Stadion Bung Karno - Sejarah Persepakbolaan Indonesia
Walaupum belum pernah mengecap Piala Dunia, Indonesia termasuk negara nan masyarakatnya memiliki antusias nan sangat besar terhadap sepak bola. Buktinya pada tanggal 24 dan 26 Mei 2012 kemarin. Dimana dengan adanya pertandingan persahabatan antara klub sepak bola ternama Intermilan melawan Indonesia telah menyebabkan stagnasi di Senayan. Stagnasi tersebut dampak kedatangan para penonton dari berbagai daerah nan tak ingin melewatkan pertandingan di Stadion Bung Karno tersebut.
Stadion Bung Karno - Stadion Kebanggaan Indonesia
Stadion Bung Karno merupakan stadion serbaguna nan berada di Senayan, Jakarta. Stadion ini sendiri merupakan bagian dari kompleks olahraga Sasana Olahraga Bung Karno nan seringkali digunakan ketika terjadi pertandingan sepak bola taraf internasional. Dengan kapasitasnya nan mencapai 80.000 orang, stadion ini menjadi stadion sepak bola terbesar di Indonesia, bahkan menjadi salah satu nan terbesar di dunia.
Stadion Gelora dibangun pada tahun 1958 dengan kapasitas sekitar 100.000 orang. Pada tahun 1962, penyelesaian fase awalnya pun bisa diselesaikan. Di tahun 2007, ketika Piala Asia akan diadakan, maka dilakukan renovasi kembali terhadap Stadion Bung Karno menjelang Piala Asia 2007, dimana kapasitasnya dikurangi menjadi 88.083 penonton.
Renovasi Stadion Bung Karno tersebut memang dirasa perlu guna memberikan kenyamanan kepada para penonton sepak bola. Apalagi stadion tersebut pada masanya digunakan sebagai loka pertandingan sepak bola antarnegara. Telah banyak catatan sejarah persepakbolaan nan telah ditorehkan di stadion ini. Hal tersebut jelas merupakan suatu kebanggaan nan tak akan ternilai bagi bangsa dan negara Indonesia.
Oleh sebab itu, pemeliharaan terhadap suatu sasana olahraga sangat perlu dilakukan guna menjaga keeksistensiannya. Memang, bukan hal mudah buat melakukan semua itu. Hal itu sebab pemeliharaan suatu sasana olahraga memerlukan tenaga serta biaya nan tak sedikit. Namun, apabila dilakukan dengan semangat dan keseriusan serta perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, maka sasana olahraga nan ada di Indonesia akan terus eksis dan berdiri kokoh.
Stadion Bung Karno - Sejarah Pembangunan Stadion
Pada awalnya di tanggal 24 Agustus 1962, Stadion Bung Karno dibangun sebagai kelengkapan wahana dan prasarana pada acara Asian Games 1962 nan akan diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1962 di Jakarta. Pembangunan nan memakan dana sebasar 12,5 Juta dollar AS ini mendapat dana dari kredit lunak nan bersumber dari Uni Soviet.
Pencetus kompleks Sasana Olahraga Bung Karno sendiri merupakan gagasan dari Bung Karno. Oleh sebab itu, sebagai bentuk penghormatan, maka dinamakanlah Sasana Olahraga Bung Karno.
Sebelum pembangunannya, ditilik dari banyak surat keterangan serta peta terbitan Topographisch Bureau Batavia di tahun 1902, kawasan Senayan nan merupakan loka berdirinya Stadion Bung Karno pada awalnya bernama Wangsanajan atau Wangsanayan menurut ejaan nan diperbaharui. Wangsanayan dikatakan merupakan pemilik tanah nan kini pada kawasann tersebut. Karena penyebutannya menjadi sulit, maka masyarakat menyebutnya menjadi Senayan.
Ada pula sumber lain nan mengatakan bahwa dalam bahasa Betawi, kata Senayan diartikan sebagai "Senenan". Ada juga nan menyatakan "jenis permainan berkuda", dimana kata tersebut diperkirakan muncul sejak zaman penjajahan, ketika Inggris sukses merebut Indonesia dari Belanda, dengan Thomas Raffles sebagai Letnan Gubernur Jawa saat itu. Dimana ketika itu kawasan Senayan menjadi arena bermain Polo, homogen permainan nan mirip seperti sepak bola tapi dengan menunggang kuda.
Pendirian sasana olahraga ini kemudian membuat kawasan Senayan mulai banyak dikenal. Pembangunan Stadion Bung karno ini merupakan ide dari proyek mercusuar Soekarno. Dimana ia ingin mengadakan pertandingan persahabatan dalam bidang olahraga nan pesertanya berasal dari gerakan Negara Non Blok.
Selama masa pembangunan, antusias Soekarno dalam pembangunan ini terlihat dari rajinnya ia buat mengunjungi proyek mercusuarnya ini, hingga bisa terlibat langsung buat mengurusi hal-hal sepele, seperti batu bata dan pasir. Tidak hanya itu, bahkan Soekarno tetap asik mengurusi proyek ini ketika saat itu di Karawang terjadi banjir.
Pada tanggal 8 Februari 1960, gelangang olahraga ini pun dibuka. Walaupun berdiri dengan donasi Uni Soviet pada masa Perdana Menteri Nikita Kruschev, tapi peletakan tiang pancang pertama tetap dilakukan oleh Soekarno dengan disaksikan secata langsung oleh Wakil PM Uni Sovyet Anastas Mikoyan pada 8 Februari 1960.
Sayangnya, kemudian muncul gosip sebab tak adanya prasasti atau tanda lain nan menyatakan bahwa pembangunan tersebut merupakan donasi dari Uni Soviet, sehingga Perdana Mentri Uni Soviet ketika itu merasa kecewa.
Akan tetapi, pada masa Orde Baru di pemerintahan Soekarno, maka nama Stadion Bung Karno berubah menjadi Stadion Primer Senayan. Dimana terjadinya reformasi di tahun 1998 turut mengembalikan nama stadion seperti semula. Pada pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001, stadion ini kembali menjadi Stadion Bung Karno.
Stadion Bung Karno - Sejarah Persepakbolaan Indonesia
Seiring dengan perkembangan Stadion Gelora Bung ini juga menjadi jalannya perkembangan persebakbolaan di Indonesia. Dimana dari awal pendiriannya hingga kini, Stadion Bung Karno turut mencatat sejarah perjuangan sepak bola Indonesia di dunia. Berikut ini sedikit sejarahnya.
- Pada tangga 13-14 Febuari 1970, kesebelasan Persija Jakarta dan Timnas menghadapi versus Kesebelasan Csepel dari Hongaria.
- Pada tanggal 20-28 Juni 1970, Indonesia mengadakan Jakarta Anniversary Football Tornament di stadion ini nan dengan peserta 6 negara. Pada saat itu, Indonesia hanya mendapat kampiun ketiga dengan Malaysia sebagai Juara.
- Pada tangal 20 Juni 1971, terjadi pertandingan persahabatan antara PSV Eindhoven dari Belanda melawan Tim nasional, di stadion ini.
- Pada tangga 21 Juni 1972, stadion ini mendapat kunjungan dari Bintang sepak bola global Pele bersama klubnya Santos. Dimana terjadi pertandingan persahabatan antara Santos dengan Tim nasional Indonesia. Pada pertandingan tersebut, Pele mencetak 1 gol spektakuler dan membuat Santos memenangi pertandingan dengan skor 3-2.
- Pada tanggal 15 Maret 1986, terjadi pertandingan penyisihan pra Piala Dunia. Dimana Timnas nan banyak diisi oleh pasukan PSSI Garuda, sukses mengalahkan tim Muangthai nan menjadi salah satu Tim kuat saat itu.
- Pada tahun 11-18 Juni 1973, berlangsung turnamen sepakbola Anniversary Cup nan dibuka oleh Prof. Ir. Sumantri Brojonegro selaku Menteri Pendidikan & Kebudayaan ketika itu. Dimana Burma sukses menjadi Juara.
- Pada tanggal 21 Februari 1986, ketika pra Piala Global terjadi persahabatan Tim PSSI melawan timnas Paraguay dengan hasil akhir kemenangan Paraguay dengan skor 2-3.
- Pada tanggal 15 Maret 1986 terjadi pertandingan penyisihan pra Piala Dunia. Dimana Timnas nan banyak diisi oleh pasukan PSSI Garuda, sukses mengalahkan tim Muangthai nan menjadi salah satu Tim kuat saat itu.
- Pada tanggal 14 Juni 1987, klub PSV Einhoven nan saat itu menjadi klub dari Pemain sepakbola kenamaan asal Belanda, Rud Gullit melawan tim PSSI A dalam pertandingan persahabatan. Dimana tim PSSI A sukses menahan PSV dengan skor 3-3.
- Pada tanggal 4 Juni 1994, Indonesia kedatangan Tamu Kampiun Perserikatan Italia AC Milan. Ketika itu terjadi partai eksebisi antara AC milan melawan Persib nan berakhir dengan skor 8-0.
- Pada tanggal 29 Desember 2010, di stadion ini terjadi pertandingan final Piala AFF laga ke dua antara Indonesia melawan Malaysia. Laga pertama, sebelumnya telah diadakan di Malaysia dengan skor kemenangan 0-3 buat Malaysia. Pertandingan ini menyita perhatian nan sangat besar, tak hanya dalam global sepakbola di Asia, tapi di dunia. Pertandingan itu dimenangkan oleh Indonesia dengan skor 2-1. Sayangnya, Piala AFF tetap dimenangkan oleh Malaysia sebab dihitung berdasarkan perolehan gol dari 2 laga final tersebut.
Stadion Bung Karno telah mengalami perjalanan nan sangat panjang. Tidak hanya dalam global sepak bola, bahkan juga politik. Dimana nama Stadion ini sempat mengalami perubahan menjadi Stadion Senayan pada saat orde baru, di zaman pemerintahan Suharto.
Pada tahun 1998, setelah Suharto turun pada era reformasi, nama stadion itu berubah kembali. Pada saat itu, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Surat Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2001 buat mengembalikan nama Stadion Senayan kembali menjadi Stadion Bung Karno hingga saat ini.