Norma Agama Itu Sumber Norma

Norma Agama Itu Sumber Norma

kebiasaan agama ialah dua kata nan sering kita sebut semasa kita duduk di bangku SMP atau SMA. Ya. Akan tetapi, kebiasaan agama tak identik dengan pelajaran agama melainkan jika guru sudah membicarakan kebiasaan agama itu ialah salah satu materi pada pelajaran PMP atau nan kemudian diganti dengan mata pelajaran PPKN.

Biasanya, norma agama disebut-sebut sebagai bagian dari pelajaran nan berkaitan dengan materi kebiasaan itu sendiri. Karena ternyata selain kebiasaan agama, banyak juga norma-norma lain nan berlaku dan dipatuhi hingga sekarang oleh masyarakat. Sekilas kita akan bahas kebiasaan apa saja selain daripada kebiasaan agama tersebut. Akan lebih menarik jika kita membincangkan terlebih dahulu apa itu nan dinamakan dengan kebiasaan itu sendiri. Apa sih sebenarnya norma?



Memaknai kebiasaan Agama

Sejatinya kebiasaan ialah aturan. kebiasaan dapat juga disebut sebagai pedoman hayati nan berlaku di kalangan masyarakat. kebiasaan sebagai anggaran memang perananya sangat krusial dalam menjaga kelestarian dan keharmonisan hubungan sesama manusia. Sekali lagi banyak kebiasaan nan berlaku di masyarakat, selain daripada kebiasaan agama.

Keberadaan kebiasaan sebagai anggaran nan mengikat manusia sejatinya memang krusial dipatuhi sebab kebiasaan bersifat memberikan kegunaan meski terkadang terkesan memaksa jika memang kita sendiri merasa tak butuh dengan norma. Akan tetapi, sikap penentangan itu pada dasarnya juga akan mengalami nan namanya pembenturan dengan mereka, para manusia, nan menaati kebiasaan secara sadar dan bersama-sama.

Mereka nan tidak menaati kebiasaan biasanya hayati terasing, atau bahkan menjadi musuh nan harus diganjar dengan sanksi nan berlaku. Jika memang demi sebuah kebaikan, kebiasaan melarang seseorang melakukan sesuatu tersebut, maka kebiasaan itu sejatinya diikuti. Karena kebiasaan ialah juga tidak lain dan tidak bukan merupakan anggaran nan berlaku di kalangan masyarakat, baik itu anggaran nan memang dibuat oleh manusia sendiri, sistem sosial di tengah masyarakat, atau bahkan aturan-aturan nan berbasis pada kepercayaan pada konsep ketuhanan.

Norma dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, sebab manusia dengan manusia lainnya membutuhkan kebiasaan dalam hal mengatur interaksinya dengan orang lain. Setiap orang tidak akan dapat lepas hubungan dengan orang lain. Itu sudah jelas dan tidak dapat dibantah-bantah lagi.

Mereka sama-sama menjalin kontak sesauai dengan pernanannya masing-masing nan dapat dilihat dari kedudukan, status sosial, serta berbagai peranan mereka di tengah masyarakat. Nah, apa nan mereka lakukan, atau tindakan-tindakan nan dijalan mereka kepada sesamanya sejatinya tetap selalu didasari oleh nan namanya norma, nan kelak juga akan terbagi ke dalam salah satu kebiasaan nan diantaranya ialah kebiasaan agama.

Nah norma, sekali lagi tak dapat dilepaskan dengan manusia, sebab manusia sifatnya mencintai hubungan berkelompok. Mereka tidak dapat hayati tanpa kelompok.Tanpa kelompok mereka akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu, manusia berkelompok juga biasanya dalam rangka memberikan konservasi diri dari bahaya nan akan timbul baik dari dalam atau luar kelompoknya sendiri.

Dalam hubungan sosial tersebut lahirlah nan disebut dengan kepentingan. Ada nan sama-sama menguntungkan, namun ada juga hanya ingin mementingkan diri sendiri. Hubungan nan egois inilah nan menjadikan konflik dalam bermasyarat berpotensi terjadi. Maka dari sinilah kemudian, kebiasaan itu, apalagi kebiasaan agama sangatlah dibutuhkan. Maka dapat dipahami kalau kebiasaan nan berasal dari bahas Latin tersebut sama halnya dengan makna kaidah nan berasal dari bahasa Arab,keduanya sama-sama bermakna anggaran atau ukuran-ukuran layak dan tidaknya sebuah perbuatan.

Sementara itu, kebiasaan sendiri ternyata memiliki dua isi nan berwujud perintah dan larangan. Ya, kebiasaan ialah berisi perintah dan larangan, dimana perintah ialah sebuah keharusan nan dilakukan kepada seseorang atas dasar hukum karena dampak dan dipandang baik. Sementara embargo ialah sendiri ialah kewajiban buat tak dilakukan lantaran hukum karena dampak nan akan terjadi mengarah kepada kondisi nan tak baik. Ada pun kebiasaan nan selama ini berlaku di tengah masyarakat ialah sebagai berikut.



Selain kebiasaan Agama, Ada kebiasaan Kesusilaan dan Kesopanan

Pertama , kita mengenal dengan istilah kebiasaan agama. kebiasaan ini jelas sekali berasal dari perintah Tuhan dan segala konsekuensinya Tuhan nan mengambil keputusan. Jika Anda mematuhi perintah dan tak menjalalankan apa nan dilarang-Nya, maka Anda akan diberikan hadiah berupa surga. Akan tetapi sebaliknya, bila Anda melanggar perintah dan melakukan apa nan dia larang maka sanksi Tuhan akan segera menimpa Anda, yakni neraka sudah mengancam Anda.

Adapun contoh dari pada norma agama banyak sekali, semisal; agama melarang manusia saling membunuh, melakukan zina, mabuk-mabukan, durhaka kepada orangtua, serta melarang menyakiti anak yatim, dan larangan-larangan lain. Pada kondisi lain kebiasaan agama juga melakukan perintah-perintah nan semisal; diperintah buat shalat lima waktu, berzakat, puasa, haji, dan lain sebagainya. kebiasaan agama sudah berlaku sejak agama itu sendiri ada.

Tak hanya agama mayorita saja, agama-agama minoritas pun memiliki anggaran atau kebiasaan agama sendiri. Ini menunjukan bahwa nan disebut dengan kebiasaan agama ialah bukan identik dengan agama Islam nan menjadi contoh di atas, akan tetapi sangat-sangat bersifat generik dan berlaku di agama-agama selain Islam.

Kedua , setelah kebiasaan agama kita mengenal juga dengan istilah kebiasaan kesusilaan. kebiasaan kesusilaan ini bersumber pada hati nurani manusia nan jika terjadi pelanggaran terhadapnya, maka rasa penyesalan ialah sanksi nan tidak tertanggungkan. Meski sejatinya kebiasaan kesusilaan juga ialah bentuk khusus dari pada nan sudah diatur dalam norman agama.

Adapun contoh dari kebiasaan kesusilaan ini adalah; manusia itu harus jujur, dilarang bohong, berbuat baik, tak boleh jahat. Dari sini kita mungkin pernah mengenal apa nan disebut dengan melanggar asusila nan selalu identik dengan tindakan atau prilaku nan tak sopan atau tak senonoh.

Ketiga , ialah norman kesopanan. Selain kebiasaan agama dan kebiasaan kesusilaan sebagaimana telah dijelaskan dengan gamblang di atas, kita juga mengenal akan adanya kebiasaan kesopanan. Sejatinya kebiasaan ini timbul juga dari dalam pribadi manusia dalam hal berinteraksi dengan sesama atau dengan kata lain kebiasaan ini ialah buat memandung tata laku kita dalam bergaul. Ukiran sederhana dari kebiasaan kesonapanan ialah layak atau tak layaknya sesuatu itu dilakukan.

Akan tetapi, kebiasaan kesopanan ini sejatinya tak dapat menyeluruh melainkan hanya bersifat dalam cakupan kecil. Salah satu contoh kasus berlakukan kebiasaan kesopanan adalah, jika ada penumpang tua renta terutama kaum hawa, atau juga mereka nan membawa bayi, maka berilah loka duduk untuk mereka.

Contoh lainnya ialah mengenakan baju dalam saja di luar rumah itu hal nan melanggar kenyamanan dan kesopanan, akan tetapi kasusnya akan berbeda jika kemudian diarahkan kepada masyarakat di pedalaman Papua. Hanya memakai koteka saja saat di luaran bukanlah sesuatu nan melanggar tatanan kebiasaan kesopanan, apalagi kebiasaan agama, sebab hal itu sudah terbiasa mereka lakukan dan sama sekali tak menjadi masalah dalam hal kenyamanan.



Norma Agama Itu Sumber Norma

Nah, demikian kompendium beberapa kebiasaan nan ada dan berlaku di kalangan masyarakat. Sekali lagi bahwa kebiasaan ialah aturan, apu pun jenis kebiasaan itu sendiri. Baik kebiasaan agama, kesusilaan, dan juga kebiasaan kesopanan, semuanya tetap harus dipatuhi demi terjadinya keharmonisan dalam menjalankan kehidupan. Sejatinya, jika kebiasaan sudah berjalan, terutama sekali norma agama, tampaknya kedamaian akan mengepung kehidupan kita ini. Kenapa? Karena sejatinya saat manusia lahir, maka agama sudah mempersiapkan apa hak dan kewajiban mereka dalam melakukan hayati di dunia.

Manusia tidak dibiarkan hayati seenaknya menerabas-menerabas aturan, akan tetapi sudah dibekali anggaran nan berlaku di tengah-tengah manusai sendiri. Bahkan sudah ditanamkan di hati sanubari mereka sendiri. Jika masih ada nan melanggar, tanya ada apa dengan insting Anda?