Berdoa buat Ibu, Wujud Kasih Sayang Anakmu
Peristiwa terindah seorang ibu ialah hadirnya sang buah hati. Waktu mengandung sembilan bulan tidaklah terasa. Ibu mencurahkan perhatiannya pada sesosok mungil di perutnya. Setelah dilahirkan, ibu menyusui serta mendidik sang buah hati dengan penuh kelembutan. Beliau telah melahirkan, merawat hingga dewasa, dan senantiasa mendoakan kita sepanjang masa. Sudah selayaknya kita sebagai buah hati, melantunkan doa buat ibu setelah sholat.
Itulah sepenggal kisah sebagai bahan buat mengingat pengorbanan seorang Ibu nan begitu besar. Selama sembilan bulan, ibu mengandung dan senantiasa bersabar atas tingkah janin di dalam kandungan. Selama itu pula janin itu meninggalkan perih pada ibunya.
Sari makanan bergizi selalu diberikan setiap saat melalui ASI nan diperolehnya. Tangisan sang bayi membuat ibu merasa risi dan bingung. Namun, hal itu tidak harus dipikirkannya. Beliau tak marah bahkan memberikan tersenyum terindah buat sang anak.
Berikut ini beberapa kisah ibu dan anak nan dapat menginspirasi hayati ini.
Jika Engkau Sedih, Berdoalah buat Ibu
Ini kisah seorang anak perempuan nan merantau buat mencari ilmu di kota seberang. Tak terpikirkan sebelumnya, ibunya ternyata belum dapat merelakan kepergian anaknya ke kota tersebut. Hal nan wajar, sebab sang anak merupakan satu-satunya anak perempuan nan sangat dicintainya. Meski keinginan sang anak cukup mulia, yaitu menuntut ilmu.
Namun, ibunya nan sangat ia cintai belum dapat melepaskan dengan ikhlas. Sang anak terlihat begitu sedih melihat keputusan sang ibu. Sang anak monoton memberikan klarifikasi kepada ibunya, bahwasanya di loka itu tak akan berbuat hal nan aneh-aneh dan berusaha buat pulang ke kampung halaman secepatnya.
Ibu masih kuat pada pendiriannya buat tetap menolak permintaan sang anak. Anak tersebut selalu berdoa buat ibu, agar dapat mengubah pikiran dan menerima niat mulia anaknya. Dia selalu melantunkan doa buat ibu kapan pun, utamanya ketika sepertiga malam terakhir.
Hal ini sebab dengan berdoa buat ibu, akan mengalir terus sampai akhir hayat meskipun tak mampu tergantikan oleh uang. Suatu hari, ibu mendengar doa sang anak. Doa buat ibu nan sangat ia hormati selama ini. Dalam doa sang anak, terdengar bahwa dia sangat menyayangi sang ibu. Bentuk cintanya kepada sang ibu ialah kelak dia dapat membahagiakan ibunda dengan apa nan diperolehnya.
Keinginan sang anak buat merantau menuntut ilmu bukanlah semata- mata ingin melupakan ibunda. Bukan pula dengan niatan ingin mengganti nan pernah ibu berikan kepadanya selama ini. Bukan pula, sebab kesombongan sang anak dengan upayanya ke kota seberang.
Namun, semua ini dilakukan sebab niat tulus sang anak buat membahagiakan sang ibu. Sedikit kesuksesannya diharapkan dapat membuat sang ibu tersenyum bahagia. Keputusan merantau buat membuat ibu bangga di depan teman-teman arisannya. Verifikasi kepadanya bahwa ibu tak pernah salah melahirkanku meski saya terlahir dalam keadaan yatim.
Ibu tetaplah menjadi sosok nan luar biasa bagi anaknya.Ketika mendengar doa sang anak, ibu langsung memeluk tubuh anaknya dan menangis di hadapannya. Sang anak akan selalu menghormati ibunya sepanjang masa. Doa nan akhirnya membuat sang ibu luluh dan akhirnya merelakan kepergian sang anak perempuannya.
Setiap doa ibu merupakan keridhoan setiap aktivitas nan dilakukan sang anak. Meskipun dengan jatuhnya air mata ke bumi pertiwi, namun tangisan ini tidaklah lama berlangsung. Tangisan nan akan berujung pada kebahagiaan akan kesuksesan anaknya tersayang.
Berdoa buat Ibu, Wujud Kasih Sayang Anakmu
Pernahkah kita merasakan seletih apa ibu kita di rumah? Sudahkah kita peduli pada ibu kita sendiri? Misalnya dengan sekedar tersenyum, memijit bahu beliau, dan berkomunikasi dengan beliau. Sewaktu kecil, kita sering tertidur pulas ketika ibu menyentuh dan memijit pundak dengan belaian lembut.
Sekarang, saat ibu terlihat letih, kita selayaknya mengganti keletihannya dengan pijitan hangat dari kita. Itu sebenarnya juga wujud ber doa buat ibu . Paras nan dulu nan lembut sekarang sudah keriput ditelan usia. Tubuh nan dulu tegap berdiri sekarang sudah bungkuk sebab memikul beban. Rambut nan dulu nan hitam sekarang memutih. Semua itu menandakan usia sang ibu semakin tua.
Namun, semangat dalam diri tidak kunjung luntur ditelan usia. Keinginannya buat menyekolahkan anak- anaknya hingga perguruan tinggi, menjadi salah satu impian nan terbesar beliau selama ini. Kesuksesan nan diraih putra-putrinya, menjadi kebanggaan luar biasa bagi ibu.
Seorang ibu nan berada di salah satu kota di Jawa Timur, memeras keringat dengan cara nan unik. Sang ibu menghadapi kehidupan ini dengan sendiri, tanpa seorang suami nan membantu. Dalam pikiran ibu, harta nan paling berharga ialah sang anak.
Kini anaknya sudah lulus dari sekolah menengah keatas (SMA) dan ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Asa ibu hanyalah kesuksesan anak, ternyata beliau pun dapat menguliahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.
Selama perjalanan sang ibu dan anak, ternyata banyak pengalaman dan pengorbanan nan dilakukan sang ibu. Dalam kesehariannya, ibu selalu menawarkan dan menitipkan barang dagangan berupa makanan kecil dan gorengan ke toko, rumah, sekolah, maupun pak sopir angkutan nan menjadi pelanggannya.
Rasa malu dan letih, tidak menjadi penghalang baginya. Keringat nan mengucur deras di tubuhnya, menandakan kegigihannya dalam berkorban buat sang anak. Hari menjelang sore tepatnya jam 15.00. Dagangannya telah habis terjual. Beliau pun kembali ke rumahnya dan mengerjakan hal nan lain.
Sang ibu mengunjungi ke beberapa kompleks kuburan. Bukan buat berziarah, namun buat memungut kembang kamboja satu per satu. Bunga nan akrab dengan panggilan kembang kuburan ini, bentuknya khas dan harum baunya. Keindahannya sebenarnya tidak kalah dengan kembang mawar. Namun, sebab keberadaannya selalu di kuburan maka kebanyakan orang merasa takut dengan tanaman ini.
Setelah menawarkan dagangannya, Ibu selalu mengumpulkan kembang kamboja itu setiap sore. Dengan menjual kembang kering ini, ibu dapat menambah penghasilan. Bunga kamboja kering biasanya dijual dengan nominal Rp 20.000,00/kg- Rp 25.000,00/kg. Apabila menjualnya dalam bentuk kembang basah harganya Rp 3.000,00/kg.
Sang ibu lebih memilih menjual kembang itu dalam bentuk kering sebab harganya lebih mahal. Apabila ibu ingin mencapai satu kilogram kembang kamboja saja, ibu harus mengumpulkan 5 kg dari kembang kamboja basah. Tak hanya itu, bahkan ibu harus menunggu kembang itu kering selama 4 hari dan baru memperoleh hasil. Sedikit demi sedikit, uang hasil dagangan dan kembang kamboja dikumpulkan dan ditabung buat keseharian dan pendidikan anaknya.
Inilah luar biasanya seorang ibu. Bagi sang anak bahwasanya ibu merupakan sosok nan pantang menyerah, tekun, dan tentunya luar biasa. Dengan kondisi seperti itu, keluhan ibu seakan-akan tak pernah dibiarkannya berlarut-larut dalam hidupnya. Setiap hari tetap saja sang ibu bersyukur, beliau konfiden bahwa Tuhan masih memberikan tubuh nan sehat dan kuat buat melanjutkan kehidupannya beserta anak-anaknya.
Ibu ialah sosok istimewa dan anutan dalam hayati anaknya. Adanya kondisi seperti itu, sang anak berusaha membahagiakan ibu dengan upayanya mendapatkan beasiswa di kampusnya. Akhirnya, perjuangan ibu buat membiayai anaknya membuahkan hasil. Anaknya memperoleh beasiswa dan berprestasi sehingga dosen merekomendasikannya menjadi asisten dosen.
Sang anak hanya mampu melakukan sebatas itu. Namun, ada satu hal nan wajib dilakukan ialah selalu berdoa buat ibu sehari-hari. Karena sampai kapanpun, aku menyadari doa buat ibu masih belum dapat mengganti seluruh pengorbanan sang ibu selama ini. Doa seorang ibu sangat mustajab.
Demikian kisah ibu dan anak dalam kehidupan keras ini. Kekhawatiran seorang ibu nan melepas kepergian anaknya merantau dan juga kisah pengorbanan sang ibu buat membiayai anak-anaknya merupakan kisah inspiratif. Kisah nan bisa memotivasi hayati bahwasanya dibalik kesuksesan kita ada seorang ibu nan menyayangi.
Sudah selayaknya bagi seorang anak ialah memanjatkan doa buat ibu agar diberikan kemuliaan di akhir nanti. Semoga kisah ini dapat menjadi penyemangat hayati Anda.