Indonesia Merdeka dan Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Kemerdekaan merupakan hak dari semua bangsa nan ada di global ini, tak terkecuali Indonesia. Indonesia merdeka jelas merupakan sebuah tujuan primer ketika masa penjajahan melanda negeri ini. Bangsa nan sesungguhnya besar ini ingin bebas dari penjajahan. Segala upaya pun dilakukan.
Sejarah mencatat, bahwa kemerdekaan Indonesia baru dapat didapatkan setelah puluhan hingga ratusan tahun negeri ini dijajah. Keberadaan bangsa lain seperti Portugal, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Jepang di negara ini sungguh memberikan akibat traumatik nan cukup besar hingga bertahun-tahun lamanya..
Hal ini disebabkan sebab keberadaan mereka bukan sekadar mendiami negeri ini, tapi menjajah, memeras, memanfaatkan sumber daya alam nan berlimpah di Indonesia. Penjajahan dilakukan di semua bidang. Ekonomi, politik, hingga kemanusiaan.
Cerita-cerita tersebut menjadi cerita lumrah nan ada di buku-buku sejarah. Citra tentang perihnya masa penjajahan tersirat, baik dalam gambar maupun tulisan. Hal inilah nan membulatkan tekad bangsa Indonesia buat segera lepas dari penjajah.
Indonesia merdeka kemudian menjadi tujuan akhir dari masa kelam ini. Sebelum akan ada banyak hal nan dapat dilakukan setelah kemerdekaan didapatkan. Pembangunan secara mandiri, dan nan terpenting, tak ada penjajahan di negeri ini. Setidaknya itulah asa awal bangsa ini sesaat setelah merdeka.
Cerita Indonesia Merdeka
Indonesia merdeka pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 dan ditandai dengan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno dan didampingi Drs. Mohammad Hatta. Pembacaan ini bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.
1. Latar Belakang Cerita
Sebuah bom atom nan dijatuhkan oleh Amerika Perkumpulan di Kota Hiroshima ialah latar belakang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bom ini dijatuhkan pada tanggal 6 Agustus 1945 dan menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Satu hari kemudian, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Perubahan nama ini buat menegaskan tujuan dan keinginan rakyat mencapai kemerdekaan.
Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Amerika dan sekutunya setelah bom atom kedua dijatuhkan di Kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Momen inilah nan dimanfaatkan oleh Indonesia buat memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada 12 Agustus 1945, Jepang nan diwakili oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno bahwa Indonesia akan merdeka. Kemerdekaan bisa dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan, bergantung dari cara kerja PPKI.
Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke tanah air dua hari kemudian setelah menemui Marsekal Terauchi di Vietnam. Saat itu dalam cerita Indonesia merdeka, Sutan Syahrir juga mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sebab Syahrir menganggap rendezvous di Vietnam ialah tipu makar Jepang.
Jepang benar-benar menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada sekutu, golongan muda akhirnya mendesak golongan tua buat segera memproklamasikan kemerdekaan. Tapi, golongan tua tak mau terburu-buru sebab mereka tak menginginkan pertumpahan darah saat proklamasi berlangsung.
Soekarno dan Hatta kemudian mempersiapkan kedap dengan PPKI pada tanggal 16 Agustus buat membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan. Kedap ini akhirnya gagal dilaksanakan sebab Soekarno dan Hatta tak muncul. Ketidakmunculan mereka sebab adanya peristiwa Rengasdengklok.
Latar belakang peristiwa pemboman dua wilayah di Jepang secara langsung merupakan pintu gerbang Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaannya. Jepang sudah tak lagi berdaya upaya dampak peristiwa pemboman tersebut. Kelemahan inilah nan dimanfaatkan para tokoh proklamasi buat segera memantapkan kemerdekaan Indonesia.
Mereka tak mau lagi berlama-lama berada dalam status negara jajahan. Penjajahan harus segera dihapuskan dari Negara Indonesia ini. Begitulah kira-kira semangat nan dimiliki oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Soekerno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok oleh para pemuda pejuang pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Peristiwa inilah nan dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok. Tujuan membawa Soekarno dan Hatta ke sini agar mereka tak terpengaruh oleh Jepang dan meyakinkan Soekarno bahwa Jepang sudah benar-benar menyerah.
Para pemuda tersebut sepertinya risi jika Jepang berubah pikiran, dan semakin kuat mencengkram Indonesia. "Penculikan" nan dilakukan oleh pemuda tersebut bertujuan agar kedua tokoh krusial nan akan membawa Indonesia merdeka tak mendapatkan pengaruh nan jelek
Indonesia Merdeka dan Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Cerita tentang Indonesia merdeka pun berlanjut. Sehari sebelum dibacakannya naskah proklamasi, terjadi perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Tokoh-tokoh nan menyusun teks proklamasi waktu itu ialah Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo, sedangkan konsepnya ditulis sendiri oleh Soekarno. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi itu ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pada 17 Agustus 1945, pembacaan proklamasi dimulai pukul sepuluh pagi dan berlangsung di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56. Teks proklamasi ini dibacakan oleh Soekarno dan dilanjutkan pidato singkat. Ini menjadi peristiwa krusial dalam cerita perjalanan bagi kemerdekaan Indonesia.
Setelah itu, dikibarkan bendera Merah Putih oleh seorang prajurit PETA, Latief Hendraningrat dan dengan serantak para hadirin waktu itu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih) dijahit oleh Fatmawati. Hingga saat ini, bendera pusaka tersebut disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan rakyat Indonesia pada saat itu? Sebuah kemerdekaan akhirnya didapatkan. Perjuangan para pahlawan bambu runcing dalam melawan penjajah nan masuk ke Indonesia berakhir dengan sesuatu nan manis. Peristiwa demi peristiwa perjuangan rakyat Indonesia dibayar lunas dengan dinyanyikannya lagu kebangsaan dan dikibarkannya bendera merah putih.
Pada 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan dan menetapkan UUD sebagai dasar negara RI nan dikenal dengan UUD 45. Akhirnya, terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat. Atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan PPKI, Soekarno dan Hatta terpilih sebagai presiden dan wakil presiden RI pertama.
Perjalanan mendapatkan kemerdekaan berkahir dengan dipilihnya dua tokoh besar sebagai perwakilan Indonesia. Dua orang besar itu masih terus hayati hingga kini. Dari tangannya lah, estafet kepemimpinan negeri ini terus berlangsung hingga kini.
1. Isi Teks Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara akurat dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
2. Peringatan Proklamasi Kemerdekaan
Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirayakan dengan meriah setiap tahunnya oleh rakyat Indonesia. Berbagai perlombaan menghiasi seremoni ini, seperti:
- panjat pinang;
- balap bakiak;
- tarik tambang;
- sepeda lambat;
- makan kerupuk;
- balap karung;
- perang bantal;
- pemecahan balon;
- pengambilan koin dalam terigu; dan
- lari kelereng.
Predikat Indonesia merdeka memang sudah didapat, tapi perjuangan buat mempertahankan kemerdekaan ialah justru pekerjaan nan lebih berat. Ada hal-hal nan harus lebih diperhatikan daripada sekadar merayakan hari kemerdekaan setiap tahunnya.
Penjajahan oleh bangsa lain memang sudah sejak lama berhenti, tapi ada satu bentuk penjajahan lain nan jauh lebih menngerikan, yakni penjajahan oleh bangsa sendiri. Bentuk kejahatan sosial, seperti korupsi ialah bentuk konkret penjajahan nan dilakukan oleh sesama bangsa Indonesia.
Para koruptor ialah penjajah sejati! Cerita Indonesia merdeka bagi mereka ialah kebebasan memanfaatkan jabatan nan dimiliki buat mendapatkan laba pribadi nan sebesa-besarnya.