Menggunakan Kekerasan tapi Tetap butuh Cinta
Tahukah Anda mengenai kehidupan suku Amazone ? Memang banyak versi nan mengisahkan suku kontroversial ini.
Salah satunya ialah nan menyebut bahwa Amazone berdasarkan tinjauan bahasa Iran kuno, nan berunyi "ha-mazana" dengan arti makna yakni "warriors" atau pejuang. Mengapa pejuang? Ternyata, usut punya usut, kata tersebut ditujukan bagi mereka para voluntir pejuang di pertempuran sengit Persia (492-448 SM).
Satu versi lagi, yakni Yunani nan menyebut bahwa Amazone memiliki makna buah dada nan hilang (breastless). Mengapa disebut buah dada yag hilang? Tertuju pada segolongan kaum perempuan pejuang nan sangat mahir dalam menggunakan panah.
Perempuan-perempuan yan mahir memanah tersebut diketahui tidak memiliki payudara nan sebelah kanan. Konon, satu payudaranya tersebut sengaja dipotong buat memudahkannya ketika memanah.
Dalam sebuah mitologi Yunani kuno, menyebut bahwa Amazonia (suku Amazone) merupakan sekumpulan pemanah perempuan nan mahir dan sangat terlatih. Amazonia dilukiskan bermukin di sekitar wilayah bahari Hitam (Turki sekarang).
Kebudayaan suku Amazone ini, nan menurut Herodotus, seorang sejarawan Yunani diteruskan oleh keturunan hasil penyatuan suku dan kaum Scythian nan disebut sebagai Sarmatians.
Lagenda Lagenda Nyata
Pernah lihat gambar wanita dengan satu payudara? Tampak aneh, tapi hal ini diperlihatkan dalam citra wanita dengan panah tersandang di pundak mereka melambangkan prajurit perempuan dari Amazon.
Menurut mitos, Amazon memang masyarakat dengan perempuan pejuang nan syahdan tinggal di utara wilayah Bahari Hitam sekitar 700 tahun sebelum abad kelima SM.
Dan mereka memiliki tradisi memotong satu payudara buat membuat cara prakti dalam menembak busur dan anak panah secra lebih mudah. Tapi ini belum pernah terbukti bahkan dalam mitos. Kata Amazon sendiri memiliki beberapa konotasi dengan payudara.
Perdebatan apakah Amazon eksis diintensifkan saat Jeannine Davis-Kimball, arkeolog kepala sebuah situs di Kazakhstan, melakukan ekskavasi situs pemakaman nan mendukung keberadaan prajurit wanita. Wanita nan ditemukan terkubur dengan senjata.
Tulang kaki melengkung dari kerangka seorang wanita buat membuktikan kehidupan dihabiskan di atas kuda, nan menurut Davis-Kimball ialah bukti partisipasi perempuan dalam kegiatan nan secara tradisional didominasi laki-laki di Yunani. Sebuah panah dalam tubuh wanita lain ternyata ialah penyebab kematian, bukti langsung dari partisipasi perempuan dalam pertempuran.
Mitologi Yunani menggambarkan wanita Amazon sebagai keturunan dewa perang, Ares, dengan nimfa laut, bernama Harmonia. Mereka menyembah Artemis, dewi perburuan dan persis di mana wilayah mereka berada, selalu diperdebatkan.
Herodotus percaya bahwa mereka mungkin telah menduduki stepa sepanjang Rusia Selatan. Cerita lain mengklaim mereka tinggal di Thrace atau sepanjang Pegunungan Kaukasus rendah di bagian utara Albania. Sungai Thermodon, di Asia Kecil, nan sekarang dikenal sebagai pantai Turki, tampaknya menjadi wilayah nan paling sering disebutkan dari wanita Amazon.
Kisah-kisah latif wanita prajurit dan perempuan haus darah bergemuruh di medan perang, kembali diceritakan dan berspekulasi lebih selama ribuan tahun oleh banyak budaya. Mitos Yunani diisi dengan cerita-cerita dari prajurit wanita Amazon dan pendayagunaan mereka, urusan cinta dan pertempuran.
Gambaran Modern Feminisme
Orang-orang Yunani, Romawi, dan peradaban awal lainnya menulis tentang atau digambarkan para pendekar dalam seni mereka. Nama Amazon telah bertahan selama berabad-abad sebagai istilah umum buat prajurit wanita.
Tapi sampai saat ini sporadis adanya sejarawan nan menerima asumsi para penulis antik dan artis sebagai sumber nan andal buat informasi tentang aspek-aspek lain dari masyarakat, mereka menolak pelukisan penulis dari prajurit perempuan Amazon dan menganggapnya sebagai mitos.
Wala akhirnya ada semakin banyak bukti bahwa wanita Amazon ialah sebagai sejarah konkret sebagai peradaban nan dapat dijelaskan. Jejaknya ada di sebagian besar kawasan Eropa, Asia Kecil dan Afrika.
Kota bernama Amazonium didirikan pada Pontus dan Pulau Patmos dan kota-kota antik nan banyak di Eropa, Asia Kecil dan pulau-pulau di Bahari Aegean, termasuk Smyrma dan Efesus, diklaim telah didirikan oleh para wanita.
Sejumlah koin bergambar wanita dibuat dan dicap oleh wedana kota buat memperingati pendiri Amazon dan patung-patung dan kuil-kuil nan dibangun buat menghormati mereka. Ini fakta bahwa wanita Amazon nan memang konkret telah dikuatkan oleh sejarawan Jessica Salmonson.
Menurut dia para prajurit wanita milik masyarakat matriarkal nan berbeda, salah satunya ialah klan prajurit wanita Libya nan berasal di Tritonia, sebuah pulau di lepas pantai Afrika. Bahkan Herodotus menulis tentang kekuatan militer Libya Amazon nan berada di menonjol di SM akhir abad keenam.
Menggunakan Kekerasan tapi Tetap butuh Cinta
Masyarakat Amazon digambarkan sebagai matriarkal. Pria itu tak ada gunanya selain buat keperluan kawin dan sebagai budak, melakukan pekerjaan nan secara tradisional dilakukan oleh perempuan.
Sebagian anggota badan dari laki-laki diamputasi sehingga mereka tak dapat memberontak dan melarikan diri. Bayi laki-laki nan baik diberikan saat lahir ke suku-suku tetangga atau dibunuh.
Sejak usia dini wanita Amazon dilatih dalam seni perang. Rupanya payudara kanan gadis Amazon muda dibakar oleh ibunya sehingga ia akan cekatan dengan berbagai senjata perang.
Cerita berlimpah tentang ratu Amazon nan berbeda nan ditampilkan dalam keberanian dan menghadapi pertempuran ialah kisah di India. Tentang Nyabinghi, lebih dikenal sebagai "ratu tersembunyi" nan mengalahkan Inggris dan menyelamatkan rakyatnya dari kehidupan perbudakan hina.
Ya Asantewa, seorang ratu Ashanti Ghana juga melambangkan semangat wanita Amazon ketika ia berkata "Jika Anda pria Ashanti tak akan maju, maka kita akan Kami para wanita akan maju menggantikan Anda.. Aku akan memanggil Anda sesama wanita. Kita akan melawan orang kulit putih kita akan berjuang sampai nan terakhir dari kita jatuh di medan perang.. "
Yang lebih unik, suku Amazone ini akan mencari laki-laki ke suku lainnya dengan maksud memuaskan interaksi seksualnya buat regenerasi. Mereka akan mencari setiap laki-laki di suku lain buat memuaskan nafsunya, dan setelahnya akan dibuang kembali ke suku dimana laki-laki itu berasal.
Apabila mereka melahirkan anak berjenis kelamin perempuan maka akan dipelihara sebagaimana mestinya. Namun, apabila rahimnya melahirkan anak laki-laki maka anak tersebut akan dibuang ke suku dimana lelaki nan membuahinya berasal, atau dibesarkan buat dijadikan budak.
Suku Amazone di Amerika
Sudah lama legenda suku Amazone dianggap punah (lietratur Yunani), inovasi mengejutkan disampaikan oleh penjelajah dari Spanyol, Francisco de Orellana pada abad ke-16. Orellana merupakan hulubalang ekspedisi Gonzallo Pizarro nan melakukan pelayaran sampai ke kawasan Amazon di benua Amerika Selatan.
Ekspedisi pertama dilakukan Orellana pada 1541-1542 dengan menyusuri sungai Amazone dari pantai Pasifik sampai ke pesisir Atlantik. Nah, dalam perjalanannya tersebut ia diserang oleh sekelompok orang nan semuanya perempuan.
Perempuan-perempuan bersenjata tersebut kemudian mereka sebut dengan nama Amazone nan diadaptasi dari kisah suku Amazone nan telah dianggap punah oleh Yunani kuno.
Sampai akhirnya nama "Amazone" diabadikan buat menyebut sebuah sungai nan sangat panjang membelah negara-negara Peru, Kolombia, Brasil di Amerika Latin. Termasuk juga nama hutan nan membentang sepanjang sungai diberi nama dengan hutan Amazone.