Teknik Industri di Kampus
Teknik industri adalah cabang teknik nan berhubungan dengan optimasi proses kompleks atau sistem nan berkaitan dengan peningkatan aplikasi pembangunan dan penilaian sistem terpadu. Sistem terpadu itu mengacu kepada sumber daya manusia, uang, pengetahuan, informasi, peralatan, energi, bahan, analisis dan sintesis, matematika, ilmu fisik, dan sosial.
Segala jenis sistem terpadu itu akan di olah bersama sama dengan prinsip-prinsip dan metode desain teknik buat menentukan, meramalkan, dan mengevaluasi hasil nan akan diperoleh dari sistem atau proses tersebut. Konsep nan mendasari teknik industri memang tumpang tindih dengan beberapa konsep berorientasi bisnis dalam disiplin ilmu, seperti manajemen operasi, tetapi sisi teknik cenderung menekankan kemahiran matematika nan luas dengan penggunaan metode kuantitatif.
Bergantung pula pada subspecialties nan terlibat, teknik industri mungkin juga dikenal sebagai varian ilmu nan beririsan, namun saling melengkapi, seperti manajemen operasi, manajemen ilmu pengetahuan, riset operasi, sistem rekayasa, manufaktur teknik, ergonomi atau manusia rekayasa faktor, teknik keamanan, atau orang lain.
Semua itu tergantung pada sudut pandang atau motif dari pengguna. Misalnya, teknik Industri dalam perawatan kesehatan, teknik dalam sudut pandang insinyur nan dikenal juga sebagai insinyur manajemen, serta sematan nama lainnya.
Sejarah Teknik Industri
Seperti kebanyakan disiplin ilmu teknik lainnya, pengembangan teknik ini berasal dari Revolusi Industri, bukan dari proses nan langsung, melainkan proses nan bertahap. Meski ada mufakat bahwa praktik-praktik orisinil dari teknik ini dimulai pada awal 1800-an, dan beberapa sumber berspekulasi bahwa selebaran Adam Smith berjudul The Wealth of Nations nan diterbitkan pada 1776, serta karya lain nan diterbitkan antara akhir 1700-an dan pertengahan 1800-an, telah memengaruhi asal usul dari bidang teknik ini.
Lantas, pada awal 1800-an, orang Inggris bernama Charles W. Babbage (1791-1871), seorang profesor matematika di Universitas Cambridge dan seorang insinyur mekanik, mengunjungi pabrik-pabrik di Inggris dan Amerika Perkumpulan dan memulai suatu kerja sistematis membuat semacam rincian nan melibatkan pencatatan dalam setiap operasi pabrikan. Pada 1835, ia menerbitkan bukunya nan menjadi salah satu kajian terhadap bidang teknik ini, yakni Ekonomi, Mesin dan Produsen.
Dalam buku ini, ia membahas, antara lain, ide-ide dari teorinya tentang kurva belajar, pembagian tugas, dan metode nan berbeda pada administrasi upah. Ia dianggap sebagai orang pertama nan menyarankan adanya pembangunan "mesin analitis buat menghitung" nan bertujuan buat menghapus tingginya taraf kesalahan manusia.
Babbage juga menunjukkan bahwa uang bisa disimpan dengan menggunakan keahlian perempuan, dan pemanfaatan anak buat melakukan nan lebih operasi keterampilan rendahan. Dan semakin tinggi taraf keterampilan, lebih tinggi pula bayarannya.
Teknik Industri - Semua Gara-gara ASME
Selanjutnya di Amerika, Frederick Winston Taylor (1856-1915) barangkali ialah pelopor dari ilmu manajemen dan dikenal juga sebagai pelopor dari teknik industri. Dia percaya bahwa pekerjaan di pabrikan harus mengalami observasi sistematis dan studi nan layak. Dan dia pun lantas menciptakan istilah "manajemen ilmiah".
Dia ialah leader dari para intelektual "gerakan efisiensi" nan memiliki publikasi terhadap wilayah nan konsen pada teknik ini, yakni Prinsip Manajemen Ilmiah nan terbit pada 1911. Dia pun salah seorang anggota sekaligus presiden dari American Society for Mechanical Engineers (ASME). Dia menggunakan ASME buat menyajikan gagasannya tentang organisasi kerja nan memicu banyak kontroversi di antara anggotanya.
Dia terkenal dalam pernyataannya bahwa, "Selalu ada satu cara terbaik buat memperbaiki masalah." Ahli manajemen kelas dunia, Peter Drucker misalnya pada 1974, menyebut Taylor sebagai Isaac Newton-nya fondasi ilmu teknik ini. Drucker juga menambahkan bahwa tak banyak para pakar manajemen setelah Taylor. Taylorisme ini lantas berpengaruh besar di seluruh dunia, terutama di Prancis, Swiss dan Rusia.
Selama bagian akhir dari abad ke-19, presiden ASME lainnya, Henry R. Towne (1844-1924) menekankan aspek ekonomi dari pekerjaan insinyur. Kemudian pada 1886, Towne menelurkan tesisnya nan pertama Engineers As An Econom .
Anggota lain dari ASME, Henry L. Gantt (1861-1919) mengajukan ide ke masyarakat buat melakukan seleksi pekerja dan melakukan pelatihan dan penjadwalan kerja pada para pekerja. Dia ialah pencetus dari bagan Gantt. Dia juga mengevaluasi Program dan Teknik Review (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM) nan dikembangkan sebagai bagian dari upaya penjadwalan pada proses pabrikan nan hingga kini masih digunakan.
Teknik Industri di Kampus
Setelah berkembang sedemikian rupa, teknik industri menjadi bagian tak terpisahkan dari wilayah akademis fakultas atau departemen teknik. Bidang kajiannya bahkan semakin memiliki ragam rona pada tingkat post graduasi sampai pascasarjana.
Pada taraf pascasarjana, gelar nan biasa diperoleh oleh seorang pascasarjana ilmu teknik ini ialah Master of Science di bidang Teknik Industri, Teknik Produksi, Teknik Industri dan Manajemen, Manufaktur Rekayasa dan Manajemen, serta Teknik Industri dan Riset Operasi. Kurikulumnya meliputi:
- Operasi penelitian dan optimasi teknik
- Rekayasa ekonomi
- Manajemen rantai suplai dan logistik
- Sistem simulasi dan proses stokastik
- Sistem dinamika dan perencanaan kebijakan
- Analisis sistem dan teknik
- Sistem manufaktur/rekayasa manufaktur
- Manusia faktor teknik dan ergonomi (rekayasa keselamatan)
- Perencanaan produksi dan kontrol
- Ilmu manajemen
- Komputer dibantu manufaktur
- Fasilitas desain dan desain ruang kerja
- Kualitas teknik
- Keandalan mesin dan pengujian hidup
- Proses statistik pengendalian atau pengendalian mutu
- Waktu dan penelitian gerak
- Manajemen operasi
- Perusahaan perencanaan
- Peningkatan produktivitas
- Bahan manajemen
Dari nan dipelajari di atas, nan terpenting pada teknik ini ialah bagaimana praktikumnya. Berikut ini pemahaman terhadap contoh kajian pada bidang ini, seperti sistem dan rekayasa teknik, serta analisis sistem dan riset operasional.
Sistem Rekayasa Teknik dan Analisis Riset Operasional
Menurut Flagle (1960), teknik ini akan berbicara mengenai sistem dan rekayasa teknik nan bersangkutan dengan desain perencanaan, pembangunan, evaluasi, dan pemeliharaan sistem berskala besar nan akan melibatkan mesin dan manusia. Pengembangan rekayasa sistem secara epistemologinya lebih kepada wilayah kerja pragmatis, sebab profesi rekayasa berorientasi pada tindakan nan juga praktis.
Sehingga para insinyur dan teknolog dalam bidang teknik ini tak akan membuang waktu dengan teorisasi, dan segala macam desain harus direalisasikan dalam praktik. Para Sarjana Teknik Industri sporadis buat memiliki kesamaan berpikir teknis, tapi lebih berpikir praktik desain.
Sebagaimana ungkapan dari Checkland (1981), bahwa orang dalam bidang teknik ini itu learning by doing . "Prinsipnya dipelajari dari pengalaman dan memahami secara intuitif jauh sebelum teori dikodifikasikan dan diuraikan," katanya.
Dalam sebuah artikel di Jurnal Sistem dan Teknik , Beckerman (2000) menyatakan bahwa sistem rekayasa seperti nan dipraktikkan saat ini hampir secara tertentu reduksionis. Dia menyelidiki penerapan ilmu sistem nan kompleks buat rekayasa sistem dan mengusulkan cara buat membarukan taktik reduksionis, dan keseluruhan buat sistem rekayasa nan kompleks.
Praktik nan biasa, menurut dia, ialah buat membagi sistem nan kompleks menjadi komponen-komponen individu. Ini sumbangan nan sangat berharga dalam wilayah keilmuan teknik ini.
Sistem analisis dan riset operasional, awalnya dimulai pada saat nan bersamaan di Amerika Perkumpulan dan di Inggris. Masing-masing tengah berada dalam kondisi genting nan sama, yaitu Perang Global II. Perang ini harus dimenangkan. Dan salah satu faktor kemenagan ialah harus memiliki pasokan "bagus" dari industri militer. Ungkapan "bagus" ini ialah selalu tersedia, lebih bagus, lebih cepat, dan lebih baik.
Tidak ada jalan lain, selain menggunakan ilmu dari teknik ini. Maka diperkenalkanlah pengetahuan tentang analisis sistem dan riset Operasional (OR). Hal ini meliputi urutan kegiatan nan akhirnya mengarah pada desain dan penyebaran sistem protesis manusia nan kompleks. Analisis sistem ialah evaluasi sistematis dari biaya dan akibat lain nan memenuhi persyaratan dalam berbagai cara (Checkland, 1981).
Analisis sistem dan riset operasional ini ialah cara buat mengatasi masalah kompleks alokasi sumber daya dalam pabrifikasi. Awalnya buat industri perang, dan selanjutnya menjadi baku bersama nan dipelajari pada teknik industri.