Tempat Wisata di Kota Kudus
Kota Suci ialah kota nan terletak di jalur pantai utara timur Jawa Tengah antara Semarang dan Surabaya. Di wilayah timur Kota Kudus terletak Kota Semarang dan Pati sedangkan di selatannya kota Demak dan Grobogan serta kota Jepara di barat.
Kota Kudus memang fenomenal, perjalanan panjang kota nan terletak di jantung provinsi Jawa Tengah ini telah melahirkan banyak kisah, nan tidak lekang panas dan hujan. Majemuk julukan pantas disematkan buat Kota Suci nan berdiri pada tanggal 23 September 1549, dikarenakan prestasi nan telah ditorehkannya.
Apa nan Anda pikirkan bila mendengar kata Kudus ? Sunan Suci wali penyebar agama Islam, pabrik rokok Kudus, soto Suci nan nikmat dan gurih, kota loka pemasok bulu tangkis kelas global ialah jawaban nan mungkin akan telontar..
Kota Suci - Kota Santri
Nama Kota Kudus berasal dari nama seorang wali yaitu Sunan Kudus. Suci itu sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Quds nan artimya suci. Nama orisinil Sunan Suci ialah Dja’far Sodiq, ayahnya ialah Raden Usman Haji, seorang ulama terkemuka di daerahnya, Jipang Panolan-Blora utara.
Oleh masyarakat ayahnya tersebut lebih dikenal dengan julukan Sunan Ngudung. Semasa hidupnya Sunan Suci mengajar serta menyiarkan agama Islam di daerah Kota Suci dan sekitarnya. Karena beliau memiliki keahlian dalam berbagai cabang ilmu agama Islam, seperti ilmu agama Tauhid, Usul, Hadits, Sastra Mantiq dan lebih-lebih di dalam Ilmu Fiqih. Kepiawaian Sunan Suci di bidang sastra telah mewariskan Gending Maskumambang dan Mijil nan berisis cerita-cerita pendek filsafat keagamaan.
Selain tokoh penyebar Islam, Sunan Suci juga seorang Senopati Kerajaan Islam Demak. Peninggalan bersejarah kerajaan ini ialah Masjid Raya Kota Suci atau Masjid Menara Suci nan didirikan pada 956 H atau 1549 M. Bangunan ini memiliki paduan arsitektur Jawa, Hindu, dan Islam.
Selain Sunan Kudus, Kota Suci juga telah melahirkan Sunan Muria, kakak dari Sunan Kudus. Nama aslinya ialah Raden Umar Syaid, sedangkan nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Sunan Muria memperkenalkan Islam dengan cara memberikan pendidikan kepada para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata lainnya nan tinggal di pesisir pantai hingga sepanjang lereng Gunung Muria nan terletak 18 km jauhnya sebelah utara Kota Suci sekarang.
Dengan latar belakang sejarah seperti ini, tidak mengherankan bila Kota Suci kemudian dikenal sebagai "kota santri", sebab tradisi keislamannya nan kental pada masyarakatnya.
Kota Suci - Kota Kretek
Kota kretek, itulah julukan nan tepat buat Kota Suci dan itu bukan hanya sekadar jargon namun juga menjadi sebuah kebanggaan. Pabrik rokok di Kota Suci memang sudah mengakar di masyarakat Kudus. Ribuan penduduknya nan telah berganti generasi sebagai buruh sejak pabrik berdiri.
Tercatat, saat ini setidaknya ada enam pabrik rokok (kretek) besar nan beroperasi di Kota Kudus, yaitu: PT Djarum, PT Nojorono, PR Sukun, PR Jambu Bol, PR Pamor, PR Djanur Kuning. Bahkan dua orang pemilik Djarum, R. Budi (69) dan Michael Hartono (71) di tahun 2010 ini berada pada posisi teratas dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Luar biasa!
Sebenarnya sejarah rokok kretek di kalangan rakyat Jawa telah berumur panjang, bahkan terdapat legenda rokok Mendut-Pranacitra. Legenda nan berlatar belakang Kerajaan Mataram di bawah Sultan Agung (1613-1645) ini mengisahkan Tumenggung Wiraguna, seorang panglima perang Mataram ditolak cintanya oleh Mendut.
Rasa kecewa, marah, sakit hati lalu menghinggapi pria nan telah berusia uzur ini. Sebagai bentuk pembalasan, ia lalu mewajibkan Mendut membayar pajak tiga real sehari. Mendut lalu memutar otak buat bisa memenuhi kewajibannya tersebut.
Kemudian Ia membuka usaha rokok kretek nan pada awalnya kecil-kecilan saja. Namun sebab Mendut mempunyai "kiat khusus" buat menarik konsumen, yaitu dengan bersedia menyulut, mengisap, mengulum batang rokok nan dibeli konsumennya, maka produksi rokok kretek Mendut akhirnya dibanjiri peminat, terutama para lelaki.
Pajak berat nan dibebani Wiraguna kepadanya akhirnya bisa dibayar. Di antara pria penikmat rokok kreteknya terdapat Pranacitra, nan diam-diam mencintainya. Pasangan ini lalu menjalin pertalian kasih nan menimbulkan kemarahan Wiraguna. Akhirnya keduanya dibunuh.
Selain dua julukan tersebut, Kota Suci juga dikenal sebagai kota pemasok atlet bulu tangkis handal. Maklum di Kota Suci terdapat PB Djarum nan telah terbukti berhasil melahirkan atlet sekaliber Liem Swie King, Muhamad Ahsan, Hariyanto Arbi, Hermawan Susanto, Eddy Hartono, Fung Permadi, Hendrawan, Kristin Yunita, Sigit Budiarto dll.
Tempat Wisata di Kota Kudus
- Makam Sunan Kudus, makam salah satu dari Walisongo, penyebar agama Islam di tanah Jawa, termasuk juga di Kota Kudus.
- Masjid Sunan Muria (Masjidil Aqsa), yaitu masjid nan berada satu loka dengan makam Muria.
- Menara Kudus, berada di kompleks makam dan Masjid Sunan Muria. Menara dengan bentuk arsitektur Hindu ini ialah ikon Kabupaten Kudus.
- Taman Krida, taman bermain dan loka rekreasi keluarga.
- Gedung Olahraga Wergu, yaitu gedung olahraga nan dilengkapi juga dengan kolam renang serta loka pemancingan.
Kuliner Khas Kota Kudus
- Sate kerbau, makanan ini ialah salah satu masakan khas Kota Kudus. Sate ini terbuat dari daging sapi dan disajikan berbeda dari biasanya, yaitu daging dipotong, dicincang, kemudian dilekatkan pada batang sate dengan bumbu kecap, dan kelapa. Rasa sate kerbau khas Kota Suci ini mirip dengan dendeng.
- Lentong, makanan khas pagi Kota Suci ini terdiri atas tahu semur, telur, lontong, dan sayur lodeh. Awalnya, penjual lentong berasal dari Desa Tanjungkarang, tetapi sekarang sudah menyebar ke seluruh Kota Kudus. Keunikan lentong ialah ukuran lontongnya sangat besar, yaitu sebesar betis orang dewasa.
- Ayam goreng gepuk, ayam goreng bumbu khas Kota Suci ini disajikan unik dan memiliki rasa khas serta gurih. Masakan racikan Dapur Gentong ini bisa dinikmati di restoran Gentong, Kampung Air Resto Megawon, dan Roemans Resto di Jalan Mangga, Kota Kudus.
- Soto Kudus, soto nan terkenal di Kota Suci hanya ada dua, yaitu soto ayam dan soto kerbau. Soto suci memiliki rasa manis dan lebih encer, berbeda dengan soto-soto lainnya. Inilah karakteristik khas soto dari Kota Kudus.
- Lontong tahu, masakan khas Kota Suci ini mirip dengan tahu telur. Perbedaannya ialah tak ditambahkan telur seperti tahu gimbal dari Semarang. Cara pembuatan lontong tahu ialah dengan menggoreng tahu khas Kota Kudus, lalu dipotong-potong menjadi seperti dadu dan diberi tambahan nasi atau lontong sinkron selera. Selain itu, ditaburi juga dengan kecambah rebus dan seledri rajang sehingga menghasilkan aroma segar. Jika suka cungor atau bibir sapi nan dibacem, Anda bisa memesan lontong sayur dengan tambahan rajangan cungor. Jangan lupa buat menyiramkan bumbu kecap beraroma bawang putih nan sangat sedap.
- Tahu telur, masakan khas Kota Suci ini mirip dengan tahu telur magelang dan tahu gimbal dari Semarang. Pedagang tahu telur banyak dijumpai pada malam hari di sepanjang Jalan Sunan Kudus, khususnya di depan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kota Kudus.