Khotbah Pernikahan - Bahan Renungan buat Suami dan Istri
Khotbah pernikahan ialah salah satu hal wajib nan sine qua non dalam sebuah acara pernikahan. Isi khotbahnya ialah bagaimana seorang suami menggauli istrinya dengan baik dan bagaimana seorang istri melayani suaminya dengan penuh ketaatan. Seringkali diselingi dengan guyonan nan membuat kedua mempelai tersenyum malu.Tapi, sine qua non reformasi dalam khotbah itu. Ada informasi tambahan nan harus ada.
Refeomasi dalam Khotbah Pernikahan
Sisipan tentang sex education mungkin agak sulit diutarakan, tetapi bila bahasa perumpamaan nan digunakan, dapat jadi khotbah pernikahan benar-benar menjadi corong pendidikan sex nan baik. Mengapa?
Pertama, Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang mengalami malam pertama nan menyakitkan dan tak latif sama sekali. Ini terjadi sebab ketidaktahuan kedua pengantin baru dalam memulai kehidupan sex mereka.
Tidak sporadis ketika sebelum acara pesta pernikahan, kedua mempelai sama sekali buta tentang global ranjang mereka. Walaupun teorinya sudah banyak sekali tersebar di mana-mana termasuk internet, praktiknya masih tetap ada kendala. Pemberi khotbah pernikahan dapat menggunakan perumpaman seperti ini:
- Bila istri diperlakukan seperti ayam betina, maka akan sangat sulitlah bagi istri menerima perlakukan sang suami. Bagaimanakah perlakuan ayam jantan? Biasanya, ayam jantan melakukannya dengan terburu-buru dan akan pergi setelah mencampuri ayam betina.
- Tapi kalau menggunakan gaya kelinci, istri biasanya akan senang. Perhatikannya gaya kelinci berkasih sayang. Sang jantan akan merayu dan membelai sang betina terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke level berikutnya.
Kedua, pemberi khotbah pernikahan dapat melanjutkan isi khotbahnya mengenai masa-masa kehamilan. Misalnya dengan menyampaikan:
- Saat pembuahan berbuah buah, maka ini memasuki masa saat pengantin baru akan mendapatkan pengalaman baru sebagai manusia dewasa nan akan berusaha mendidik generasi baru. Agar pengalaman ini menjadi momen nan latif di antara ayah, ibu, dan calon anak, maka diharapkan ada kolaborasi nan baik antara ayah dan ibu agar calon anak juga ikut bahagia.
- Sering-seringlah mengelus dan membelai perut istri. Manjakanlah istri. Hamil itu berat dan jangan semakin membuatnya berat dengan memberi beban nan semakin berat kepada istri. Toh tak ada salahnya suami mengambil alih peran istri dalam menghidangkan makanan, mencuci baju dan piring, membersihkan rumah, dan sebagainya.
- Dengan semakin bahagianya istri, maka akan semakin bahagialah calon anak. Kalau istri bahagia, maka seluruh keluarga bahagia. Istri nan baik tentunya tak akan hanya berleha-leha dan mengambil laba dari kehamilannya. Tapi kalau ingin bermanja sesekali, tak jadi masalah.
Ketiga, Pemberi khotbah pernikahan harusnya sangat paham ilmu psikologi. Misalnya, dengan menerangkan dampak dari kalau sering bertengkar dalam rumah tangga.
- Emosi itu nyetrum. Satu marah, sekampung dapat marah. Begitu pun dalam kehidupan rumah tangga. Bila istri marah, suami dapat ikut marah. Bagaimana caranya agar tak menjadi marah? Kalau suami marah, istri langsung saja memeluk suaminya dan sebaliknya. Jadi tak marah-marah, kan?
- Kemarahan nan kerap terjadi akan mengikis rasa cinta dan sayang. Lama-kelamaan rasa benci dan tidak ingin bertemulah nan hadir di hati masing-masing. Bila hal ini sudah terjadi, maka kenangan manis hanya tinggal residu seratnya saja.
- Manisnya sudah hilang terbawa angin emosi nan bertiup terlalu kencang. Jadi, berhati-hatilah dengan emosi nan dapat saja menyulut orang nan awalnya saling cinta.
Keempat, Berilah citra konkret dari contoh nan ada di hadapan mata. Pemberi khotbah memanggil istrinya dan dengan mesra menyambut istrinya ke atas mimbar dan mencium kening istrilah sambil mengucapkan rasa terima kasih nan mendalam sebab sudah pasrah, rela, dan ikhlas mendampingi dirinya selama ini. Contoh ini tentu akan mendapatkan respon nan semarak dari para hadirin.
Setelah membahas reformasi dalam khotbah pernikahan, ada baiknya kita tambahkan juga materi khotbah seputar renungan buat suami dan istri.
Khotbah Pernikahan - Bahan Renungan buat Suami dan Istri
Khotbah pernikahan memang sangat perlu direnungkan bagi mereka nan baru saja menjadi pasangan absah suami istri. Khotbah perkawinan ini tentunya berisi amanat kebaikan buat kedua mempelai nan akan menjalani kehidupan rumah tangga selama hayati di dunia. Apa saja isi pesan dalam khotbah perkawinan itu? Berikut renungan dari khotbah perkawinan Islam.
1.Renungan Khotbah Pernikahan buat Suami
Berikut pesan nan terkandung dalam khotbah pernikahan bagi para suami.
- Pernikahan itu menyingkap sebuah tabir misteri bagi para suami. Istri nan Anda nikahi tentu tidak semulia seperti Khadijah, tak memiliki taqwa seperti Aisyah, dan tak memilki ketabahan seperti Fatimah. Istri nan dinikahi hanyalah seorang perempuan akhir zaman nan memiliki cita-cita menjadi wanita solehah.
- Sebuah ikatan pernikahan itu menyadarkan suami istri terhadap kewajiban keduanya. Seorang istri menjadi tanah, sedangkan suami menjadi langit nan menaunginya. Istri menjadi ladang tanaman, sedangkan suami menjadi pemagarnya. Seorang istri diibaratkan sebagai ternak, sedangkan suami diibaratkan sebagai penggembalanya.
- Istri ialah seorang murid dan seorang suami ialah mursyidnya. Istri itu diibaratkan seorang anak kecil, sedangkan suami ialah loka istri bermanja-manja dan berkeluh kesah. Saat istri menjadi sebuah racun, suamilah nan menjadi penawar dapat racun tersebut. Seumpamanya istri ialah tulang nan bengkok, maka suami harus berhati-hati meluruskannya.
- Pernikahan menyadarkan kita tentang pentingnya keimanan dan ketakwaan. Untuk belajar setahap demi setahap menuju rida Allah Swt., sebab mempunyai istri nan biasa-biasa, Anda sebagai suami justru akan tersentak dari kealpaan. Anda sebagai seorang suami bukanlah Rasulullah dan bukan pula Sayyidina Ali Karramallahuwajhah. Anda hanyalah seorang suami akhir zaman nan berusaha buat menajadi seorang suami saleh.
2.Renungan Khotbah Pernikahan buat Istri
Berikut pesan nan terkandung dalam khotbah pernikahan bagi para istri.
- Pernikahan itu menyingkap sebuah tabir misteri bagi para istri. Seorang suami nan menikahi Anda tak memiliki kemuliaan seperti Rasulullah saw, tak setakwa Nabi Ibrahim, dan juga tidak setabah Ayub, apalagi setampan Nabi Yusuf. Suami nan menikahi Anda justru hanyalah pria akhir zaman nan memiliki cita-cita dan keinginan memperoleh keturunan nan saleh.
- Sebuah ikatan pernikahan itu menyadarkan suami istri terhdap kewajiban keduanya. Seorang suami itu ialah pelindung, sedangkan istri ialah penghuninya. Suami itu ibarat nakhoda kapal dan istri ialah pengemudinya. Ketika suami menjadi seorang raja, istri mampu merasakan anggur singgasananya. Saat seorang suami menjadi jantung keluarga, maka istri ialah rusuk pelindungnya. Seumpamanya seorang suami bersikap bengis dan lancing, maka istri harus berhati-hati meluruskannya.
- Pernikahan menyadarkan sepasang suami istri tentang pentingnya keimanan dan ketakwaan. Untuk belajar setahap demi setahap menuju rida Allah Swt., sebab mempunyai isuami nan biasa-biasa, justru istri akan tesentak dari kealpaan. Seorang istri tidaklah seperti Khadijah nan sangat paripurna dalam menjaga. Seorang istri tidaklah juga seperti Hajar nan selalu setia dalam kesengsaraan. Istri hanyalah perempuan akhir zaman nan berusaha buat menjadi istri salehah.
Itulah pesan-pesan dalam khotbah pernikahan bagi sepasang suami istri. Mudah-mudahan Allah Swt., memberkati keduanya, mudah-mudahan Allah juga meningkatkan kualitas keturunan pasangan suami istri, menjadi pembuka pintu rahmat, menjadi sumber ilmu, sumber nikmat, dan memberi rasa aman. Amin .