Tips Bagi Orang Tua
Saya ingat ketika suatu saat, anak aku mengikuti sebuah lomba menggambar. Tingkatnya masih kecil-kecilan saja yaitu taraf TK. Dia tertarik ikut sebab teman-temannya semua ikut. Hal itu membuat anak aku pun ingin ikut.
Namun setelah acara lomba selesai, aku dikejutkan oleh pemandangan di depan saya. Seorang anak dimarahi orang tuanya sebab cara memadu cat airnya nan dianggap tak benar. Pemandangan tersebut membuat aku berpikir. Bukankah lomba ini diadakan agar anak-anak bersenang-senang? Atau sedemikian pentingkah arti menang bagi orang tuanya sehingga sampai perlu memarahi anaknya sedemikian rupa di depan umum?
Kita kerap mendengar orang tua nan sering membanggakan anak-anaknya. Mereka kampiun satu di kelasnya, atau memenangkan lomba menggambar dan seabrek lomba lainnya.Tentu saja ini membanggakan sekaligus juga memprihatinkan.
Bagaimanakah dengan nasib anak nan tak mempunyai prestasi diri buat dibanggakan oleh orang tuanya? Dan apakah anak nan mempunyai prestasi diri ini melakukannya buat dirinya sendiri atau sebab tuntutan orang tua? Ada baiknya kita coba jajak dulu mengenai prestasi diri ini.
Definisi Prestasi
Prestasi ialah suatu hasil nan telah dicapai dari apa nan telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi merupakan kesuksesan setelah adanya suatu atau serangkaian usaha dalam rangka membuat perubahan positif menuju kemajuan. Seseorang dikatakan berprestasi apabila dia mencapai suatu kemajuan melalui usahanya nan bersungguh-sungguh. Ciri-ciri orang nan berprestasi di antaranya ialah mencintai apa nan dikerjakannya dan pantang menyerah sebelum mencapai hasil nan memuaskan.
Oleh sebab itu, prestasi diri bisa didefinisikan sebagai usaha diri buat mencapai kemajuan, nan dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Namun laksana pisau bermata dua, prestasi juga sebetulnya tak selalu berarti sukses atau menang. Dapat saja prestasi merupakan sebuah prose nan dilalui dalam rangka menuju kemajuan walaupun hasilnya tak seperti nan diinginkan.
Ciri-ciri orang nan ingin berprestasi diantara lain:
- Mempunyai orientasi pada pencapaian nan menjadi cita-cita/hasil nan diinginkannya.
- Berdedikasi kepada keberhasilan nan ingin dicapainya
- Mampu menghadapi segala resikonya dalam rangka mencapai tujuannya
- Mempunyai rasa bertanggung jawab atas proses dan hasil nan ingin dicapainya
- Dapat menerima kritik dengan baik, serta menjadikannya sebagai saran membangun guna mencapai hasil nan diinginkannya
- Mempunyai manajemen pengelolaan waktu nan baik dan efisien sehingga bisa mencapai sasaran nan dia inginkan.
Prestasi Diri Bagi Seorang Anak
Bagi seorang anak, prestasi diri biasanya berarti nilai tinggi di sekolah. Prestasi berarti menjuarai sebuah lomba atau mendapatkan trofi sebab kemenangannya. Namun dibalik itu semua, ada unsur nan harus diperhatikan sehubungannya dengan aktivitas global anak.
Dunia anak identik dengan bermain, bergembira, berlari. Global anak ialah semua kegiatan nan memiliki tujuan buat kesenangannya dalam mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Dalam kegiatan bermainnya, sesungguhnya seorang anak belajar yaitu mempelajari lingkungannya. Mereka mempelajari tentang tingkah laku orang di sekitarnya. Dengan cara tersebut, otak anak akan berkembang dengan maksimal tanpa dipaksa buat berkembang lebih cepat.
Dalam tumbuh kembangnya, beberapa anak menemukan potensi dirinya nan menonjol di suatu atau beberapa bidang. Tentu saja peraihan hasil atau prestasi diri seperti ini merupakan anugrah dan memberikan kebanggaan tersendiri bagi keluarga dan tentu saja si anak. Dan tentu saja, tugas orang tua ialah mendukung seoptimal mungkin potensi anak, tanpa membuatnya merasa terbebani.
Namun bagi beberapa anak nan tumbuh dalam keluarga nan ‘penuntut’, mempunyai prestasi diri ialah sebuah keharusan. Mereka harus memiliki nilai tinggi di sekolah, atau harus berprestasi di suatu bidang olahraga atau menang di suatu lomba. Hal itu seperti kejadian nan aku saksikan tempo hari di sebuah acara lomba menggambar.
Orang tua biasanya tak sadar bahwa mereka menetapkan baku bagi anaknya. Bagi mereka, mempunyai prestasi diri di satu bidang tentu akan menimbulkan kebanggaan tersendiri kepada anaknya. Padahal, belum tentu si anak mau dan bahagia sekaligus punya potensi di bidang tersebut. Banyak orang tua memberikan banyak les kepada anaknya, nan sebetulnya merupakan obsesi orang tuanya sendiri.
Seperti peristiwa nan aku saksikan di sebuah lomba menggambar, orang tua sudah memberi wejangan mengenai pencampuran rona cat air. Ketika si anak melakukannya secara salah, dia dimarahi habis-habisan. Jadi sebetulnya siapa sih nan ingin menang lomba menggambar, anaknya atau orang tuanya kah?
Tips Bagi Orang Tua
Dalam diri masing-masing anak sebenarnya sudah dianugerahi talenta nan tentu saja berbeda satu sama lain dan tak dapat diubah sinkron keinginan. Adalah tugas orang tua buat menemukan dan kemudian mengembangkan talenta anak. Oleh sebab itu talenta tersebut dapat menjadi sesuatu nan membanggakan sebagai prestasi diri, sekaligus juga menyenangkan buat dilakukan.
Sebagai orang tua, kita harus pandai membaca talenta dan minat anak agar pengembangan dirinya dapat maksimal. Namun orangtua tetap tak boleh melanggar kode etik global anak nan identik dengan bermain. Berikut ini ada sejumlah tips bagi para orang tua agar mampu memaksimalkan prestasi diri anak namun tanpa melanggar koridor-koridor global anak:
- Peka terhadap keinginan anak
Biasanya talenta dan minat anak sangat berhubungan dekat dengan apa nan menjadi keinginan anak. Anak nan mempunyai talenta di global musik akan cenderung meminta alat-alat musik kepada orang tuanya. Sebagai orang tua, tugas kitalah buat mengakomodir minat anak semaksimal mungkin.
- Berkomunikasi secara aktif dengan anak
Kebanyakan orang tua tak sadar bahwa mereka menerapkan komunikasi satu arah kepada anaknya. Mereka memaksa anaknya harus begini dan harus begitu, tanpa mendengarkan secara akurat apa nan diinginkan anak. Untuk pengembangan talenta anak secara optimal, orang tua harus mau buat benar-benar mendengarkan anaknya.
- Fokus terhadap sisi positif anak
Biasanya, sisi positif anak ini ialah loka minat dan talenta si anak berada.
- Memberikan motivasi, bukan persuasi
Memotivasi berarti memberi dorongan dengan menumbuhkan keinginan anak, sehingga ia tertarik buat mengeksplorasi minat dan talenta nan dipunyainya, bukan talenta dan minat nan diinginkan orang tuanya.
- Jangan membandingkan dengan anak lainnya
Bakat tiap anak berbeda dan unik. Tidaklah adil buat anak apabila dibanding-bandingkan dengan anak lain. Selain tak sehat, itu juga akan menumbuhkan rasa rendah diri dan tak percaya pada kemampuan sendiri.
- Tak pelit memberikan pujian
Banyak orang tua nan segan memuji anaknya dengan alasan takut anaknya menjadi sombong. Padahal asumsi tersebut salah besar. Lewat pujian, anak jadi belajar mempercayai bakatnya sendiri.
- Hindari memberi sanksi dan juga kata-kata negatif
Kata-kata negatif hanya akan membuat anak semakin rendah diri, sehingga minat dan bakatnya pun akan makin sulit buat ditemui.
- Berikan ruang bagi anak buat berimajinasi, mengeksplorasi dan bermain dengan dunianya
Pada akhirnya, prestasi diri seorang anak sangat tergantung pada sikap orangtua. Orang tua harus dapat menemukan minat dan talenta nan dipunyai anaknya. Minat dan talenta apapun ialah anugerah bukan? Selamat bereksplorasi.