Bentuk Lain dari Kasih Sayang Orangtua Itu Bernama Nasehat
"Dia" ialah hal nan dianggap menggurui tapi sesungguhnya berbagi. "Dia" sesungguhnya ialah petunjuk nan tak berupa tanda panah. "Dia" nan entah dari mana datangnya tetapi menjadi sebuah dogma. Adalah nasehat . Rangkaian kata nan sekilas sok bijak tapi sesungguhnya menjadi bekal nan masuk akal.
Pintar Menempatkan Nasehat buat Anak
Masa muda, ketika darah belum berusia terlalu tua, luapan emosi menjadi hal nan seringkali terjadi. Sangat tak mengherankan jika mereka kemudian menjadi pribadi nan meledak-ledak, mudah terbawa arus dan sok hebat. Nasehat dari orang nan memang sudah seharusnya didengar kerap dianggap sebagai ocehan belaka.
Ketika membicarakan masalah kejiwaan, konduite anak muda nan seperti itu memang sebuah hal nan normal. Kesamaan buat mengabaikan berbagai nasehat nan masuk, sangat besar. Karena ketika nasehat diberikan dan mereka mengganggap hal itu sebagai ocehan, sesungguhnya ada sesuatu nan tengah terjadi di hati dan pikiran mereka. Sebuah kontradiksi antara apa nan dianggapnya benar, dengan reaksi orang-orang di sekitar.
Maka dari itu, masa muda umumnya sering juga dijuluki sebagai masa pencarian jatidiri. Mereka menimbang, baik dan jelek tanpa pegangan nan jelas. Dalam hal ini, nasehat dapat menjadi salah satu senjata ampuh buat menolong mereka. Sayangnya, tak semua nasehat mendapat sambutan baik. Ya itu tadi, nasehat cenderung diabaikan dan dianggap gak penting .
Nasehat bahkan dapat menjadi alat buat membangun jati diri si anak. Konteksnya sudah bukan lagi mencari jatidiri, tapi menciptakan jatidiri. Sebuah pembentukan jati diri nan dilandasi dengan nasehat-nasehat baik, kemungkinan besar akan mencetak anak-anak dengan konduite nan juga baik. Jangan tanyakan kenapa, sebab itu sudah seperti sebuah rumusan.
Lalu, bagaimana dengan anak nan di rumahnya selalu diperlakukan baik dan ia pun bersikap baik, tapi ternyata ketika ia berada di luar rumah, peringainya berubah? Jika ini nan terjadi, hal nan harus dilakukan ialah mulai memerhatikan lingkungan sosial anak. Karena bagaimanapun, manusia ialah makhluk sosial, ia hayati tak hanya dengan orangtua nan selalu memberikan nasehat, memberikan contoh baik, tapi juga dengan teman-teman nan datang dari majemuk latar belakang keluarga nan berbeda.
Pengaruh-pengaruh dari lingkungan sosial, memiliki peran sekian persen dalam membentuk kepribadian anak. Tapi, bukan berarti Anda membatasi pergaulan anak dengan teman-temannya. Hal nan perlu dilakukan dan ini sudah cukup membantu adalah, berikan nasehat nan sifatnya netral. Jangan secara langsung mengatakan bahwa temannya tak baik, tapi arahkan anak Anda buat dapat tetap bersikap baik di tengah teman-temannya nan berperingai kurang baik.
Mengapa nasehat seperti itu nan diberikan? Karena dengan begitu, Anda sudah memosisikan diri tengah berada di pihaknya dan seolah mengerti apa keinginannya. Dengan demikian, anak akan merasa nyaman. Akibat baiknya adalah, Anda tak akan dianggap sebagai guru cerewet nan membosankan, tapi teman dan sahabat nan asyik.
Pendekatan seperti ini jauh lebih ampuh daripada Anda berongsang dengan tangan di pinggang. Apa nan Anda maksudkan nasehat pun hanya akan berakhir sebagai ocehan kaleng rombeng di telinga anak. Jika demikian, komunikasi dua arah tak akan terjadi, masalah semakin menumpuk, jurang antara orangtua dan anak semakin lebar, kontrol sosial Anda terhadap anak mengendur, dan akhirnya, boom , seperti bom waktu, masalah besar nan berhubungan dengan anak akan mengejutkan Anda.
Menjadi orangtua sama sekali bukan pekerjaan mudah, setidaknya itulah nan banyak dibahas oleh para ahli nan berhubungan dengan global keluarga. Kewajiban buat memberi nasehat tak sejalan dengan hak mendapatkan "penghormatan" dari anak. Menghadapi hal ini membutuhkan mental nan kuat. Karena jika tidak, siapa nanti nan akan membimbing anak-anak? Siap nanti nan akan rela memberikan nasehat gratis, pagi, siang dan malam jika mental Anda "lemah"?
Nasehat Orangtua Adalah Santapan Rohani bagi Anak-anaknya
Percaya atau tidak, itulah kenyataannya. Sekeras apapun kepala seorang anak, niscaya akan luluh dengan kata-kata lembut bernada rendah dan belaian seorang ibu. Nasehat dapat "dikemas" dengan cara seperti itu. Ketika anak tumbuh dewasa, dia mulai dihadapkan pada keadaan hayati nan sesungguhnya, pencerahan betapa nasehat orangtua ialah penting, akan membawanya pada sebuah perubahan.
Ketika Anda memberikan nasehat, sekilas si anak memang seperti tak mendengarkan, tapi sungguh kalimat nan lirih dan penuh harap itu membekas di hati dan pikiran mereka. Itu ialah asupan bagi jiwanya nan dirasa kering. Ketika nasehat masih Anda berikan, bagaimanapun juga, anak akan merasa masih tetap diperhatikan.
Bandingkan hal di atas dengan seorang anak nan sama sekali tak dipedulikan oleh orangtuanya. Nasehat niscaya akan menjadi hal nan sporadis sekali terlontar dari mulut kedua orangtuanya. Dan itu, akan membuat jiwa si anak tidak tersirami kasih sayang. Akibat buruknya ialah si anak akan mencari "santapan rohani" di luar sana.
Melampiaskan kerinduan akan perhatian kepada hal-hal nan akhirnya bertujuan hanya buat diperhatikan. Parahnya, tidak jarang, hal-hal tersebut justru menjurus ke arah salah.
Jangan putus harapan buat memberikan nasehat kepada anak, sebab lambat laun, anak pun akan mengerti dan sadar bahwa betapa sayangnya orangtua kepada mereka. Ini memang membutuhkan waktu nan lama, sebab ini ialah sebuah proses. Sebuah proses seorang anak tumbuh menjadi dewasa. Masa-masa itu menjadi rentan jika tak ada andil orangtua di dalamnya, dan nasehat ialah hal sederhana penuh arti nan dapat Anda berikan.
Bentuk Lain dari Kasih Sayang Orangtua Itu Bernama Nasehat
Sesungguhnya di balik ocehan nan dianggap kolot dan basi, tersimpan sebuah kesegaran nan akan membuat jiwa dan ragamu kembali segar. Tidak percaya? Coba beberapa hari minta orangtua mendiamkanmu, dan rasakan apa nan terjadi. Sesak dan niscaya akan merasakan seolah kamu ada di global nan berbeda, bukan? Karena sesungguhnya, nasehat orangtua ialah ibarat air di gurun pasir.
Pernah berpikir buat apa kamu dilahirkan? Untuk apa ada dua orang tua di rumah nan biasa dipanggil ibu dan ayah? Ya buat itu, buat melindungimu. Melindungimu dengan cara mereka. Sebuah cara nan kadang justru dianggap ancaman. Salah satu cara mereka melindungi anak-anaknya ialah dengan memberikan nasehat.
Pemahaman tentang ini memang tak dapat dipaksakan. Sekuat apapun usaha buat meyakinkan bahwa nasehat itu ialah bukan sebuah ocehan belaka tanpa makna, selama anak belum merasakan sendiri tuah dari nasehat, maka usaha itu pasti akan sia-sia. Tapi orangtua tak akan pernah putus asa. Mereka tak akan pernah bosan membimbing dengan nasehat-nasehat.
Nasehat sederhana nan dapat jadi menjadi nasehat paling generik dititipkan adalah,
- "Pulang terlalu larut tak baik bagi kesehatan." Nasehat itu terdengar sangat mennggurui, tapi sesungguhnya ada kekhawatiran mendalam di hati orangtua. Bahwa membiarkan anaknya berada di luar rumah dalam keadaan gelap sama sekali tak nyaman. Apapun dapat terjadi pada anaknya, dan itu ialah hal nan paling tak diinginkan oleh orangtua manapun.
- "Terlalu banyak main tak baik buat nilai-nilai ujianmu." Nasehat ini seolah melarangmu buat bermain. Sadarkah bahwa ini juga merupakan bentuk kekhawatiran. Orangtua khawatir, jika nilaimu buruk, kamu tak lulus, kamu lalu bersedih. Dan hal itulah nan sebisa mungkin ingin dihindari orangtua, melihat anaknya bersedih.
- "Jaga diri, jangan telat makan, istirahat nan cukup, ibadah nya jangan ditinggal." Nasehat nan ini biasanya didapat oleh seorang anak nan hayati jauh dari orangtuanya. Jeda nan jauh sesungguhnya memberikan kekhawatiran nan besar. Rasa was-was selalu menghantui setiap saatnya, tapi nan keluar dari mulut kedua orangtua pada akhirnya hanya itu. Di tengah kekhawatiran orangtua, mereka masih memikirkan kenyamananmu. Mereka tak ingin kamu berpikiran bahwa mereka masih menganggapmu anak-anak.
Pada akhirnya, nasehat orangtua akan terasa berharga ketika kita sudah mulai mengerti. Sudah mulai tumbuh menjadi dewasa dan mulai berhadapan dengan kerasnya kehidupan. Nasehat nan diberikan sejak kamu kecil, nan dianggap basi sesungguhnya ialah bekal kehidupan nan tak pernah basi.