Seni Rupa Kerajaan Kushan

Seni Rupa Kerajaan Kushan

Kebudayaan India merupakan salah satu peninggalan peradaban kuno. Bukti kebudayaan tersebut ialah kesenian-kesenian India nan hingga kini masih dapat dilihat karyanya seperti seni lukis, seni arsitektur, dan seni patung. Lalu, tahukah Anda tentang peninggalan seni rupa India ?

Dalam seni rupa India, seni lukisnya bisa dikatakan kurang berkembang jika dibandingkan dengan 2 kesenian nan sudah disebut, yaitu seni arsitektur dan seni patung . Namun, seni lukis ini pernah mengalami masa jaya pada masa Ayanta di abad ke-5 Masehi.

Pada masa ini, perkembangan seni lukis India sangat pesat. Media seni lukis ini biasanya menggunakan dinding atau batu sebagai medianya sampai abad ke-18 Masehi.

Kayu menjadi bahan standar buat membangun kuil di India pada abad ke-2 sebelum Masehi sampai 4 Masehi. Kemudian, berkembang dengan menggunakan batu. Kuil tersebut digunakan sebagai loka ibadah memuja dewa dan tidak sporadis sebagai loka tinggal para biksu. Masa kejayaan arsitektur India diketahui pada abad ke-7 sampai 11 Masehi.

Arsitektur India terkenal dengan beberapa jenis bangunan, di antaranya stupa, sikhara, pagoda (meru), dan torana (gerbang). Bangunan-bangunan ini pada perkembangannya diikuti oleh negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Logam perunggu dan batu menjadi bahan standar pembuatan patung di India. Perkembangan seni patung di India juga ikut mempengaruhi perkembangan seni relief di India. Sama halnya seperti kuil, patung-patung ini dibuat sebagai wahana pemujaan kepada dewa-dewa nan diimani oleh penduduk India.

Seni patung India pada awalnya dipengaruhi oleh seni patung Yunani dan Romawi nan sudah jauh-jauh hari mempunyai kesenian membuat patung manusia nan mirip sekali dan detil. Seni patung tersebut kemudian diikuti oleh India dengan membuat patung manusia dengan objek nan berbeda.



Seni Rupa Dinasti Maurya

Perkembangan dan penciptaan seni rupa India turut dipengaruhi oleh penaklukkan terhadap penjajah oleh dinasti-dinasti India. Dinasti Maurya merupakan dinasti kerajaan pertama nan mampu menguasai daratan India. Dinansti ini didirikan oleh Changdragupta Maurya. Di bawah kepemimpinannya, ia sukses menaklukkan Yunani nan sebelumnya ditinggalkan oleh pasukan Iskandar Agung.

Tak heran, jika seni rupa patung di India banyak dipengaruhi oleh seni rupa patung Yunani. Pusat pemerintahan dinasti Maurya berada di Pataliputra. Wilayah kekuasaan dinasti Maurya di utara meliputi Kabul dan di selatan meliputi Khrisna. Adapun raja nan terkenal pada masa dinasti Maurya ialah Raja Asoka.

Seni rupa nan terkenal dari dinasti Maurya ialah pilar dan tugu Ashoka. Pilar memang lebih dulu dikenal sebelum adanya dinasti Maurya dan tetap terkenal setelahnya. Berbeda dengan tugu Ashoka nan mempunyai karakteristik khas.

Saat ini, tugu Ashoka nan masih utuh dan dapat diteliti terdapat di Lauriya Namdangarh di Provinsi Bihar. Tugu Ashoka tersebut berbentuk empat singa nan menduduki lonceng besar dan posisinya terbalik. Keempat singa ini posisinya saling membelakangi dan terdapat roda besar di atas kepala tiap singa.

Tugu Ashoka di Lauriya Namdangarh ini terbuat dari batu pasir setinggi 23 kaki dan seberat 50 ton. Tentu memerluakn perhitungan teknis nan seksama buat dapat membuat tugu Ashoka ini berdiri.

Seni rupa selanjutnya ialah gua protesis dari batu cadas. Bentuk gua ini ialah awal dari Chaitya. Cara pembuatannya dengan memotong bagian tengah batu cadas buat membuat ruangan pemujaan bagi dewa-dewa nan disembah. Besar kemungkinan, seni rupa gua protesis ini dipengaruhi oleh seni rupa Persia nan terkenal mempunyai keahlian memahat batu.

Contoh nan paling tampak dari seni rupa ini terdapat di Lomas Rishi. Gua protesis nan terbuat dari batu cadas ini motif hiasannya sangat menyerupai pahatan pada kayu. Yang tidak kalah menarik ialah pintu gua protesis nan berbentuk lengkungan nan tampak menjadi penyokong bangunannya.

Stupa sudah terdapat pada masa dinasti Maurya. Stupa masih menjadi bagian dari bangunan nan belum menjadi bangunan primer buat pemujaan dewa-dewa. Fungsi stupa buat menyimpan relik dan abu Buddha nan menjadi pusat pemujaan dan ritual.

Stupa nan jumlahnya puluhan ribu pada masa dinasti Maurya pada akhirnya hancur dimakan usia sebab bahan standar nan digunakan buat membangunnya ialah kayu. Padahal, lebih baik menggunakan batu nan kuat jika ingin awet. Stupa nan hingga kini masih awet ialah stupa Sachi. Pada saat ini, stupa tersebut sudah direnovasi menjadi lebih megah pada masa dinasti Andhra.



Seni Rupa Dinasti Shunga

Dinasti nan mengudeta berdarah dinasti Maurya ialah dinasti Shunga. Perebutan kekuasaan berdarah tersebut dilakukan oleh salah satu jenderal dinasti Maurya nan bernama Pusyamitra Shunga. Shunga sendiri beragama Brahmanisme, sehingga pada saat itu agama Buddha dipengaruhi oleh agama Brahmanisme walaupun pemujaan terhadap agama Buddha tetap kuat.

Pada masa dinasti Shunga, pemujaan penduduk India terhadap stupa semakin banyak dilakukan. Tak heran jika pada masa dinasti Shunga banyak dibangun stupa, chaitya, dan vihara. Dinasti ini berdiri sejak tahun 185 sebelum Masehi sampai tahun 73 sebelum Masehi.

Jika pada masa dinasti Maurya hanya mempunyai satu pusat pemerintahan, maka pada masa dinasti Shunga mempunyai dua pusat kepemimpinan. Pataliputra tetap menjadi pusat pemerintahan. Namun, di bidang administrasi dan seni, ada satu lagi pusat pemerintahan di Vidisa, yaitu di bidang agama dan pendidikan seni.

Tak banyak hasil karya seni pada masa dinasti Shunga sebab hanya melanjutkan dinasti Maurya. Hanya saja, variasinya lebih banyak dan bentuknya lebih kecil. Beberapa hasil karya seni pada masa dinasti Shunga ialah kompleks Bhaja nan merupakan kompleks pemujaan hasil perpaduan Chaitya Griha dan kompleks pemujaan di sekelilingnya.

Cara pembuatan Chaitya Griha ialah dengan memotong dan melubangi batu cadas berukuran besar sampai terbentuk ruang pemujaan terhadap dewa-dewa nan disembah. Ruang pemujaan ini ditopang oleh tiang-tiang di tiap sisi bangunan.

Ciri khas Chaitya pada masa dinasti Shunga ialah pintunya berbentuk tapal kuda nan ditopang oleh dua tiang di tiap sisinya. Adapun hiasan bangunannya, terdapat relief-relief nan menyerupai Vidika dari stupa Barhut nan berbentuk medali dihiasi motif floral nan disusun berulang-ulang secara geometris.



Seni Rupa Kerajaan Kushan

Kerajaan Kushan berkuasa di wilayah utara India. Kerajaan ini meninggalkan seni rupa nan memperlihatkan kekayaan sebab adanya pengaruh luar nan masuk ke India. Pengaruh tersebut masuk sebab faktor politik dan perdagangan .

Menurut penelitian para ahli, ada 2 genre besar dalam bidang seni pada masa Kerajaan Kushan, yaitu Gandhara dan Mathura. Patung menjadi media karya seni primer bagi kedua genre tersebut.

Aliran Gandhara banyak dipengaruhi oleh Helenisme sebab dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti lipatan kain nan simetris dan keluwesan sikap tubuh. Sedangkan genre Mathura nan sama-sama dipengaruhi oleh Helenisme, pada perkembangannya menjadi genre Ghupta nan lebih kuat dipengaruhi oleh seni rupa India.

Karya seni nan dapat menggambarkan genre Ghupta ini seperti Mahenjo Daro-Harappa. Inilah karya seni nan cukup populer hingga saat ini.

Peninggalan seni rupa India pada perkembangannya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh seni rupa lainnya berdasarkan kesenian , agama, dan produk kebudayaan lainnya. Hal tersebut terjadi sebab interaksi politik dan perdagangan dengan negara-negara lain, baik di Benua Asia ataupun benua nan lainnya.