Tempat Wisata Banyuwangi
Jika tinggal di pulau Jawa dan ingin pergi berlibur ke Bali melalui jalur darat, niscaya Anda akan melewati kota nan satu ini yakni Banyuwangi . Kota ini bisa disebut kota penghubung pulau Jawa dan Bali sebab letaknya di ujung paling timur pulau Jawa. Kota ini merupakan ibu kota dari Kabupaten Banyuwangi. Di sini terdapat Pelabuhan Ketapang. Pelabuhan ini menghubungkan pulau Jawa dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali.
Meskipun kota ini merupakan loka nan dilewati wisatawan dalam perjalanan menuju Bali, rupanya kota Banyuwangi juga cukup terkenal sebagai kota wisata. Selain loka wisata nan menarik, kota Banyuwangi juga memiliki sejarah, legenda, hingga kebudayaan nan sangat kaya. Tak heran, jika kota nan satu ini menjadi primadona nan memiliki majemuk loka dan kesenian menarik. Dengan keistimewaannya, kota ini dapat menjadi salah satu tujuan berlibur keluarga. Selain berlibur, Anda juga mengajak anak buat mengenal kebudayaan nan sangat bermanfaat bagi perkembangan mereka.
Sejarah dan Legenda Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi terdiri atas 24 kecamatan, mulai dari Pesanggaran, Silirangung, hingga Wongserojo. Kabupaten ini merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur nan lausnya hingga mencapai 5.782,50 kilo meter persegi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa. Pelabuhan Ketapang merupakan salah satu pelabuhan terkenal dan ramai sebab menghubungkan pulau Jawa dengan pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Berdasarkan sejarahnya, kota Banyuwangi ialah bagian dari Kerajaan Blambangan pada pertengahan abad ke-17 nan dipimpin oleh seorang pangeran bernama Pangeran Tawang Alun. Pada waktu itu, VOC menganggap Blambangan ialah wilayah kekuasaannya.
Pada akhir abad ke-18, terjadilah peperangan antara VOC dan Kerajaan Blambangan nan dikenal dengan Puputan Bayu pada tanggal 18 Desember 1771. Peristiwa ini akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi kota Banyuwangi.
Asal-usul nama Banyuwangi berasal dari cerita nan terkenal di Banyuwangi, yaitu cerita Putri Sritanjung. Cerita ini mengisahkan Putri Sritanjung dibunuh oleh suaminya di pinggir sungai sebab suaminya ragu akan kehamilan Putri Sritanjung. Suami Putri Sritanjung merasa tak percaya pada istrinya tersebut, padahal Putri Sritanjung benar-benar memiliki hati nan tulus dan jujur.
Suaminya menganggap janin dalam rahim Putri Sritanjung hasil perselingkuhan. Kemudian sang putri bersumpah dengan mengatakan: “Apabila darah nan mengalir di sungai berbau amis, berarti janin ini bukan anakmu. Tapi, jika baunya wangi, berarti janin ini anakmu”. Darah nan mengalir ke sungai ternyata bunya harum atau wangi. Hal ini membuat suaminya meyesal. Akhirnya daerah ini diberi nama Banyuwangi.
Legenda tentang Banyuwangi sarat dengan nilai kebudayaan masyarakatnya nan mengajarkan tentang kejujuran. Selain itu juga mengajarkan tentang pentingnya rasa saling percaya antara suami istri. Hal ini tentu menjadi salah satu kekayaan khasanah cerita rakyat Indonesia nan kental dengan nilai-nilai kehidupan nan bermanfaat hingga saat ini.
Suku, Budaya, dan Kesenian Tradisional
Ada beberapa suku nan tinggal di sini. Suku nan mendominasi ialah Suku Osing. Suku ini ialah penduduk orisinil Kabupaten Banyuwangi dan bahasa nan digunakan ialah bahasa Osing (salah satu ragam bahasa tertua bahasa Jawa). Budaya dan bahasa ini dipengaruhi oleh budaya dan bahasa Bali. Selain itu, di sini juga terdapat Suku Madura, Suku Bali, dan Suku Bugis.
Kebudayaan di Banyuwangi sangat unik sebab terbentuk dari perpaduan berbagai budaya asing dan lokal. Bahasa sebagai salah satu produk budaya nan dimiliki suku Osing juga dipengaruhi oleh bahasa dan budaya Bali. Sebagai loka nan menghubungkan Bali dan pulau Jawa, Banyuwangi juga menjadi loka rendezvous budaya-budaya nan bergam sehingga menghasilkan kebudayaan nan kaya dan berwarna.
Salah satu kesenian tradisional nan terkenal di kota Banyuwangi ialah Gandrung Banyuwangi. Tarian ini merupakan perwujudan dari rasa syukur masayarakat setiap usai panen, juga buat menghormati Dewi Padi nan dipercaya memberikan kesejahteraan bagi para petani. Gandrung ini merupakan perpaduan antara unsur budaya Jawa dan Bali.
Tarian ini dibawakan oleh seorang penari nan telah terlatih bersama dengan laki-laki nan disebut paju. Sebagai tarian nan diidentikkan dengan rasa syukur seusai panen, Gandrung mulai dibawakan dalam acara-acara generik seperti khitanan, perkawinan, tujuhbelasan, hingga acara lain sehingga tidak heran jika kota Banyuwangi disebut juga sebagai kota Gandrung.
Kesenian Tradisional lainnya, diantaranya
- Seblang
- Janger
- Rengganis
- Hadrah Kunthulan
- Patrol
- Mocopatan Pacul Goang
- Jaranan Butho
- Barong
- Kebo-Keboan
- Angklung Caruk
- Gedhogan
Alat Musik
- Gamelan Banyuwangi. Gamelan ini menggunakan “kuncling” atau triangle (alat musik berbentuk segitiga nan terbuat dari dawai besi tebal dan terdapat alat pemukul buat membunyikan kuncling .
- Kendhang (fungsinya sama dengan gamelan Sunda dan Bali).
- Kempul atau gong.
- Kethuk.
Sebagai loka rendezvous budaya nan beraneka ragam, seni music Banyuwangi juga mengalami modernisasi. Hingga saat ini, ragam musik nan memadukan gaya tradisional dan modern mulai bermunculan. Salah satunya ialah Janger Campursari nan mulai menggunakan unsur elekton nan dipadukan dalam musiknya. Selain itu juga ada ciptaan lain berupa Gandrung Kreasi, Kendhang Kempul Kreasi, dan Khuntulan Kreasi. Semoga saja, seni ciptaan nan baru ini tak membuat ragam musik khas Banyuwangi nan sudah ada sejak dulu tak ditinggalkan masyarakat.
Selain tarian dan ragam music, kota Banyuwangi juga terkenal dengan makanan khasnya nan unik dan lezat, yaitu Rujak Soto. Makanan ini merupakan kombinasi antara rujak dengan kuah soto babat dengan taburan emping melinjo.
Selain itu Anda juga dapat membeli oleh-oleh buat dibawa pulang ke rumah, yaitu pisang ambon, dan kue kering nan terbuat dari tepung sagu. Ada pula sego tempong nan merupakan nasi dengan tambahan kulupan, sambal pedas, dan ikan asin. Selain sego tempong, nan tidak kalah lezatnya ialah sego cawuk nan berupa nasi dan campuran kelapa parut dengan tambahan sambal.
Tempat Wisata Banyuwangi
Tempat wisata di kota Banyuwangi tidak kalah serunya dengan di Bali. Di Banyuwangi juga terdapat berbagai macam moda transportasi nan dapat dijangkau dengan mudah, seperti bus, kereta api, mikrolet, hingga colt. Loka wisata nan dapat menjadi pilihan liburan Anda antara lain
- Taman Nasional Alas Purwo
Tempat wisata nan menyuguhkan pamandangan alam berupa hutan nan eksotis.
- Desa Wisata Osing
Sebuah desa nan menjadi kawasan wisata dengan keunikan nan berupa budaya masyarakat, bangunan rumah, dan kesenian masyarakat.
- Kawah Ijen
Menampilkan pemandangan eksotis nan sangat menakjubkan dengan kaldera nan sangat biru dan pesona pegunungan nan indah.
- Taman Nasional Meru Betiri
Taman nasional nan berisi flora dan fauna nan langka dan dlindungi.
- Pantai Grajagan
Terdapat goa protesis nan dapat membuat pengunjung dapat melihat kawasan dari ketinggian.
- Pantai Plengkung
Surga bagi para peselancar dengan pamandangan dan ombak nan memanjakan mata.
- Pantai Rajegwesi
Pantai ini terkenal sebagai tempa peneluran penyu.
- Pulau Merah
Menyuguhkan keunikan tanah pantai nan berwarna merah, juga gunung kecil nan berada di tengah pantai.
- Watu Dodol
Pantai nan memiliki sumur air tawar dari bebatuan nan dipercaya bisa menyehtakan, selain itu juga memiliki bentuk batu nan unik, hitam, dan mengkilat.
- Gumuk Kancil
Wisata sejarah nan sangat menarik dengan candi nan merupakan perwujudan persatuan Jawa-Bali.
Ada pula wisata lain nan harus Anda coba, diantaranya :
- Air Terjun Wonorejo
- Perkebunan dan Air Terjun Kalibendo
- Pemandian Taman Suruh
- Mirah Fantasia Waterboom dan Istana Burung
- Alam Latif Lestari (AIL) Rogojampi
- Taman Wisata Pancoran Rogojampi
- Pantai Sukamade
- Pantai Trianggulasi
- Pantai Blimbingsari
- Telaga Umbul Pule
- Air Terjun Lider
- Kali Klatak
- Kolam Renang Jatisrono
Itulah profil singkat kota Banyuwangi. Sebelum berlibur ke Bali, tak ada salahnya mampir dulu ke kota ini. Selamat mencoba dan semoga perjalanan Anda menyenangkan!