Piala Asia AFC

Piala Asia AFC

Bagi Anda penikmat sepak bola tentu kenal betul dengan AFC nan merupakn organisasi sepak bola Asia.Dulu, negera-negara Asia dipandang sebelah mata di percaturan sepak bola dunia. Jangankan bersaing melawan tim-tim elit Eropa dan Amerika Latin, menghadapi tim-tim gurem dari kedua benua tersebut saja, belum tentu dapat menang. Dalam sepakbola, Asia hanya menjadi pelengkap penderita saja. Seringkali menjadi lumbung gol dari setiap pesta sepakbola sejagat.

Fakta tersebut tentu sangat menyedihkan. Apalagi, Asia memiliki asosiasi sepakbola nan sudah berusia tua, yaitu AFC ( Asian Football Confederation ). Organisasi ini berdiri pada 1954, nan digagas oleh 12 negara Asia, antara lain Jepang, Korea Selatan, India, dan termasuk Indonesia. Kehadiran AFC seharusnya menjadi angin segar untuk persepakbolaan Asia, buat mampu bersaing dengan benua lain. Sayang, sampai dasa warsa 1980-an, Asia tetap jauh di bawah kekuatan primer sepakbola dunia.



Tonggak Mulai 1990-an

Geliat sepakbola Asia mulai terjadi pada awal 1990-an. Dimotori oleh Korea Selatan dan Jepang, nan membangun kompetisi profesional di negaranya masing-masing dengan format baru. Mereka mengundang konsultan, pelatih, dan pemain dari benua Eropa dan Amerika Latin buat ikut membangun persepakbolaan mereka. Hasilnya luar biasa. Dalam tempo nisbi singkat, kedua negara tersebut menjelma menjadi kekuatan baru Asia. Geliat itu dilihat oleh AFC dan kemudian mendukungnya.

Di bawah kepemimpinan Muhammad bin Hammam, AFC rajin melakukan manuver dan pemugaran di sana-sini. Mereka menggelontorkan tidak sedikit dana, buat membangun kompetisi profesional di negara anggotanya, termasuk di Indonesia. Dibantu FIFA, AFC menyediakan tenaga ahli, konsultan, pelatih, sampai pemain profesional lintas negara, agar dapat menyemarakkan kompetisi lokal anggotanya.

Di samping itu, sejak 1994 AFC menyelenggarakan pemilihan nan terbaik mulai dari pemain, pelatih, sampai klub dan tim nasional terbaik. Peringkat negara-negara Asia pun terus diperbaiki dan sistemnya dimodernisasi. Langkah tersebut membuat anggota-anggota AFC nan kini berjumlah 46 negara, kian bersemangat membangun persepakbolaannya.

Prestasi itu mendapatkan apresiasi dari FIFA, dengan memberikan jatah 4 sampai 5 negara Asia dalam Piala Dunia. Sebelumnya, paling banyak hanya dua negara. FIFA juga memberikan kepercayaan kepada Jepang dan Korea, menjadi tuan rumah Piala Global 2002. Australia, nan selama ini menjadi tulang punggung asosiasi sepakbola Asia Pasific, hijrah ke AFC melihat perkembangan tersebut.

Upaya nan dilakukan terus menerus oleh AFC dan anggotanya, kini berbuah manis. Selain jumlah peserta Piala Global asal Asia nan bertambah, FIFA makin percaya menyelenggarakan kejuaraan internasional di Asia, juga meningkatkan rasa percara diri tim-tim Asia. Jepang, Korea Selatan, Australia, Iran, Arab Saudi, bahkan Thailand, kini mampu merepotkan tim-tim kuat dunia. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, mereka mampu mengalahkan tim primer dunia. Dalam beberapa olimpiade, Jepang dan Korea berulangkali mengandaskan Brasil, Italia, atau Argentina.

Pada Piala Global 2002 lalu, Korea Selatan mencatatkan prestasi gemilang dengan menjadi semifinalis, menjungkirkan Spanyol dan Italia. Prestasi paling tinggi nan pernah dicapai tim Asia di Piala Dunia. Pada Piala Global 2010 Afrika Selatan lalu, prestasi tim Asia juga lumayan. Dua tim melaju sampai babak kedua. Sederet prestasi itu membuktikan apa nan dilakukan AFC tak sia-sia. Tinggal menunggu waktu saja, tim Asia akan menjadi peraih mahkota kampiun dunia.

Bagaimana dengan Indonesia? Kalau mau mengikuti arahan dari AFC dengan becermin pada prestasi Korea dan Jepang, mungkin saja geliat AFC pun akan menulari persepakbolaan negeri ini. Indonesia sebagai salah satu negara nan juga ikut andil dalam AFC diharapkan mampu meraih kesuksesan serupa nan pernah diraih oleh Jepang dan Korea Selatan. Hal itu merupakan salah satu tujuan diadakannya AFC yaitu buat membangun sepak bola Asia.



Liga Champion Asia

Salah satu cara AFC dalam membangun sepak bola negara-negara Asia ialah dengan mengadakan Perserikatan Champion Asia dan Piala Asia AFC. Perserikatan Champion Asia atau nan dalam bahasa Inggris disebut dengan AFC Champion League ialah turnamen sepak bola buat klub-klub sepak bola dari negara-negara Asia. Turnamen sepak bola ini diselenggarakan oleh AFC dan diikuti oleh 32 klub sepak bola dari 10 perserikatan sepak bola terbaik di Asia.

Kesuksesan terbesar dalam turnamen ini dipegang oleh Korea dan Jepang. Klub tersukses ialah Pohang Steelers , sedangkan perserikatan tersukses ialah K-League. Turnamen ini dimulai sejak tahun 1967 dengan nama Kejuaraan Klub Asia (Asian Club Championship). Tim-tim nan boleh mengikuti Kejuaraan Klub Asia ini hanya tim kampiun perserikatan domestik, sedangkan lainnya bermain di Piala Winner Asia.

Tahun 2003 Piala Champion Asia dan piala Winner Asia digabung menjadi satu dengan nama Perserikatan Chamion Asia. Namun, turnamen ini sempat dibatalkan sebab adanya virus SARS dan perang Irak. Kemudian, turnamen ini diselenggarakan kembali pada tahun 2004. Pada saat itu, terdapat 28 klub dari 14 negara nan mengikuti turnamen ini.

Pada tahun 2009, AFC membuat kebijakan baru buat turnamen Perserikatan Champion Asia ini. Kebijakan tersebut berisi tentang kampiun bertahan nan tak dapat langsung mengikuti kompetisi pada tahun berikutnya. Klub tersebut dapat lolos ke Piala Asia dengan syarat lolos kompetisi nasional. Hal ini tentu saja dilakukan buat meningkatkan kualitas serta membangun klub-klub sepak bola Asia secara lebih professional.



Piala Asia AFC

Piala Asia AFC atau nan biasa disebut dengan Piala Asia merupakan turnamen sepak bola nan diadakan oleh AFC. Hingga tahun 2011, Jepang menjadi kampiun bertahan dan menjadi tim tersukses dari 32 tim nan mengikuti turnamen ini. Tim nasional nan menang menjadi kampiun Asia nan langsung lolos ke Piala Konfederasi FIFA.

Sejak tahun 1956 hingga 2004, Piala Asia ini diadakan 4 tahun sekali. Siklus turnamen ini setelah tahun 2004 diubah dan mulai diselengarakan kembali pada tahun 2007. Hal ini disebabkan sebab Olimpiade Musim Panas Eropa diselenggarakan dengan siklus nan sama dengan Piala Asia. AFC membuat kebijakan baru buat memilih waktu nan tak sama dengan olimpiade tersebut.

Mulai tahun 1956 hingga 2011, Indonesia belum pernah mampu menembus juara. Tim nasional nan menjadi pemenang paling sering ialah Jepang nan mampu menembus kemenangan hingga empat kali. Di tahun 2015 ini, diharapkan Indonesia menorehkan kemenangannya di ajang ini. Rencananya, tuan rumah buat ajang Piala Asia ini ialah negara tetangga Indonesia, yaitu Australia.

Tim nasional tersukses setelah Jepang ialah Arab Saudi nan memenangkan ajang ini sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1984, 1988, dan 1996. Diikuti oleh Iran nan juga memenangkan Piala Asia sebanyak 3 kali. Tim tersukses setelahnya ialah Korea Selatan, Israel, Kuwait, Irak, Repulik Rakyat Cina, Uni Emirat Arab, India, Myanmar, Australia, Cina Taipei, Hongkong, Thailand, Vietnam Selatan, Bahrain, Kamboja, Korea Utara, dan terakhir Uzbekistan.

Prestasi terbaik berdasarkan kawasan dimenangkan oleh WAFF (Asia Barat) nan mendapat 9 gelar nan dimenangkan Iran, Arab Saudi, Kuwait, Irak, dan Israel. Sedangkan EAFF (Asia Timur) mendapat 6 gelar dari Jepang dan Korea Selatan. Dalam hal pemain andalan, predikat pencetak gol terbanyak disandang oleh Nahum Stelmach dari Israel nan sukses membobol gawang versus sebanyak 4 kali. Diikuti dengan Cho Yoon-Ok dari Korea Selatan nan juga mencetak 4 gol.

Sedangkan buat predikat pencetak gol sepanjang masa dimiliki oleh Ali Daei, Lee Dong Gook, Naohiro Takahara, Choi Soon-Ho, Behtash Fariba, dan Jassem Al-Qahtani. Semoga dengan berbagai prestasi nan dimiliki negara-negara Asia ini menjadi salah satu motivasi bagi sepak bola Indonesia buat terus berjuang hingga menyandang predikat pemenang. Kebangkitan sepak bola Indonesia bukan sesuatu hal nan mustahil. Justru, menjadi sebuah impian nan semoga suatu saat akan terwujud. Kita tunggu saja aksi Indonesia di Piala Asia selanjutnya.