Manfaat Konduite Organisasi

Manfaat Konduite Organisasi

Apa kegunaan konduite organisasi ? Di dalam aktivitas kehidupan, hampir-hampir kita tak bisa lepas dari nan namanya organisasi. Mulai dari aktivitas rumah, bersinggungan dengan pihak lain, baik di sekitar perumahan, loka pekerjaan hingga bahkan sudah ikut nyemplung pada suatu wadah oganisasi.

Hanya saja, organisasi-organisasi tersebut ada nan memang sengaja dibentuk, ada pula nan secara otomatis terbentuk dan bahkan ada pula nan secara tak sadar terbentuk sendiri sebab keadaan.

Beberapa orang masuk pada suatu wadah organisasi buat mendapatkan laba tersendiri dan tentu beberapa nan lainnya menginginkan sesuatu nan bisa diambil dari kegunaan berorganisasi.



Apa Itu Berorganisasi?

Berbagai pengertian tentang organisasi merujuk pada sekumpulan individu nan terorganisir, terpimpin, terstruktur, dan saling bekerja sama buat mencapai suatu tujuan bersama nan telah disepakati. Jadi, bisa ditarik kesimpulan, orang nan mengikuti suatu wadah organisasi memiliki maksud dan tujuan nan jelas sinkron daengan maksud dan tujuan dari organisasi itu sendiri.

Lalu, apa kegunaan dari konduite organisasi secara generik bagi para anggotanya? Tentu tak semata-mata hanya buat mendapatkan ketenaran dan mencari pengalaman, terlebih bagi seorang mahasiswa , seseorang nan cukup haus akan kesibukan dan pengetahuan.

Secara garis besar, kegunaan dari organisasi tak bisa secara mudah dirasakan ketika baru memasuki suatu organisasi tertentu. Baik organisasi politik, sosial, kenegaraan, sekolah, hingga organisasi mahasiswa.

Seseorang nan menjadi anggota organisasi haruslah proaktif buat mencari celah-celah di mana ia bisa mengambil kegunaan dari perannya di sebuah organisasi.

Mudahnya, sebut saja suatu organisasi mahasiswa. Pada suatu saat, seorang mahasiswa masuk pada organisasi tersebut tanpa mengetahui seluk beluk tentang organisasi itu sebab ia hanya mengetahui bahwa organisasi itu bermanfaat.

Saat ia telah menjadi anggota, ternyata nan ia rasakan berbeda dengan apa nan ia yakini. Dalam organisasi tersebut, terlalu banyak pendapat nan berbeda sehingga memicu perdebatan panjang antar anggota, hingga sang mahasiswa tak bisa berlaku sinkron dengan perannya di sana.

Maka, sungguh sangat disayangkan ketika seseorang masuk pada suatu organisasi tanpa mengetahui latar belakang organisasi tersebut dan hanya ingin mencari pengalaman saja, akhirnya terjebak pada keadaan di mana ia tak bisa memanfaatkan perannya pada organisasi tersebut.

Kasus nan lain, misal seorang mahasiswa masuk pada organisasi pers mahasiswa. Di sana ia mengerti visi dan misi organisasi tersebut, paham tentang arah dan tujuan, serta apa nan ingin ia capai ketika ia memutuskan masuk pada organisasi tersebut.

Setelah ia masuk, ia mengambil perannya dengan cara mencari tahu apa nan bisa ia lakukan, menggali informasi dari rekan dan senior hingga ditugaskan terjun ke lapangan buat mencari berita, bertatap muka dengan narasumber, dan mendiskusikan apa nan telah ia bisa dari observasi nan ia lakukan.

Jika demikian, setidaknya ia telah memiliki kecakapan nan lain ketika ia masuk dalam organisasi tersebut. Beda lagi ketika seseorang masuk pada organisasi sosial kemasyarakatan, nan mana ia dituntut buat lebih militan mencari celah membuat aktivitas nan bertujuan memberdayakan masyarakat, menguatkan perekonomian hingga pelatihan-pelatihan nan berguna bagi masyarakat.

Apa nan ia kerjakan tentu akan lebih banyak bersinggungan dengan pihak luar. Peran seseorang di organisasi tentu dipengaruhi oleh organisasi apa nan ia ikuti.

Pada waktu seseorang memutuskan buat bergabung dengan sebuah organisasi, maka ada satu kunci terhadap keputusannya itu, yaitu kerelaan. Dia harus rela buat menyisihkan waktunya, dia harus rela pula buat menerima pendapat orang lain.

Kerelaan itu suatu saat akan dibayar dengan suatu kegunaan konduite organisasi nan bisa ia peroleh manakala ia bisa memanfaatkan perannya dalam organisasi tersebut. Bagi anggota nan acuh tidak acuh, jangankan mendapatkan kemanfaatan dari berorganisasi, kehadirannya pun nantinya akan menjadi ‘ada dan tiada’ saja.



Manfaat Konduite Organisasi

Salah satu pula nan menjadi kegunaan dari berorganisasi itu sendiri secara generik ialah memupuk rasa percaya diri. Percaya diri ialah suatu sifat nan sangat sulit buat dipupuk sebab berkaitan dengan personalitas seseorang. Entah hal tersebut sebab seseorang merasa bahwa ia merasa kurang, merasa malu, atau memandang dirinya tak bisa bersaing dengan orang lain.

Dengan ikut berorganisasi, manakala ia mau memanfaatkan perannya, secara otomatis kepercayaan dirinya akan tumbuh dengan sendirinya. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Ketika dalam sebuah musyawarah, mau tidak mau ia harus menyampaikan pendapatnya sebab apa nan ia berikan akan bermanfaat buat keberlangsungan kegiatan nan akan dilakukan, terlebih jika hal tersebut menyangkut tentang amanah nan ia emban.

Misal saja, organisasi nan bergerak pada bidang kesehatan nan akan melakukan kegiatan pengobatan perdeo dan orang tersebut mendapatkan tugas mencari sponsor agar kegiatan tersebut terlaksana.

Andai kata anggota tersebut hanya melakukan penugasan tanpa menanyakan secara detail apa nan harus ia lakukan, sasaran nan harus ia dapatkan tentu ia akan merasa kewalahan, maka secara otomatis ia akan bertanya dan menyampaikan pendapatnya.

Sekali, dua kali, akan terasa canggung, namun seiring berjalannya waktu hal tersebut akan menjadi biasa dan anggota tersebut secara tidak sadar memupuk kepercayaan dirinya di hadapan orang lain.

Belum selesai di situ saja, kepercayaan dirinya juga akan dipaksa bertumbuh ketika ia harus berjumpa dengan calon sponsor. Dia harus dapat menggunakan trik dan komunikasi nan baik buat menarik hati para calon sponsor agar mau mendanai kegiatan tersebut.

Semakin banyak ia berjumpa dengan pihak lain, semakin besar pula ia bisa memanfaatkan perannya dalam organisasi, maka semakin tinggi pula kepercayaan dirinya akan tumbuh.

Manfaat nan lain dari ikut berkecimpung pada suatu organisasi ialah belajar mengatur waktu dan menjadi tahan banting. Keduanya akan membentuk konduite disiplin.

Seperti uraian nan telah dijelaskan, bahwa ketika seseorang masuk pada suatu organisasi, maka ia harus merelakan waktunya. Bagi seorang mahasiswa (misalnya), hal tersebut tentu akan mengurangi waktu belajarnya dan waktu buat berjumpa dengan para sahabat serta keluarganya.

Namun, ketika ia sudah membulatkan tekad buat berorganisasi, perlahan tetapi niscaya ia bisa mengatur waktu dengan baik. Selain dari itu, ia juga dituntut buat mengerjakan segala sesuatunya dengan tepat waktu. Pada mulanya, mungkin perannya akan sedikit menyita waktu lain, misal waktu buat belajar terpaksa dikorbankan buat melakukan tugasnya dalam organisasi.

Akan tetapi, lama kelamaan, hal tersebut akan menyesuaikan diri, sehingga dengan waktu nan sedikit sang mahasiswa bisa melakukan tugas organisasinya serta tak menyita aktivitas belajarnya sebab mau tidak mau kegiatan tentu melakukan persiapan nan matang agar terlaksana.

Jika tugas nan diberikan terselesaikan lebih lama, maka persiapan menjadi tak matang. Masing-masing dari personil organisasi harus melakukan tugas nan diembankan dengan baik, tahan banting apabila berjumpa dengan klien nan membosankan dan arogan , tahan banting pula jika tugas tak terselesaikan dan mendapatkan teguran dari rekan kerja.

Dengan demikian, kegunaan konduite organisasi ialah sifat tahan banting akan tercipta, tanggung jawab terhadap tugas akan terpupuk, pengaturan waktu nan baik, dan terakhir ialah disiplin, sebab ia harus menyeimbangkan antara waktu buat dirinya serta waktu buat organisasi.