Kekayaan Bahari Indonesia - Taman Bahari dan Terumbu Karang

Kekayaan Bahari Indonesia - Taman Bahari dan Terumbu Karang

Potensi kekayaan bahari Indonesia sangatlah luar biasa. Menurut sebuah media massa, potensi kekayaan bahari Indonesia jika ditaksir dengan rupiah akan bernilai sekitar 14.994 triliun rupiah. Kisaran ini merupakan hasil perhitungan para pakar kelautan dan berbagai forum nan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.



Potensi Kekayaan Bahari Indonesia

Menurut perhitungan, Potensi nan dimiliki oleh bahari Indonesia itu luar biasa. Jumlah nan disebutkan itu berdasarkan kisaran hasil perikanan nan bernilai 31,94 miliar dollar AS. Selain itu, potensi wilayah pesisir nan masih alami sebesar 56 miliar dollar AS. Pengembangan bioteknologi bahari sejumlah 40 miliar dollar AS, ditambah keberadaan wisata laut 2 miliar dollar AS. Kandungan minyak bumi sebesar 6,64 miliar dollar AS serta peluang mengembangkan transportasi bahari sebesar 20 miliar dollar AS.

Sungguh angka nan sangat besar, bukan? Penulis sangat setuju dengan apa nan pernah diungkapkan oleh mantan Staf TNI Angkatan Laut, Slamet Soebijanto nan mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia tak perlu berhutang ke negara lain buat membiayai pembangunan. Cukup dengan pemanfaatan kekayaan bahari Indonesia pun semua pembangunan bisa dilaksanakan. Namun, nan terjadi adalah, bangsa ini tak sadar bahwa kekayaan itu berlimpah. Bangsa ini tak memiliki orang-orang cerdas nan punyai komitmen tinggi buat bekerja dan menyumbangkan pemikirannya secara tulus demi kemakmuaran bangsanya.

Kebanyakan ialah bahwa orang cerdas itu tidak mempunyai hati. Mereka tahu Indonesia kaya dan sangat kaya. Yang mereka lakukan ialah mengeksploitasi semua kekayaan itu demi memperkaya diri sendiri. Inilah mengapa begitu banyak orang super kaya di Indonesia. Mereka dapat membeli mobil dengan harga lebih dari 15 miliar rupiah. Mereka membuat pesta pernikahan mewah seharga 4 miliar rupiah. Kalau kekayaan itu dibagi merata kepada seluruh rakyat Indonesia, maka rakyat Indonesia ini akan dapat seperti rakyat Brunei Darussalam.

Negara Brunei juga kaya. Tetapi sultannya kaya hati sehingga rakyatnya pun ikut kaya. Semua serba gratis. Saking kayanya Brunei, jangan berharap ada taksi nan hilir mudik menawarkan jasanya. Kalau tidak ingin menunggu lama, telepon saja teman terdekat buat menjemput di bandara. Perlu diketahui bahwa pejalan kaki pun tak banyak di Brunei. Hampir setiap rumah mempunyai paling sedikit satu mobil. Mobilnya pun bukan mobil murah dengan strata kenyamanan nan rendah. Mereka mempunyai mobil mewah yang nyaman. Akankah Indonesia dapat sedikit berlega hati dengan menikmati kekayaan alam nan dimilikinya? Tidak semudah itu. Tantangan buat mewujudkan kesejahteraan semua rakyat Indonesia itu ialah satu perjuanagn nan sangt sulit dan rumit.

Paling tidak, ada dua potensi besar nan dapat diamati dan dapat langsung dikelaola buat memajukan kesejahteran rakyat negeri ini. Apa saja potensi kekayaan bahari Indonesia tersebut?



Kekayaan Bahari Indonesia - Perikanan dan Perdagangan

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, kekayaan bahari Indonesia nan dapat dieksplor sungguh luar biasa. Salah satunya ialah variasi jenis ikan dan biota bahari nan melimpah ruah. Selain itu, kekayaan bahari Indonesia nan masih dapat digali ialah potensi wisata, seperti taman bahari nan berjajar latif di sekitar perairan negeri ini.

Perlu kita ketahui bahwa hasil perikanan budidaya di Indonesia setiap tahunnya sekitar 46,3 juta ton. Hasil tangkapan bahari Indonesia mendominasi produksi penangkapan ikan di dunia. Hasil bahari Indonesia berkisar 52 persen dari produksi holistik tangkapan bahari dunia, yaitu 47,6 juta ton.

Bahkan, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), badan PBB nan menaungi berbagai informasi tentang pangan dan pertanian, pada 2006, Indonesia merupakan produsen ikan terbesar di global dengan bobot produksi sekitar 87,1 juta ton. Jumlah nan fantastik tersebut meliputi 4,4 juta ton di wilayah tangkap perairan Indonesia, sedangkan 1,8 juta ton lainnya berada di perairan Zona Ekonomi Tertentu atau ZEE.

Ekonomi global juga sangat bergantung dengan keberadaan negeri-negeri maritim seperti Indonesia. Menurut catatan pada 2006, lebih dari 80 persen perdagangan global melalui bahari dengan omset lebih dari 500 miliar dollar AS. Pada 2011, nilai tersebut ditaksir akan meningkat hingga 670 miliar dollar AS dengan pertumbuhan perdagangan nan bertambah lebih dari 40 persen pada 2020.



Kekayaan Bahari Indonesia - Taman Bahari dan Terumbu Karang

Tahukah Anda, terumbu karang Indonesia menyumbang 21 persen kekayaan terumbu karang dunia? Luas terumbu karang Indonesia sekitar 51 ribu kilometer persegi. Kekayaan bahari Indonesia dan keindahannya tidak perlu diragukan lagi. Badan turisme PBB atau World Tourism Organization, mempunyai evaluasi nan mengejutkan terhadap keindahan taman bahari Indonesia.
Badan ini memberikan index di atas 31 terhadap taman-taman bahari di Negeri Zamrud Khatulistiwa ini. Sebuah penghargaan nan luar biasa atas potensi kekayaan bahari Indonesia. Padahal, index taman-taman bahari ternama, seperti Great Reef di Australia, hanya 28. Taman bahari Kepulauan Karibia nan terkenal hanya 25. Bahkan, taman bahari Tahiti hanya mendapat index 21. Tentunya, index tersebut jauh di bawah taman bahari Indonesia.

Sayangnya, bukan hanya kita nan tak mengenal lebih jauh kekayaan bahari Indonesia nan melimpah ruah ini. Banyak di antara potensi berharga tersebut tidak terkelola dengan baik, malah ada sebagian nan sengaja dirusak oleh masyarakat negeri sendiri.



Kekayaan Bahari Indonesia - Taman Bahari Indonesia

Kekayaan bahari Indonesia nan tidak kalah menarik tentu saja ialah keberadaan taman bahari nan dimiliki Indonesia. Taman bahari nan dimiliki Indonesia, bukan hanya menyajikan pemandangan nan sangat indah, melainkan memberikan kebanggaan. Tahukah Anda, dari sekitar 24 taman bahari nan ada di seluruh dunia, mayoritas taman-taman bahari surgawi tersebut berada di Indonesia. Taman-taman cerminan surga tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Taman Bahari Padang di Sumatera Barat.
  2. Taman Bahari Bunaken di Sulawesi Utara.
  3. Taman Bahari Kungkungan juga di Sulawesi Utara.
  4. Pesisir Jawa Barat.
  5. Perairan Bali.
  6. Taman Bahari Gilis di Pulau Lombok.
  7. Taman Bahari Flores.
  8. Taman Bahari Alor di Nusa Tenggara Timur.
  9. Taman Bahari Rote juga di Nusa Tenggara Timur.
  10. Perairan Ambon di Maluku.
  11. Taman Bahari Saparua di sekitar Pulau Halmahera.
  12. Taman Bahari Banda.

Dari taman-taman bahari tersebut, lebih dari 75 persen jenis karang global bisa ditemui. Lebih dari 3000 jenis ikan hayati dan menghiasi perairan. Taman-taman bahari tersebut juga telah menjadi kawasan hutan bakau terbesar di dunia. Setidaknya, bila dikelola dengan baik, kawasan-kawasan taman bahari di Indonesia bisa bernilai sekitar 2,3 miliar dolar AS atau 21 triliun lebih setiap tahunnya.



Kekayaan Bahari Indonesia dan Masalahnya

Seperti nan telah digambarkan di atas, melimpah ruahnya kekayaan bahari Indonesia memang mampu memberikan sumbangsih terhadap global ekonomi. Namun, ada hal nan sepantasnya tak dilupakan oleh pemerintahan Indonesia, yakni soal keamanannya. Dua aspek krusial nan dimiliki oleh kekayaan bahari Indonesia itu sudah sepeti dua sisi mata uang nan tidak bisa dipisahkan.

Namun sayang, dalam hal ini, pemerintah terkesan tutup mata dan seolah tak terlalu menanggapi permasalahan mengenai banyaknya nelayan asing nan memasuki batas wilayah territorial kita tanpa izin. Bahkan nan lebih memprihatinkan, dari sekian banyak nelayan asing nan datang tersebut, beberapa di antaranya sengaja memasang bendera kesatuan Indonesia guna mendapatkan kebebasan dalam memaksimalkan kekayaan bahari Indonesia ini.

Tak bisa dipungkiri, buat urusan hukum dan tindakan tegas nan berkaitan dengan perairan Indonesia dari pemerintah sangatlah kurang atau bahkan dapat dikatakan tak tegas. Oleh sebab lemahnya konservasi hukum dari pemerintah terkait perairan dan kekayaan bahari Indonesia ini, maka banyak sekali kerusakan kekayaan bahari Indonesia nan dapat kita jumpai, seperti kerusakan terumbu karang dampak penggunaan jaring pukat harimau, penggunaan bom ikan, dan berbagai cara lain nan tak dianjurkan.

Oleh karena itu, butuh keseriusan, kecintaan, dan pemeliharaan nan bertanggung jawab dari setiap warga negara maupun pemerintah buat mengoptimalkan potensi kekayaan bahari Indonesia nan telah dianugerahkan Tuhan pada kita.

Negara Indonesia rasanya membutuhkan sosok-sokok nan peduli terhadap peraiaran dan kekayaan bahari Indonesia seperti Ir. Djuanda. Beliau membela batas wilayah Indonesia secara habis-habisan dalam sidang PBB pada Desember 1957. Beliau sadar, bangsa Indonesia ialah kaum bahari, sehingga kejayaan dan kedigdayaannya akan bersinar kala berinteraksi dengan lautan. Beliau sadar, nusantara ini akan besar dan tumbuh jika mampu memaksimalkan kekayaan baharinya.

Namun sayang, semangat nan dimiliki Ir. Djuanda tidak lagi dimiliki oleh para penerusnya. Pola pikir kapitalis nan dimiliki generasi sekarang secara perlahan akan merobohkan seluruh konstruksi kekayaan bahari Indonesia beserta estetika alam lainnya.