersama merayakan kegembiraannya. Waktu-waktu haram puasa di antaranya ialah sebagai berikut.
1. Hari Raya Idul Fitri
Hari Raya Idul Fitri ditetapkan pada tanggal 1Syawal dan merupakan hari kemenangan nan harus dirayakan secara bergembira. Oleh sebab itu, syariat sudah mengatur bahwa umat Islam tak diperbolehkan berpuasa. Umat Islam harus membatalkan pasanya dan tak berniat buat melakukan ibadah puasa.
2. Hari Raya Idul Adha
Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Zulhijjah dan hari itu umat Islam diharamkan buat melakukan ibadah puasa. Umat Islam disunnahkan menyembelih hewan qurban serta membaginkannya kepada orang miskin, kerabat, dan keluarga. Tujuannya ialah agar semuanya bisa merasakan kegembiraan dan marayakan hari raya kedua bagi umat Islam tersebut.
3. Hari Tasyrik
Tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah merupakan hari tasyrik. Umat Islam dilarang puasa pada ketiga hari tersebut sebab masih dalam suasana seremoni Hari Raya Idul Adha. Tapi, ada juga nan berpendapat puasa pada hari tasyrik hukumnya makruh.