Berlubangnya Lapisan Ozon dan Cara Melestarikan Bumi

Berlubangnya Lapisan Ozon dan Cara Melestarikan Bumi

Pengertian dari berlubangnya lapisan ozon bisa ditelaah menjadi tiga bagian nan tak bisa dipisahkan satu sama lain, yakni ozon, lapisan, dan berlubang. Apakah nan dimaksud dengan ozon? Kata ozon dalam kamus disebutkan lapisan udara nan terdapat dalam atmosfer berasal dari oksigen nan berubah sebab ada genre listrik dari petir nan datang bergantian dampak dari pengaruh ultraviolet nan disebut O3.

Lapisan ialah susunan, bagian, benda tipis digunakan buat menyadur benda lain, mempunyai lembaran tipis, berlamina, berlapis-lapis, bersusun-susun, bersaf-saf. Lapisan ialah susunan, deretan, bagian hasil melapisi, tingkatan. Ozonometer ialah alat buat mengukur kadar ozon di udara. Ozonisator ialah alat buat mensterilkan air dengan menggunakan ozon. Rusaknya lapisan ozon bisa menyebabkan suhu udara semakin meningkat dan bumi mengalami kerusakan nan kian lama kian "berat."

Jadi, dapatlah dikatakan bahwa lapisan ozon ialah "pelapis udara" atmosfer nan terdapat pada ketinggian 30 mil di atas permukaan bumi . Lapisan ini terbentuk sebab adanya pengaruh sinar ultraviolet matahari dari molekul oksigen.

Peristiwa dan kejadian ini sudah berlangsung sangat lama sekali, mungkin berjuta tahun nan lalu. Dengan adanya lapisan ozon, gas beracun nan terkandung dalam ozon tak sampai ke permukaan bumi. Sebab, racun ini berbahaya sekali melebihi racun biologi, pestisida, dan racun lainnya. Lapisan ozon tadi nan melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet.



Berlubangnya Lapisan Ozon dan Cara Melestarikan Bumi

Pertanyaan nan sering diajukan ialah bagaimana terjadinya proses berlubangnya lapisan ozon. Begini perjalanannya, matahari bersinar menyinari bumi. Dalam teori nan lain disebut matahari mengelilingi bumi ( heliosentris ), teori nan lain lagi mengatakan, matahari mengelilingi bumi (geosentris).

Keduanya saat ini masih menjadi perdebatan nan belum selesai. Tetapi, intinya ketika matahari bersinar, sinar matahari tersebut tak langsung mengenai bumi sama seperti "mata kita" nan tak bisa memandang langsung ke arah sinar matahari. Pandangan (sinar) langsung, baik dari bumi ke matahari, matahari ke bumi bisa mengakibatkan kerusakan.

Karenanya, di atas permukaan bumi pada ketinggian eksklusif (kira-kira 30 mil) terdapat sebentuk lapisan nan disebut lapisan ozon. Lapisan inilah nan "menyaring" gas beracun dalam ozon agar sinar ultraviolet nan datang dari matahari tak langsung "tembus" ke bumi. Mengapa demikian? Karena manusia membutuhkan udara (oksigen). Ingat, udara haruslah higienis jika tak ia akan berbahaya bagi ekosistem manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hayati secara keseluruhan.

Jadi, di saat nan bersamaan ketika matahari menyinari bumi dan bumi sedang melepaskan polusi dan zat berbahaya . Maka sinar matahari menyebabkan reaksi nan disebut klorin. Klorin inilah nan menghancurkan molekul ozon dan membuat lapisan ozon menipis. Ozon menipis membuat bumi (daratan), perairan (lautan), langit (udara) menjadi terganggu.

Rantai makanan akan semakin tak seimbang. Karenanya, tak heran di negara-negara maju isu lingkungan hayati dan dunia warming selalu menjadi isu terdepan sebab bukan hanya persoalan lingkungan, melainkan mengancam lumbung pangan global . Kepunahan manusia di ambang mata.

Sedangkan penyebab dari adanya lubang di lapisan ozon ialah dampak dari bahan kimia kloro fluoro karbon nan terdapat pada refrigrator (lemaris es pendingin atau biasa disebut kulkas), lalu pada gas spray aerosol, racun pestisida, polusi udara nan ditimbulkan dari peternakan (farm), asap pabrik, penggundulan hutan dan pembakaran lahan, sampah, imbas rumah kaca, bahan-bahan kimia bromin halokarbon, nitrogen oksida dari pupuk dan banyak lagi penyebabnya sehingga secara logika apabila terjadi kerusakan di bumi, maka terjadi pula kerusakan di langit.

Di antara semua itu, hutan ialah masalah nan sangat serius mengingat hutan ialah paru-paru bumi. Tanaman eksklusif seperti mahoni dan lain sebagainya bisa mengikat air sehingga apabila musim kemarau masih ada sumber air. Faktanya sekarang tak lagi demikian. Hujan kebanjiran dan kemarau kekeringan.



Pelestarian Bumi Upaya Menyelamatkan Kehidupan

Demi menyelematkan bumi kita harus segera bertindak! Jangan hanya membicarakannya dalam seminar, iklan , dan forum-forum. Terlibat dalam aksi nyata, tak perlu menyalahkan siapa-siapa, tak perlu mengajak siapa-siapa jika tak ada nan mau diajak. Namun, mulailah dari diri sendiri, dari nan kecil, mulai sekarang, saat ini. Jangan lupa sebarkan selalu melalui jejaring sosial, internet , dan social media bahwa bumi harus diselamatkan. Tidak bisa ditunda lagi sampai esok hari.

Upaya pengenalan tentang ozon nan rusak kiranya perlu diperbanyak dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini krusial sekali mengingat masih banyak nan belum mengetahui bahwa lapisan ozon itu rusak dampak dari ulah manusia. Manusia mengira selama ini dan berkeyakinan, "jika aku tak mengganggu orang lain, maka aku sudah berbuat baik." Dari sisi itu memang benar, tetapi bagaimana dari sisi tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Apakah kita sudah berbuat baik kepada bumi, kepada alam sekitar, pepohonan dan makhluk hayati lainnya.



Reduce, Reuse, dan Recyle

Cara nan paling generik dilakukan buat menyelamatkan bumi ialah dengan melakukan 3R ( reduce, reuse, recyle ) yakni mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang . Memisahkan sampah organik dengan sampah non-organik. Ekonomis di dalam penggunaan barang-barang dan tak boros di dalam memanfaatkan sumber daya alam .

Selain itu, pola hayati manusia nan semakin lama semakin tak seimbang dan sangat acuh terhadap lingkungan sekitar. Membuang sampah sembarangan sebab dianggap ada petugas sampah nan akan mengurusnya. Bukan hanya membuang sampah tetapi juga menghambur-hamburkan makanan dengan mengambil makanan nan melebihi porsinya. Contoh: ketika seremoni dan acara-acara sejenis.

Masih banyak nan minum air kemasan hanya sedikit saja setelah itu dibuang. Perbuatan demikian sungguh tercela sebab tak memikirkan betapa pentingnya air. Semua perangai tersebut kelihatannya sepele nan menjadi habit atau Norma sehari-hari. Coba bayangkan, jika semua orang melakukan satu saja perbuatan jelek . Apakah nan akan terjadi? Sekarang, bayangkan jika satu orang saja melakukan perbuatan baik sekalipun itu kecil. Bumi akan bisa terselamatkan.

Berlubangnya bagian lapisan ozon bukan sebab faktor alami seperti gempa bumi ( force majure ), melainkan sebab seluruhnya ialah faktor manusia. Lihatlah sekarang, pohon -pohon ditebangi, konversi huma pertanian semakin terkikis oleh derap laju pembangunan.

Seolah-olah segalanya buat industri, pabrik dan teknologi. Kita telah melupakan satu hal bahwa bumi sudah begitu banyak memberikan kehidupan kepada manusia dan manusia malah menelantarkan bumi, tak merawat bumi, malah kemudian merusak bumi. Kini, saatnya bergerak buat pemugaran bumi, pemugaran ozon. Bukan soal banyaknya pohon nan ditanam melainkan pohon nan hayati sudah berapa jumlahnya.

Sebenarnya apa dan bagaimana interaksi pelestarian bumi dengan lapisan ozon. Mudah saja, bumi ialah satu-satunya loka manusia hidup. Tidak peduli dari suku bangsa manapun, agama apapun, si miskin dan si kaya. Semuanya hayati dan tinggal di bumi nan satu. Jika bumi rusak , maka rusaklah semuanya termasuk lapisan ozon.

Jadi, jangan heran jika suhu bumi semakin memanas dampak mencairnya es di kutub utara-selatan, berlubangnya lapisan ozon, dan bala lingkungan pun semakin sering terjadi. Selamatkan bumi!