Perubahan Gaya Hayati Masyarakat
Telah terjadi perubahan pada gaya hayati pelajar kita. Hal ini bisa kita lihat dari pola hayati mereka nan terkesan semrawut. Tidak ada lagi tatanan nan jelas dalam setiap komunikasi dan hubungan personal di masyarakat. Bahkan, beberapa kegiatan nan seharusnya tak dilakukan, ternyata telah menjadi Norma hidup. Kita bisa melihat hal itu pada Norma merokok di kalangan pelajar kita.
Para pelajar kita telah kehilangan konsep hayati sehat. Mereka tak lagi menerapkan gaya hayati sehat. Mereka telah terjebak pada idiom bombastis atas konduite hayati nan tak tertata dan berbasis pada kesehatan diri. Mereka banyak melakukan kegiatan nan justru mengancam kesehatan badan mereka.
Kebiasaan merokok di kalangan pelajar kita memang sudah tak bisa ditutupi lagi. Hampir semua pelajar sudah terjangkiti Norma merokok ini. Bahkan, anak-anak di taraf sekolah dasar saja sudah banyak nan merokok. Tentunya, hal tersebut tak dilakukan di lingkungan sekolah, melainkan di lingkungan masyarakat.
Sementara kita mengetahui dan menyadari bahwa di setiap sekolah telah diberlakukan anggaran buat melarang anak didik merokok. Bahkan, tak sporadis bapak dan ibu guru memberikan klarifikasi tentang kerugian-kerugian nan didapat jika kita menerapkan gaya hayati tak sehat, misalnya Norma merokok.
Para pelajar menjadi perokok timbul sebab lingkungan nan menuntutnya buat menjadi seperti itu. Maksudnya di lingkungan sekitarnya, mereka mendapati orang-orang nan getol merokok dan tak mengalami masalah. Parahnya mereka ialah para orang tua, guru mereka di sekolah, atau bahkan tokoh di tengah masyarakat.
Pelajar merupakan kaum muda mudi nan akan selalu melihat dan mencontoh Norma nan ada di sekitar mereka. Sahih embargo telah mereka dapatkan, namun contoh merokok dari orang-orang nan melarangnya juga mereka lihat sekaligus. Akibatnya nasehat dan wawasan tentang bahaya merokok nan diberikan kepada mereka tak ampuh dalam menjauhkan pelajar dari Norma jelek ini.
Larangan dan nasehat tentang merokok malah mereka anggap sebagai pembeda antara anak-anak dan orang dewasa. Menurut pemahaman mereka bahwa saat mereka dilarang merokok maka itu sebagai cap anak-anak pada dirinya. Sehingga dia akan terus semakin giat merokok sebagai simbol perlawanan terhadap asumsi bahwa mereka masih anak-anak.
Nasehat dan embargo tentang merokok membutuhkan contoh bukan teguran keras semata. Niscaya diantara pembaca pernah mengalami temannya di sekolah nan mendapatkan sanksi merokok, mereka malah berbangga hati dalam menceritakan sanksi nan diterimanya sehingga ibaratkan kisah nan heroik. Kenyataan ini merupakan teguran keras bagi para guru nan saat ini masih cinta rokoknya dibandingkan para siswanya!
Kenikmatan Sesaat, Kerugian Selamanya
Dalam hal ini, kita tak bisa memungkiri bahwa gaya hayati sehat seharusnya ditanamkan sejak dini kepada para pelajar. Hal ini sebab tujuan dan kegunaan hayati sehat sangatlah jelas bagi kita. Jika kita sehat, maka hayati sangat membahagiakan diri. Tetapi, ketika penyakit merongrong tubuh kita, maka segala kenikmatan hayati tak bisa kita konsumsi.
Banyak anak, khususnya pelajar nan memburu kenikmatan sesaat dan melupakan kenikmatan sepanjang hidupnya. Bahwa kesehatan merupakan kenikmatan nan tiada tara nilainya. Dan, buat mengkondisikan hal tersebut, maka salah satu caranya ialah menerapkan gaya hayati sehat dalam kehidupan kita.
Gaya hayati sehat memang merupakan salah satu cara buat menghindarkan kita dari segala macam pengaruh kehidupan ini. Kita ketahui bahwa perubahan pola hayati nan serba dunia telah menjadikan perubahan pada setiap aspek kehidupan. Termasuk dalam hal ini pola kehidupan pelajar.
Para pelajar kita sekarang ini ternyata pemikirannya tak hanya terfokus pada kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Mereka ternyata juga terpengaruh oleh perubahan pola nan terjadi dalam kehidupan masyarakatnya. Mereka tak mampu mengendalikan diri buat tak terbawa arus perubahan global, khususnya akibat negatif nan ada.
Perubahan Gaya Hayati Masyarakat
Banyak pengalaman nan mengajarkan kepada kita betapa pola hayati tak sehat memang sangat merugikan kita. Ada banyak kenikmatan nan tak bisa kita miliki setelah kita terjebak pada kenikmatan semu duniawi. Dan, hal ini banyak dialami oleh anak muda, pelajar. Sebab, mereka masih dalam tingkat pencarian jati diri.
Memang, gaya hayati para pelajar kita saat ini sangat berbeda dengan dengan gaya hayati pelajar jaman dahulu. Hal ini sebab taraf pengaruh kehidupan nan berbeda. Pelajar jaman dahulu tak begitu terjebak dalam gaya hayati tak sehat,sebab pada saat itu pengaruhnya tak sebesar sekarang.
Misalnya pada aspek rokok. Jaman dahulu, rokok memang sudah ada, tetapi pendayagunaan iklannya tak seperti sekarang ini. Jaman dahulu keberadaan rokok tak begitu gampang dikonsumsi pelajar, karena mereka tak mengetahui secara niscaya dimana dan bagaimana hal itu dilakukan. Pola pemikiran mereka lebih terpusat pada bagaimana menyelesaikan masa pendidikan sebaik-baiknya dan berhasil.
Langkah Preventif Lebih Baik dari Kuratif
Jika kita memperhatikan kondisi ini, tentunya sangat membahayakan eksistensi pelajar sebagai sumber daya manusia bangsa ini. Jika mereka dibiarkan terjebak pada kondisi negatif seperti ini, dikhawatirkan pada saatnya nanti mereka kehilangan jati diri.
Kebiasaan merokok di kalangan pelajar memang sudah saatnya mendapatkan perhatian ekstra. Hal ini terkait dengan ancaman kesehatan nan semakin menurun. Bahwa, seperti kita ketahui bersama, merokok itu menyebabkan banyak kerugian, baik buat diri sendiri maupun buat orang lain.
Oleh sebab itulah, maka sudah saatnya kita mencanangkan perang terhadap Norma merokok di kalangan pelajar. Dan, itu artinya semua pihak harus saling membantu melaksanakan program ini. Kita harus mulai menerapkan peraturan nan ketat atas Norma negatif anak didik kita.
Bahwa tindakan preventif jauh lebih baik daripada tindakan kuratif. Dan, dalam global pendidikan, tindakan preventif merupakan konsep dasar buat setiap prosesnya. Kita perlu menyadari bahwa proses pendidikan memang merupakan langkah preventif dimana kita mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan lebih baik.
Menciptakan lingkungan nan bebas merokok merupakan jalan preventif nan paling baik. Dengan begitu para pelajar tak lagi bisa melihat di sekitarnya orang dewasa nan merokok. Embargo dan nasehat pun akan mereka cerna dengan pikiran terbuka tanpa persepsi negatif sebagaimana nan diuraikan sebelumnya.
Bila mendapati anak-anak berteman dengan para pelajar nan getol merokok, sebaiknya menjauhkan anak-anak dari gerombolan perokok ini. Mintalah klarifikasi kepada anak tentang kondisi mereka, berikanlah mereka kesempatan buat mengungkapkan isi hati dan permasalahan nan dihadapi. Setelah itu Anda dapat memberikannya nasehat dalam pergaulan. Kaum muda umumnya itu akan mengikuti Norma di lingkungannya, bila bergumul dengan para perokok maka bisa dipastikan nantinya dia akan menjadi perokok pula.
Larangan merokok seharus ditegaskan sebelum anak-anak merokok! Saat mereka telah enjoy atau menikmati kepulan asap rokok, akan sulit menghentikannya. Sebab rokok mempunyai jebakan nan addictive bagi para pencobanya. Anak akan berkata berhenti merokok, namun di waktu kesendiriannya dia akan menghirup asap rokok kembali lagi. Berhati-hatilah dalam menjaga anak-anak di sekitar Anda dari bahaya merokok.