Jurnal Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa ialah tolok ukur nan lazim digunakan oleh setiap pelaku industri pendidikan di dunia. Baik nan meliputi siswa, guru, wali murid maupun institusi pendidikan itu sendiri.
Kenapa diistilahkan sebagai ‘industri pendidikan’, sebab pendidikan secara konkret menjadi denyut bisnis formal dalam perkembangannya selama ini. Meski sekalipun berawal dari rasa pencerahan akan pentingnya pendidikan nan bermutu.
Berdasarkan hal itu maka jurnal prestasi belajar siswa juga krusial dibuat dan diterapkan. Karena prestasi belajar harus mempunyai acuan nan niscaya buat menentukan baku keberhasilannya. Karena itulah jurnal prestasi belajar mesti dibuat.
Makna dari Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa ialah baku keberhasilan siswa dalam menyerap beban kurikulum di sekolah nan sangat tergantung pada metode pembelajaran sekolah itu sendiri. Sudah lumrah bahwa prestasi belajar nan tinggi ialah menjadi dambaan setiap siswa dan wali muridnya. Namun prestasi belajar itu mustahil didapat tanpa adanya proses belajar nan baik juga.
Pengertian dari proses belajar itu sendiri ialah suatu proses pemahaman dari atas suatu hal nan belum dimengerti menjadi mengerti, dari hal nan belum dapat menjadi bisa, dan perubahan konduite baru dari konduite nan lama serta pencapaian pemahaman baru dari pemahaman nan lama.
Memang inilah baku prestais nan ada saat ini. Seorang siswa akan dianggap berprestasi jika ia mampu buat mendaptkan hasil belajar nan tinggi. Hasil belajar ini ialah nan banyak berkaitan dengan nilai dari semua ujian nan diperoleh oleh siswa.
Inilah juga nan dipahami oleh hampir seluruh siswa nan ada di negara kita. Jadi, merekapun berusaha semaksimal mungkin buat mendapatkan apa nan menjadi baku generik ini yaitu nilai nan bagus dan tinggi.
Segala daya upaya dilakukan. Memang secara teori, semua hal ini tak akan pernah didapatkan kecuali dengan belajar. Dan memang itulah nan seharusnya dilakukan oleh siswa kita.
Memang sebagian siswa akan menerapkan konsep karena dampak ini. belajar maka akan jadi pintar dan mendapatkan nilai nan bagus dan tinggi. Merekapun belajar dengan sekuat tenaga buat menggapai tujuan dan cita ini.
Namun hal ini tidaklah banyak dipahami dengan sedemikian halnya. Ada sebagian pelajar nan hanya memahami sebagian saja di dalam hal ini. nan terpenting ialah tujuan nan hendak dicapai ialah nilai nan tinggi.
Untuk itu, sebagian siswa melupakan teori dasar bahwa belajarlah nan bisa menghantarkan mereka pada nilai nan tinggi ini. mereka seakan mengambil jalan pintas buat mendapatkan tujuan ini. segala usaha nan tak sahih dilakukan hanya buat mencapai nilai nan diinginkan.
Inilah nan menyebabkan kenapa saat ini banyak sekali kita jumpai usaha selain belajar buat mendapatkan nilai nan tinggi. Munculnya kenyataan menyontek di kalangan siswa mulai banyak terjadi. Entah itu menyontek atau mengopy jawaban teman nan dianggap pintar. Ataupun menyontek secara langsung dengan membawa buku pelajaran ketika ujian ataupun dengan membuat aat contekan sendiri.
Hal ini memang terjadi sebab saat ini siswa hanya diharuskan mencapai nilai nan tinggi saja. tanpa diajarkan buat benar-benar dipahamkan dengan pemikiran mereka akan pentingnya belajar.
Faktor-faktor Pencapaian Prestasi Belajar
Dalam setiap proses kehidupan selalu memiliki dua sisi nan belawanan, nan disebut dengan faktor. Ada faktor pendukung dan faktor pelemah. Sebagai wali murid ada baiknya Anda mengetahui faktor-faktor pendukung nan bisa memicu meningkatnya prestasi belajar.
Faktor pendukung ada dua, yakni faktor pendukung dari dalam diri dan faktor dari lingkungan.
Faktor dari dalam diri antara lain :
1. Kesehatan. Anak nan sering sakit mempengaruhi gairah belajarnya. Ditinjau dari psikologis anakpun, bila anak memiliki gangguan pikiran, perasaan tertekan maupun konflik dan kekecewaan juga akan mempengaruhi prestasi belajar anak. Hingga kesehatan fisik dan psikis anak sama krusial keduanya.
Faktor kesehatan ini akan mempengaruhi stamina anak dalam melakukan kegiatan belajar. Anak nan sehat tak akan pernah mengalami kesulitan buat belajar secara maksimal. Berbeda dengan anak nan sering mengalami sakit maka akan mengalami kesulitan buat bisa belajar dengan maksimal. Terlebih lagi, kondisi tubuh nan tidak sehat dan prima akan mengurangi stamina dalam belajar.
2. Intelegensi. Intelegensi mempunyai tujuh dimensi nan semi-otonom, yakni kinestetik fisik, visual spesial, matematik logis, musik, linguistik, sosial personal dan intrapersonal. Ketujuh dimensi semi-otonom tadi sangat berpengaruh pada kemampuan belajar anak Anda. Ketujuh dimensi tadi disebut sebagai teori Multiple Intellegence nan dicetuskan oleh Gardner.
Tingkat inteligence ini akan memberikan pengaruh dalam kecepatan anak dalam menangkap segala hal dalam materi pelajaran nan diberikan. Dengan ini akan mempengaruhi kemampuan anak dalam menyerap apa nan diberikan.
3. Minat serta Motivasi. Minat nan besar terhadap sesuatu bidang akan memudahkan proses belajar dilalui. Motivasipun bisa mendorong anak buat mau melakukan sesuatu. Motivasi lahir dari dalam diri maupun dari lingkungan.
Dengan minat dan motivasi nan besar maka anak akan terus melakukan kegiatan belajar dengan baik. Dan hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar nan diperoleh.
Lain halnya dengan anak nan tidak memiliki minat dan motivasi belajar nan tinggi maka ia akan melakukan kegiatan belajar secara asal-asalan. Sehingga hasil nan diperoleh pun tak akan begitu maksimal.
4. Cara Belajar. Di sini Anda harus lebih memperhatikan pada teknik belajarnya. Seperti, kreativitas dalam pencatatan buku, fasilitas dan loka belajar anak, pengaturan sistem waktu belajar, serta reward bagi anak bila bisa mematuhi sistem waktu belajarnya. Ke depannya, reward buat anak bisa dikembangkan lagi bila anak Anda bisa menunjukkan pula prestasi belajarnya.
Faktor dari lingkungan antara lain :
1. Keluarga. Kondisi interaksi kekeluargaan mempengaruhi keberhasilan studi anak. Seperti, interaksi baik antara anak dan orang tua, anak dengan saudara, anak dengan kakak dan adik-adiknya; ialah hal nan utama. Selain juga keadaan keluarga bila ditinjau dari hal lain, seperti pendidikan orang tua, kondisi rumah, serta status sosial dan ekonomi keluarga.
Dengan kondisi keluarga nan baik dan mendukung kegiatan belajar maka akan bisa menunjang kemudahan siswa dalam melakukan hal ini. sehingga hasil nan diperoleh pun bisa dimaksimalkan.
2. Sekolah. Kondisi fisik dan interaksi sosial sekolah loka anak Anda belajar. Seperti, jeda sekolah, lokasi dan letak sekolah, kondisi fisik kelas dan bangunan sekolah. Kemudian juga kualitas guru, rekanan sesama teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, serta perangkat kelas. Semua bertautan dan menjadi satu jalinan faktor lingkungan sekolah nan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Lingkungan sekolah nan ada di sekitar siswa akan sangat mempengaruhi keadaan siswa dalam belajar. Karena lingkungan inilah nan ada di sekitar siswa dan banyak menjadi loka berinteraksi siswa.
Layaknya bagaimana besarnya pengaruh lingkunga terhadap hal nan lain, demikian pula bagaimana lingkungan sekolah akan memiliki kontribusi nan begitu konkret terhadap pola pembelajaran nan ada di dalam siswa serta hasil pembeljaran itu sendiri.
Jika siswa berada di sekolah nan banyak menuntut siswa buat giat belajar maka siswa secara sadar atau tak akan terbentuk buat getol atau giat belajar. Temannya pun akan memberikan semangat tersendiri bagi si siswa buat giat belajar ketika teman ini juga giat belajar.
3. Masyarakat. Masyarakat loka anak bertempat tinggal ialah pemicu semangat atau tidaknya seorang anak buat belajar. Bila masyarakat sekitar anak cukup bermoral dan mempunyai latar belakang pendidikan nan cukup baik, maka anak akan menyerap hal-hal positif sebagai dukungan bagi anak buat berprestasi di sekolah. Namun kondisi sebaliknya akan menekan kesamaan anak dalam mengejar prestasi belajarnya.
4. Lingkungan Sekitar. Contoh konkret ialah suasana interaksi bertetangga, keadaan lalu lintas, iklim dan bangunan rumah.
Jurnal Prestasi Belajar Siswa
Ada banyak metode nan dipakai dengan maksud mengadakan pemeriksaan pada cara belajar anak sekaligus bertujuan buat menggenjot prestasi belajar anak. Dari metode nan sederhana hingga metode-metode nan diserap dari teori-teori pedagogi dan pembelajaran siswa. Semua metode-metode tersebut dituangkan ke dalam jurnal, dalam bentuk langkah-langkah nan mudah dimengerti oleh siswa.
Beberapa contoh nan biasa diterapkan pada siswa antara lain : Jurnal atau metode PAKEM pada pembelajaran matematika pada siswa SD. Penerapan jurnal atau metode Numbered Heads Together (NHT) buat meningkatkan prestasi belajar akutansi pada siswa SMK. Dan jurnal atau metode LKS (Lembar Kegiatan Siswa) nan generik dipakai di sekolah-sekolah.
Itulah beberapa klarifikasi mengenai jurnal prestasi siswa.