Ilmu-Ilmu Yang berkaitan dengan Arsitektur
Belajar arsitektur bukan hanya sekadar merancang konstruksi bangunan, tapi banyak hal nan harus dikuasai. Pada dasarnya arsitektur ialah ilmu dan seni nan mempelajari mengenai rancangan bangunan. Arsitektur secara etimologis berasal dari bahasa latin, yaitu architectura . Sedangkan dari bahasa Yunani ialah arkhitekon nan artinya tukang bangunan atau tukang kayu.
Sedangkan pengertian secara luas arsitektur ialah ilmu dan seni nan mencakup rancangan dan membangun holistik lingkungan binaan, nan dimulai dari level makro yaitu meliputi proses perencanaan, perancangan kota dan arsitektur lanskap sampai ke taraf mikro berupa rancangan dan pembangunan desain bangunan, produk, interior , dan lain sebagainya.
Orang nan melakukan proses arsitektur dikenal dengan sebutan arsitek. Jika belajar arsitektur maka akan mempelajari desain objek, perancangan, dan pembangunan nan dimulai dari lingkup nan terkecil sampai lingkup nan besar dengan sangat detail.
Belajar arsitektur bukan hanya belajar menggambar saja, tetapi juga belajar bagaimana sebuah ide dan gagasan dituangkan dengan memahami pula lingkungan dan ilmu rancang bangun, seperti struktur, bahan-bahan bangunan, dan masih banyak lainnya.
Arsitektur ialah ilmu ini sangat unik. Unik sebab di dalamnya menggabungkan dua aspek disiplin ilmu ke dalam satu profesi, nan pertama art (seni) dan science (pengetahuan). Mata kuliah wajib nan akan dipelajari ialah komunikasi grafis, menggambar secara manual, dan membuat model CAD, fisik.
Pada umumnya ilmu arsitektur ialah ilmu nan digunakan buat menciptakan ruang nan berdasarkan pada tiga prinsip nan dikemukakan oleh Vitruvius, arsitek nan menulis buku “De Architectura”, nan ditulis pada zaman Romawi Kuno. Tiga prinsip atau dasar arsitektur menurut Vitruvius adalah:
- Kekuatan ( fimilitas )
- 2. Fungsi ( utilitas )
- 3. Estetika ( Venustas )
Ruang-ruang nan diproses melalui kegiatan konstruksi tersebut digunakan oleh manusia sebagai loka tinggal atau ruang-ruang aktivitas lainnya. Oleh karena itu arsitektur indentik dengan proses rancang sebuah bangunan nan memiliki peranan sangat krusial dalam menyumbangkan pengetahuan dan peradaban manusia.
Seni dalam Arsitektur
Jika ingin belajar arsitektur, aspek seni ialah hal nan krusial dalam sebuah konsep perancangan sebuah karya Seni akan berkaitan dengan nilai-nilai estetis nan terdapat pada sebuah bangunan. Tak sporadis karya-karya arsitektur dijadikan sebuah prestise, ikon kota, di sebuah kota atau negara.
Sebuah bangunan selain memiliki dan mempertimbangkan fungsinya juga harus memiliki nilai secara keindahan keindahan, nilai-nilai filosofis, estetika visual nan mampu memiliki daya tarik besar dan memberikan nilai tersendiri buat bangunan itu.
Bangunan nan kurang memperhatikan estetika akan nampak kurang menarik, juga bisa menimbulkan kesan negatif bagi nan melihatnya, Bangunan bisa memengaruhi manusia dari sisi psikologisnya, secara sadar atau tak sebuah bangunan dapat memberikan suasana dan akibat nan postif bagi orang-orang nan melihatnya, terutama orang-orang nan tinggal di dalamnya.
Aspek sains diaplikasikan pada proses pembangunan, sebab rancangan nan dibuat oleh seorang arsitektur tak lepas dari aspek teknis agar bangunan bisa berdiri dengan kokoh dalam jangka waktu nan lama. Oleh sebab itu belajar arsitektur perlu juga dibekali pemahaman mengenai material bangunan, jenis-jenis struktur bangunan, dan mengetahui mengenai hal-hal menyangkut sumber daya nan dibutuhkan.
Seorang arsitektur memang perlu memahami kapasitas teknologi. Oleh karenanya seorang arsitek harus mampu menerapkan dan memahami prinsip-prinsip nan sudah dipelajarinya.
Ilmu-Ilmu Yang berkaitan dengan Arsitektur
Belajar arsitektur dan mengambil profesi menjadi arsitek tak hanya memahami segi estetik dan teknis saja, namun ia harus memahami dan mempelajari bidang lainnya nan berkaitan/ berhubungan dengan aspek fungsi sebab hasil karya arsitektur berhubungan dengan kehidupan manusia secara langsung dengan segala jenis kegiatan nan beraneka ragam.
Jurusan arsitektur di perguruan tinggi pun mengajarkan kepada mahasiswanya bukan hanya sekadar mempelajari bangunan dan infrastrukturnya saja, tapi juga mempelajari pengetahuan dasar dalam ilmu sosiologi sampai wacana seputar global politik dan ekonnomi nan berkaitan dengan praktik kerja arsitektur.
Mahasiswa juga akan diajarkan mengenai aspek pengetahuan dan lingkungan nan meningkatkan tanggung jawab dalam hal konsep nan berkelanjutan, bangunan atau karya seorang arsitek akan bersinggungan dan berintegrasi dengan lingkungan di mana bangunan tersebut berada.
Misalnya seorang arsitek nan mendesain bangunan sebuah ruang pertunjukan harus mengetahui segala macam nan berhubungan dengan aktifitas nan akan dilakukan di dalamnya, mulai dari panggung, loka duduk, koridor atau lobi, ruang administrasi, ketinggian ruang, posisi kursi penonton sampai dengan berapa jumlah toilet dan ruang rias. Bahkan ada ruang nan membutuhkan spesifik seperti ruang buat teknisi lighting (tata cahaya) dan lain sebagainya.
Di sini seorang arsitek harus mampu memosisikan dirinya sebagai seorang pemain nan berdiri di atas panggung, penonton nan duduk di kursi , sebagai penata lighting , dan lain sebagainya. Selain memperhatikan aspek-aspek tersebut seorang arsitek tak akan melupakan segi estetis dan teknis pada saat masuk proses konstruksi.
Dari gambaran di atas, jelas nampak bahwa seorang arsitek harus mampu mempelajari ilmu-ilmu lainnya nan kompleks dan ruang lingkup nan sangat luas. Adapun disiplin ilmu nan harus dipelajari jika ingin belajar arsitektur antara lain ialah sebagai berikut.
Psikologi
Seperti nan sudah dijelaskan di atas, sebuah bangunan akan memengaruhi orang nan melihat dan juga orang nan menempatinya. Estetika secara visual secara tak sadar akan tertanam di diri benak orang nan melihatnya. Oleh karenanya seorang arsitektur harus mempelajari dan memperhatikan kerja otak nan membentuk persepsi nan diterimanya melalui panca indera. Salah satu contohnya ialah Feng Sui nan menerapkan pola psikologis dalam sebuah bangunan.
Geografi, Geodesi, dan Geologi
Bangunan berdiri di atas permukaan tanah. Hal ini berkaitan dengan ilmu kebumian dan ilmu mengenai iklim . Posisi, jenis tanah, dan iklim dapat memengaruhi bentuk dan posisi bangunan. Oleh sebab itu seorang arsitek harus pula memperhitungkan budget / biaya dan sumber daya nan dibutuhkan.
Sosiologi
Ilmu arsitektur berhubungan dengan manusia dan segala kegiatan pada zamannya. Oleh karenanya seorang arsitek harus mempelajari budaya, baik selera atau tren nan sedang berkembang sampai adat dan Norma masyarakat di mana bangunan tersebut akan dibangun. Dalam perencanaan bangunan harus memperhatikan aspek lokalitas, memahami dan menjaga lingkungan akan memberikan imbas postif dan mendapatkan penghargaan dari masyarakat.
Filsafat
Sering kali kita melihat sebuah bangunan nan unik dan indah, kadang kita tak mengetahui apa maksud sang arsitek membuat bentuk tersebut. Seorang arsitek harus memiliki filosofis spesifik nan dapat memperlihatkan pandangan sebuah ideologi arsitek itu sendiri, bahkan ini dapat menjadi karakteristik khas arsiteknya.
Selain ilmu-ilmu di atas masih banyak lagi ilmu-ilmu nan dapat mendukung dan membantu seorang arsitek mengasah keahliannya dapat dengan melakukan riset dan apresiasi bangunan-bangunan nan berasal dari masa lalu ataupun bangunan modern, nan ada di Indonesia maupun bangunan nan terdapat di luar negeri.[]