Manfaat Koloid
Koloid ? Bagi Anda nan waktu sekolah di bangku SMP atau SMA alergi dengan pelajaran Fisika dan Kimia, tampaknya sudah tidak ingat lagi apa itu koloid. Atau Anda memang sudah pernah mendengarnya dari bacaan atau apa pun, rasanya tak begitu kental mengenal apa kegunaan dari keberadaan koloid dalam kehidupan kita.
Padahal koloid sangat banyak kita gunakan baik dalam hal makanan atau benda-benda nan biasa kita pakai. Maka dari sana, rasanya perlu dibahas ulang apa dan bagaimana koloid itu sendiri. Semoga dari sini terpetik kegunaan nan tak sedikit.
Perlu diketahui, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering menemukan produk-produk nan sejatinya terdiri dari campuran beberapa zat. Namun, zat-zat itu dapat tercampur secara merata atau sejenis sehingga kita tidak dapat merasakannya apalagi melihatnya. Dalam kehidupan itulah, koloid juga banyak ditemukan.
Lihat saja bagaimana seorang ibu nan sedang memberikan susu kepada anaknya. Saat susu bubuk dicampur dengan air panas, maka susu tersebut merata sinkron dengan jumlah dan kadar air panas itu sendiri. Nah , nan mampu memeratakan atau menyatukan dua zat itu ialah sebuah sistem nan berada pada produk nan menggunakan sistem koloid. Koloid ada namun keberadaannya kerap kali tidak terlihat oleh kasat mata.
Definisi Koloid
Jika merujuk pada definisinya, maka koloid ialah campuran dari dua zat nan heterogen. Partikel-partikel zat koloid nan berbentuk fase terdispersi atau terpecah, mampu menyebar secara merata di dalam zat lain. Zat lain ini kemudian disebut dalam bahasa kimia ialah medium pendispersi atau sang pemecah. Jika memang penasaran dengan bentuk koloid, maka bayangkan saja secara visualisasinya seperti berikut.
Kondisi ukuran partikel koloid rata-rata berada pada kisaran antara 1-100 mm. Ukuran ini dapat diukur dari panjang, lebar, tebal, maupun diameter dari suatu partikel nan dapat mewakili keberadaan koloid. Sementara buat memudahkan cara kerjanya, selain susu bubuk tadi, maka perhatikannya contoh lain, yakni sistem koloid pada kerja tinta.
Sistem koloid telah menjadi serbukan rona pada tinta padat atau tinta cairan air. Sistem koloid ini telah menjadikannya inheren pada kertas atau media apa saja nan menjadi pemindahnya. Jelly, saos mayones dan hairspray ialah contoh lain terjadinya sistem koloid selain dari susu bubuk dan tinta. Maka benarkan, bahwa koloid sangat dekat dengan kita? Hanya saja kita tidak menyadari keberadaaan koloid.
Dengan kata lain, koloid atau sistem koloid atau nan juga disebut sebagai suspensi koloid tidak lain ialah larutan koloid nan terbentuk dari campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Partikel terdispersi berukuran antara 10-7 hingga 10-4 centi meter. Kemudian partikel tersebut dapat saja terdiri atas molekul kecil dan sangat besar serta atom.
Pada kasus emas, koloidnya terdiri atas partikel-partikel nan memiliki ragam ukuran dan memiliki atom emas dalam jumlah jutaan bahkan juga lebih. Sementara dalam kasus zat belerang, koloid di dalamnya ialah partikel-partikel mengandung sekitar 1000 molekul S8.
Ragam Koloid
Nah , alangkah lebih baiknya jika Anda mengenal langsung jenis-jenis nan ada pada koloid. Sehingga lebih memudahkan bagi Anda buat melakukan identifikasi satu persatunya. Sekali lagi, bahwa sistem koloid itu disusun oleh fase terdispersi nan kemudian tersebar merata dalam medium hang bersifat pendispersi. Keduanya dapat berbentuk zat padat, cair, atau juga bahkan gas.
Jika melihat pada fase terdispersinya, maka dirangkumlah sistem koloid menjadi menjadi 3 kelompok.
- Pertama, ada nan disebut dengan Sol nan tidak lain fase terdispersi padat. Jika Sol padat berada pada Sol dalam medium pendispersi padat maka jadilah semacam paduan logam, gelas warna, intan hitam, dan lain-lain. Jika Sol ini kemudian menyatu pada Sol cair maka jadilah tepung dalam air, tinta, cat, serta tanah liat. Sementara Sol gas sendiri semisal asap pembakaran dari apapun dan debu nan berterbangan.
- Yang kedua, ialah Emulsi atau fase terdispersi cair. Jika Emulsi ini berjumpa dengan Emulsi padat, maka jadilah keju, mentega, nasi dan jelly. Bertemu Emulsi cair akan menjadikan saos mayones, susu serta krim tangan. Sementara jika berjumpa dengan Emulsi gas maka jadilah hairspray dan obat nyamuk nan biasa kita pakai. koloid sungguh dekat bukan dengan kehidupan kita? Hanya saja, sporadis nan memperhatikan koloid itu apa.
- Dan nan ketiga adalah, koloid Buih atau fase terdispersi gas. Jika berjumpa dengan Buih padat maka jadilah marshmallow, styrofoam, batu apung, dan karet busa. Jika berjumpa dengan Buih cair maka akan menjadi putih telur terkocok dan busa pada sabun.
Manfaat Koloid
Sekali lagi ada ragam kegunaan pada diri koloid sebab memang sangat krusial bagi kehidupan. Bahkan koloid sudah menjadi sesuatu nan tidak dapat dipisahkan dari global industri nan juga akan dikembalikan pada kehidupan kita sehari-hari. Tanpa adanya koloid akan ada banyak zat-zat nan susah tercampur sehingga tak dapat digunakan dengan mudah.
Maka keberadaan koloid ialah sesuatu nan tidak dapat pernah lekang dari kehidupan manusia abad modern ini. Jika dilihat dari aplikasiasnya, maka koloid dalam global industri dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Pada Industri makanan, maka koloid nan kita kenal akan menghadirkan menu-menu semisal saus salad, keju, mentega dan susu.
- Pada industri kosmetik dan perawatan tubuh, maka koloid menjelma menjadi krim, odol atau pasta gigi, dan juga sabun. Pada industri rumah tangga koloid dapat menjadi deterjen.
- Sementara pada industri pertanian, maka koloid dapat menjadi pestisida dan insektisida. Koloid juga masuk pada industri cat dengan menjadi cat cair.
- Sementara pada Industri minyak ikan, atau penisilin nan digunakan dalam bidang kedokteran.
Cara Kerja Koloid
Lantas bagaimana kemudian koloid itu sendiri melakukan reaksinya? Berikut ini ialah klarifikasi ilmiah mengenai pelaksanaan nan terjadi pada koloid kepada beberapa zat lain nan juga sangat dekat dengan kehidupan kita.
Kasus pertama ialah koloid sebagai pemutih gula. Pada kasus ini, kita kerap kali menemukan gula nan terbuat dari tebu dengan rona nan masih cukup kotor. Gula nan berwarna kotor ini mampu diputihkan dengan keberadaan koloid.
Caranya ialah dengan cara melarutkan gula ke dalam air, lalu dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon, maka partikel koloid akan melakukan adsorpsi zat rona tersebut sehingga rona gula nan semula tak putih menjadi putih jernih.
Kasus kedua, pada koloid penggumpalan darah. Perlu diketahui, bahwa darah sejatinya memiliki koloid protein bermuatan negatif. Apabila Anda luka, maka dapat diobati dengan pensil stiptik atau juga menggunakan tawas nan mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion inilah nan membantu partikel koloid pada protein nan bersifat netral hingga penggumpalan darah terjadi.
Pada kasus ketiga, koloid sebagai penjernih air. Jika Anda pelanggan air keran dari PDAM, maka saat ini air tersebut mengandung partikel-partikel koloid tanah liat, lumpur nan bermuatan negatif jika tidak diolah. Dalam rangka agar layak dikonsumsi khalayak, maka dilakukanlah langkah-langkah supaya partikel koloid negatif tersebut bisa dipisahkan sehingga air nan semula keruh menjadi jernih.
Dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3. Ion Al3+ nan ada pada tawas akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 nan bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O ---- Al(OH)3 + 3H+. Jika sudah selesai, maka Al(OH)3 seterusnya menyingkirkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid dari tanah liat atau lumpur.
Dengan kata lain, terjadilah koagulasi pada lumpur. Lalu kemana lumpurnya? Lumpur itu mengendap bersama tawas nan juga mengendap sebab pengaruh gravitasi bumi dan air menjadi jernih dan koloid menjadikannya layak konsumsi.
Begitulah koloid bekerja. Semoga bermanfaat.