Sekelumit Kisah di Old Trafford dan Everton
Michael Owen ialah salah seorang pemain sepak bola legendaris dari Inggris. Namanya dianggap sebagai salah satu pemain Inggris tersukses nan pernah dimiliki negara asal sepak bola tersebut. Posisinya sebagai penyerang, cukup membuat pemain versus nan berada di jantung pertahanan harus ekstra hati-hati mengawalnya. Sebab, konvoi pemain ini cukup licin.
Michael Owen sanggup merepotkan pertahanan versus baik dengan bola maupun konvoi tanpa bolanya. Ia mampu menarik perhatian bek versus dan memberikan ruang mobilitas bagi pemain lain buat menciptakan peluang dan membuat gol kemenangan.
Gayanya nan stylish atau tak sekedar mengandalkan kekuatan fisik, menjadikan Michael Owen masih cukup disegani pemain lawan, walaupun berbagai cedera dan digerogoti umur nan menjadikan fisiknya tak setangguh saat masa jayanya. Cedera engkel dan lutut merupakan momok nan menjadikannya sempat absen beberapa lama di klub nan dibelanya.
Debut di tim nasional Inggris dimulai pada tahun 1998. Hingga kini Michael Owen tercatat sudah memperkuat tim tiga singa tersebut sebanyak 89 kali. Jumlah ini melebihi prestasi nan pernah dicatat oleh bek Mancehester United, Garry Neville. Sebab, meski sudah memperkuat tim nasional Inggris sejak 1995, Neville hanya memiliki catatan 85 kali memperkuat tim nasional Inggris.
Prestasi ini menunjukkan bahwa Michael Owen merupakan salah satu pemain bertalenta tinggi. Sehingga meski sudah berusia 31 tahun, namanya masih dipanggil oleh instruktur Inggris, Fabio Capello buat memperkuat Inggris pada Piala Global 2010 kemarin. Meski tak mampu membawa Inggris meraih target, namun penampilannya cukup lumayan sebagai seorang penyerang nan sudah berumur.
Profil Michael Owen
Owen terlahir dengan nama lengkap Michael James Owen. Lahir di Chester, Chesire, Inggris pada tanggal 14 Desember 1979. Karier profesionalnya dimulai dengan bermain buat salah satu klub perserikatan primer Inggris, yaitu Merseysiders pada tahun 1996. Pada tahun nan sama pula, Owen kemudian hijrah ke Liverpool, klub nan kemudian melambungkan namanya.
Hal ini sebab selama membela klub berkaos merah tersebut, Owen mencatatkan prestasi nan cukup fenomenal. Sepanjang kariernya disana, dirinya selalu menjadi top scorer atau pencetak gol terbanyak buat Liverpool setiap musimnya. Dan hingga pindah pada tahun 2003, torehan gol Owen buat Liverpool ialah 118 gol dari 216 kali bermain.
Prestasi nan pernah diberikannya buat Liverpool antara lain ialah gelar Piala Liga, FA Cup, Piala UEFA, Piala Eropa dan Charity Shield. Performa Liverpol pun menjadi terangkat dengan prestasi Owen di kotak penalti lawan. Liverpool selalu menjadi berada di zona piala Champion Eropa bersama Owen.
Kemampuan Owen inilah nan kemudian menjadikan Real Madrid meliriknya. Dana 8 juta poundsterling pun diguyurkan buat menarik Owen ke San Bernabeu, markas Madrid. Sayang, selama bersama Real Madrid, prestasi Owen tak secemerlang saat bersama Liverpool. Akhirnya, hanya satu musim saja dilewatinya bersama penguasa perserikatan Spanyol tersebut.
Owen pun kembali ke Inggris dan bergabung bersama Newcastle United. Kepindahanya ke St James Park, markas Newcastle ini diikuti dengan kucuran dana 16 juta poundsterling nan merupakan rekor transfer pemain pada tahun 2005.
Selama di Newcastle, Owen belum menemukan kembali permainannya seperti saat bersama Liverpool. Bahkan, ancaman cedera kerap menghantuinya nan menjadikannya sporadis diturunkan. Selama di Newcastle, Owen hanya bermain sebanyak 43 kali dan mencetak 18 gol. Sebuah prestasi nan sangat drastis jika dibandingkan dengan kemampuannya menjebol gawang versus saat bermain buat Liverpool.
Tahun 2008, Sir Alex Ferguson menariknya ke Old Trafford, markas Manchester United dengan status bebas transfer. Meski sempat diragukan kemampuannya, dengan kepercayaan Ferguson, Owen mampu menunjukkan kemampuannya dan kecerdasan bermain. Kerap dipasang sebagai pemain pengganti, namun mampu menjadikannya sebagai pemain nan kerap mencetak gol menentukan buat kemenangan United.
Sekelumit Kisah di Old Trafford dan Everton
Padahal isi saku MU sudah berat dari penjualan $ 131.000.000 seorang Cristiano Ronaldo ke Madrid, sehingga MU tampaknya dalam posisi primer buat cari pemain nan rada ngetop sengetop si CR7. Apalagi orang menganggap MU sedang banyak lubang di depan, Tevez pindah. Dan, dengan lubang pada kedua sisi kiri Ronaldo dan kanan Carlos Tevez, sepertinya hanya masalah waktu sebelum bakal munculnya nama besar pemain depan.
Tapi semakin banyak, nama-nama besar di bursa transfer Eropa, pengaturan gaya MU beda sendiri dengan di loka lain. Karim Benzema dan Franck Ribery – nan mulanya jadi potensi sasaran MU – dengan memiliki keduanya MU dapat setara dengan Real Madrid. Anehnya MU malah mengambil tindakan tak terduga. MU malah menandatangani pemain agen bebas, forward Inggris Michael Owen buat kontrak dua tahun. Jelas bermasalah di mata fans. Delapan tahun lalu, mungkin, ketika Owen ialah pemain terbaik Eropa saat masih jayanya bermain di Liverpool, orang tak bakalan ambil pusing, Owen gitu loh, si anak ajaib Anfield nan seluruh badannya seolah meriam terarah ke gawang. Tapi sekarang, pada usia 29, Michael Owen bukan lagi striker nan mematikan sebab sering dibayangi oleh risiko cedera.
Dalam beberapa tahun terakhir saja, ia telah menderita cedera pangkal paha, pergelangan kaki, hernia, masalah ligamen metatarsal dan lutut, menurut BBC. Dan, dalam empat musim dengan Newcastle, ia hanya membuat 79 penampilan dan mencetak 30 gol - ini dari pemain nan mencetak 30 gol musim sebelumnya dalam dasa warsa ini.
Dan itulah nan telah menjadi perjalanan nan aneh buat Owen, nan secara dramatis bermain meledak di Piala Global 1998 ditambah gol brilian melawan Argentina di babak kedua masih berdiri sebagai salah satu nan menarik dari turnamen. Bintangnya terus meningkat dengan nasib Liverpool meningkatkan sebab penampilan ciamiknya. Pada akhir musim 2000-2001 masa nan berkesan The Reds ', ia seorang diri membalikan final Piala FA melawan Arsenal dengan dua gol nya pada 10 menit terakhir.
Sempat pula mengingusi Jerman dengan dua golnya, pada pembantaian 5-1.. Tak lama kemudian, luka-luka mulai menyerang. MU nan kesengsem tak cukup duit buat menghalangi kepergian Owen ke Real Madrid nan mengontraknya pada tahun 2004, tapi waktu di Spanyol sebagian besar tak produktif dari sudut pandang individu. Lucunya, walau dia bermain dengan sangat efektif dan super tajam. Ia kembali ke Inggris ke Newcastle pada tahun 2005 di mana ia langsung jadi unggulan namun lebih banyak cederanya.
Kaarir di timnas Inggris juga telah berkurang akhir-akhir ini, dengan Owen mendapatkan hanya satu cap di bawah Manajer Inggris Fabio Capello. Mau pindah ke USA, mengikuti Beckham sama dengan menyerah, bagaimanapun, Owen ingin menang sealanya dan dapat masuk skuad menjelang Piala Global 2010, dan itu gagal, sebab Capello lebih percaya anak muda nan tak pernah dimainkan.
Tapi Manajer MU Alex Ferguson tampaknya bersedia buat mengambil kesempatan meledakkan Owen kembali. Tentunnya tak akan persis seperti masa jaya, ketika dia masih dapat dihargai mahal. Bahakn terlalu mengandalkan dapat menjadi bumerang, seperti keputusan saat lebih menyadangkan Owen di final champion versus Barcelona pada 2011, dibandingkan dengan Berbatov.
Karena, Ferguson konfiden pada saat bisa pemain tua nan ternyata madunya masih banyak diperas dan masih produktif semisal Henrik Larsson nan terbukti berguna buat United bahkan setelah cedera lutut selama setahun. Bedanya dengan Larsson ialah bahwa ruam cedera datang lama kemudian dalam karirnya. Untuk Owen, telah kisah empat tahun terakhir sentuhannya begitu terhambat, pun perkembangannya sebagai pemain. Selepas dari MU, Michael Owen malah dilirik Everton. Musuh bebuyutan Liverpool. Namun lucunya, menjadi klub kesayangan keluarga besar Owen dari masa ke masa.