Penyakit MRSA
Selama ini, kita mendengar bahwa HIV Aids ialah penyakit paling berbahaya di global nan belum ditemukan obatnya hingga kini. Namun, ada satu penyakit berbahaya nan lebih mematikan dari pada Aids. Penyakit itu disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri jenis pemakan daging. Bakteri pemakan daging biasa disebut juga sebagai MRSA ( Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus ).
Bakteri
Para peneliti bakteri terdahulu berpendapat bahwa bakteri ialah hewan-hewan kecil dan mengelompokkannya bersama hewan mikroskopis nan disebut protozoa . Kemudian, bakteri digolongkan ke dalam tumbuh-tumbuhan oleh banyak pakar biologi dan diklasifikasikan dengan nama schizomycophyta , nan artinya, ”tumbuhan jamur nan membelah diri”.
Hal ini didasarkan pada proses perkembangbiakan bakteri tak melalui kawin, tapi melalui proses pembelahan sel sederhana. Pembelahan sel mungkin terjadi dengan kecepatan luar biasa, yaitu setiap 15 atau 20 menit dalam keadaan suhu, kelembapan, dan jumlah makanan nan sesuai.
Organisme bakteri ialah salah satu organisme mikroskopik sebab organisme ini sulit buat dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Akan tetapi, setelah abad ke-19, mulai berkembang ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi). Ciri-ciri generik bakteri ialah sebagai berikut.
- Bakteri bersel satu dengan ukuran sangat kecil. Ukuran terbesar sporadis melebih, 0,005 mm. Beberapa bakteri hanya berukuran 0,00015 mm, sehingga hanya bisa dilihat melalui mikroskop.
- Secara generik ada tiga bentuk tubuh bakteri, yaitu lonjong/bulat (kokus), batang/silinder (basilus), dan berbentuk spiral/sekrup (sprilium).
- Bakteri memiliki dinding sel nan sangat tipis, nan terdiri atas selulosa dan kitin.
Seiiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang bakteri telah sukses ditelusur oleh para ilmuan. Para ilmuan nan berperan krusial dalam perkembangan ilmu tersebut ialah Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.
Pada tahun 1828, Ehrenberg memperkenalkan istilah bacterium nan diambil dari bahasa Yunani bakterion , nan berarti batang-batang kecil. Setelah Louis Pasteur melakukan berbagai percobaan, istilah bakteri ini mulai berkembang dan melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Jadi, Bakteriologi ialah salah satu cabang mikrobiologi nan mempelajari biologi bakteri.
Pada tahun 1635-1703, seorang pakar matematika dan sejarahwan berkebangsaan Inggris, Robert Hooke, menulis sebuah buku nan berjudul “Micrographia” (1665) nan berisi tentang hasil pengamatan nan dilakukannya menggunakan mikroskop sederhana.
Akan tetapi, Robert Hook belum bisa menemukan struktur pada bakteri, sedangkan dalam bukunya, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang . Tapi, buku ini menjadi sumber dari pelukisan awal dari mikroorganisme.
Pada era nan sama dengan Robert Hook, Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop sangat sederhana. Kemudian, ia terinspirasi oleh Robert Hooke buat membuat sebuah mikroskop rancangan sendiri dengan hasil baik nan kemudian pada tahun 1684 digunakan buat mengamati makhluk mikroskopik pada berbagai media alami.
Pada tahun 1676, Antoni van Leeuwenhoek buat pertama kalinya sukses menemukan bakteri di dunia. Kemudian hasil temuannya tersebut dikirimkan ke Royal Society of London dan dipublikasikan pada tahun 1684.
Hasil dari inovasi ini mendapatkan konfirmasi nan banyak dari para ilmuan lainnya. Sejak saat itulah, mulai berkembang ilmu tentang mekroorganisme, selain ilmu tentang bakteri.
Seorang botanis berkebangsaan Breslau (Polandia), Ferdinand Cohn (1828-1898), sukses menemukan tentang bakteri nan resisten terhadap panas. Ia tertarik buat meneliti kelompok bakteri ini, sehingga ia menemukan kelompok bakteri penghasil endospora nan resisten terhadap suhu tinggi.
Selain itu, Ferdinand Cohn juga sukses menjelaskan siklus kehidupan bakteri Bacillus , nan sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas. Setelah itu, ia membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa metode buat mencegah terjadinya kontaminasi pada kultur bakteri. Kemudian, metodi ini dugunakan oleh para ilmuan lain, seperti Robert Koch.
Seorang pakar fisika kebangsaan Jerman, Robert Koch (1843-1910), melakukan banyak penelitian mengenai penyakit bakteri nan disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada awalnya, para ilmuan mempelajari penyakit antraks nan menyerang banyak hewan ternak sebab adanya bakteri Bacillus anthracis , salah satu bakteri penghasil endospora.
Selain itu, Robert Koch juga ialah orang nan pertama kali menemukan isolat murni Mycobacterium tuberculosis , yaitu bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TBC).
Robert Koch berkat dua penelitian mengenai penyakit nan disebabkan oleh bakteri tersebut sukses membuat Postulat Koch, yaitu sebuah teori mengenai mikroorganisme khusus buat penyakit nan lebih spesifik.
Robert Koch juga sukses menemukan sebuah metode buat mendapatkan isolat murni dari bakteri. Inovasi lainnya ialah penggunaan kultur padat buat menumbuhkan bakteri di luar habitat aslinya.
Penelitian tersebut pada awalnya, ia menggunakan potongan kentang dan kemudian dikembangkan dengan menggunakan nutrien gelatin. Akan tetapi, nutrien gelatin banyak kekurangannya, sehingga diganti dengan homogen polisakarida. Hal tersebut ialah ide dari istri waler Hesse nan juga bekerja bersama Robert Koch.
Pertumbuhan dan reproduksi bakteri dipacu oleh dukungan dari kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan nan bisa memicu pertumbuhan dan reproduksi bakteri ialah suhu, kelembapan, dan cahaya.
Pengamatan sel bakteri terhadap parameter pertumbuhan tersebut bisa diamati oleh beberapa alat, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM). Berdasarkan kondisi lingkungan berupa kisaran suhu, bakteri bisa dibagi menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut.
- Bakteri psikrofil ialah bakteri nan hayati pada lingkungan dengan suhu 0°– 30 °C dengan suhu optimum 15 °C.
- Bakteri mesofil ialah bakteri nan hayati pada lingkungan dengan suhu antara 15°– 55 °C dengan suhu optimum 25°– 40 °C.
- Bakteri termofil ialah bakteri nan bisa hayati pada lingkungan dengan suhu tinggi antara 40°– 75 °C dengan suhu optimum 50°– 65 °C.
- Bakteri hipertermofil ialah bakteri nan hayati pada lingkungan dengan kisaran suhu 65°– 114 °C dengan suhu optimum 88 °C.
Selain itu, bakteri mempunyai peranan krusial di dalam kehidupan manusia. Ada nan menguntungkan dan merugikan bagi manusia. Salah satu bakteri nan merugikan ialah bakteri pemakan daging .
Bakteri Pemakan Daging
Bakteri pemakan daging merupakan jenis bakteri Staph nan dapat ditemukan pada kulit, hidung bagian dalam, maupun lipatan kulit lainnya nan resisten terhadap antibiotik, yaitu kemampuan buat menolak antibiotik. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit, terutama jika kita memiliki luka pada tubuh.
Karena telah memiliki kekebalan terhadap antibiotik, pemberian antibiotik nan salah justru akan membunuh bakteri baik dalam tubuh. Kemudian, meregenerasi dan menulari bakteri lainnya.
Salah satu kasus nan terjadi ialah dalam warta kompas.com pada 11 Agustus 2010. Seorang wanita nan habis melahirkan secara c aesar ternyata terkena bakteri dursila ini.
Penyebabnya ialah sebab sehabis melahirkan Sandy Wilson mengalami pembekuan darah nan menyebabkannya harus menerima komponen darah dari ribuan pendonor. Belum dua hari kepulangannya dari rumah sakit, pada bagian luka muncur cairan dan tekanan darahnya anjlok. Wilson mengalami beberapa kali operasi pencangkokan perut dan organ dalam tubuh sebab penyakit itu sangat parah mengkikis habis tubuhnya.
Parahnya, sebab takut menularkan, Wilson tak diizinkan menyentuh anaknya. Setelah pengobatan selama bertahun-tahun dengan adanya organ tubuh orang lain menempel pada tubuhnya, akhirnya Wilson dapat menjalani kehidupan sebagai orang normal walaupun harus mengonsumsi obat imun-suppresing seumur hidupnya.
Penyakit MRSA
Penyakit MRSA memang sporadis terdengar di Indonesia. Namun, di Amerika Serikat, lebih dari 1.900 orang meninggal dampak penyakit ini. Wilson termasuk salah satu penderita nan beruntung sebab nyawanya masih dapat tertolong. Bakteri ini sangat berbahaya.
Seperti dalam kasus Wilson, bakteri ini memakan daging, otot, dan parahnya bisa menyerang organ vital, seperti paru-paru, hati, ginjal, usus dan lainnya. Untuk itu, beberapa hal nan dapat dilakukan buat mencegah terkena bakteri ini ialah sebagai berikut.
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air hangat minimal selama 15 detik.
- Menutup luka pada kulit dengan perban nan higienis hingga sembuh.
- Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain, terutama barang nan berhubungan dengan kontak kulit, seperti handuk atau pisau cukur.
- Cuci barang menggunakan desinfektan (1 sendok makan desinfektan dilarutkan dalam 1 liter air) dan gunakan kain higienis buat menyekanya.
- Jangan malas mandi, terutama jika tubuh Anda telah terkontaminasi debu atau kotoran.
Yang paling rentan terkena penyakit ini ialah anak-anak, terutama nan memiliki daya tahan tubuh lemah. Namun, inti buat menghindari bakteri ini ialah selalu menjaga kebersihan tubuh. Dengan kebersihan, tak hanya akan terhindar dari bakteri pemakan daging, tetapi bebas dari penyakit apapun. Semoga bermanfaat.