Hama dan Penyakit pada tanaman Teh
Sebenarnya, hama dan penyakit pada tanaman teh ini banyak sekali jenisnya. Akan tetapi, dalam artikel kali ini penulis akan mengambil beberapa contoh hama dan penyakit nan biasa menyerang tanaman teh atau perkebunan teh di Indonesia. Selain itu, pembahasan hama dan penyakit pada tanaman teh dalam artikel ini ialah nan dianggap paling membahayakan bagi pertumbuhan tanaman teh.
Hama dan Penyakit pada tanaman Teh
Artikel kali ini tak hanya akan membahas mengenai jenis dan hama tanamannya, tetapi akan dibahas pula mengenai cara pencegahan sekaligus pemberantasan hama dan penyakit tersebut. Klarifikasi mengenai jenis-jenis penyakit , cara pencegahan, serta pemberantasannyaakan penulis ulas dalam gambaran berikut.
Hama pada Tanaman Teh
Hama pada tanaman merupakan pengganggu nan sangat meresahkan bagi para petani. Bagaimana tidak, hama-hama ini akan menghambat dan mengganggu pertumbuhan tanaman nan sedang dibudidayakan mereka, tidak terkecuali bagi petani teh. Beberapa hama berikut merupakan penghambat primer produksi perkebunan teh.
1. Heterodera Marioni
Hama ini sporadis menyerang tanaman teh nan sudah berada di perkebunan. Namun, hama ini merupakan hama pada tanaman teh nan paling bertanggung jawab terhadap kerusakan persemaian teh. Ya, agresi hama ini lebih banyak merusak akar teh nan masih berusia sangat muda. Tanda-tanda akar nan terserang hama ini ialah bentuknya nan mekar dan lambat laun akan menjadi busuk . Pemberantasan hama ini bisa dilakukan petani teh dengan cara memberikan racun CCT atau HCT nan disemprotkan ke dalam tanah.
2. Gryllotalpa Africana atau Anjing Tanah (Orong-orong)
Hama ini merupakan hama nan paling bertanggung jawab atas kerusakan di persemaian dan di perkebunan teh nan masih muda atau baru. Loka nan dirusak hewan ini ialah perakaran sebab pada saat hendak membuat lubang di dalam tanah, hewan-hewan ini akan memutus akar tanaman tanpa ampun. Cara terbaik buat memberantas hama ini ialah dengan menagkap hewan-hewan itu, kemudian dibasmi.
3. Brachytypus Portentosus atau Gangsir
Sama seperti anjing tananh, hama gangsir pun merupakan jenis hama nan bertanggung jawab atas kerusakan sistem perakaran tanaman teh. Hama ini akan memutus akar-akar dan batang dekat leher akar tanpa ampun sewaktu membuat lubang atau kandang. Cara memberantasnya ialah dengan menggunakan cara tradisional, yakni menangkapnya dengan cara diintip, kemudian gangsir nan tertangkap dikumpulkan dan dibasmi.
4. Agrotis Sp
Agrotis Sp merupakan hama homogen ulat nan sangat mengganggu. Hama ini dianggap paling bertanggung jawab terhadap kerusakan nan terjadi pada kulit batang tanaman teh di persemaian. Ya, ulat ini dengan sangat kejam akan mengelupaskan kulit batang, bahkan kadang-kadang sampai mematahkan batang tanaman teh. Pemberantasan hama ini bisa dilakukan dengan mencari ulat-ulat tersebut di dalam tanah pada pagi hari atau pada seputaran loka nan terserang. Selain itu, pemberian bahan-bahan beracun pun dianggap efektif membasmi hama ini.
5. Zeuzera Coffeae atau Nonol
Sama seperti Agrotis Sp , hama ini merupakan hama homogen ulat. Hama ini biasanya menyerang batang atan ranting tanaman teh dengan cara menggereknya. Mula-mula penggerekan ini dilakukan pada kulit batang. Namun, lama-kelamaan mereka akan membuat lubang secara melingkar pada batang sehingga menyebabkan batang tersebut mudah patah. Pemberantasan hama ini terbilang mudah sebab petani hanya perlu memotong bagian batang nan terserang, kemudian membakarnya.
6. Bubuk Kayu
Bubuk kayu merupakan homogen hama penyerang tanaman teh nan baru saja mengalami pemangkasan. Namun, dalam beberapa kejadian, hama ini pun ada nan menyerang tanaman teh di persemaian. Cara pemberantasan hama ini, terutama nan menyerang tanaman teh di persemaian, bisa dilakukan dengan mencabut tanaman terserang. Namun, jika nan diserang ialah tanaman teh di perkebunan, jalan terbaik buat memberantas hama ini ialah dengan memperpanjang giliran pemangkasan, dari 2 tahun sekali menjadi 4-5 tahun sekali.
7. Helopeltis Antoni
Hama ini merupakan hama paling berbahaya bagi perkebunan teh . Mengapa? Karena jika perkebunan teh sudah diserang hama ini, bersiaplah buat mengalami kegagalan produksi. Ya, perkebunan teh nan terserang hama ini akan memiliki produksi daun teh sangat sedikit. Ini dikarenakan hama ini membawa semacam penyakit kanker cabang nan bisa menghambat pertumbuhan tanaman, termasuk daun. Hama ini ini umumnya menyerang perkebunan teh nan baru saja mengalami pemangkasan. Pemberantasan hama ini bisa dilakukan melalui beberapa cara berikut.
- Pada kebun nan baru mengalami pemangkasan, petani bisa langsung menangkap hama ini.
- Ujung ranting nan ditinggalkan sewaktu pemungutan tunas harus dipotong karena biasanya serangga ini akan menyimpan telur-telurnya pada sisa-sisa ujung tunas.
- Mempersingkat giliran pemungutan, yakni memungut atau memetik pucuk daun sebanyak mungkin sebelum telur hama ini sempat menetas.
- Menyemprotkan obat derris 0,5 sampai 0,75%.
Setelah mengetahui beberapa hama pada tanaman teh nan paling membahayakan perkebunan teh di Indonesia, sekarang penulis akan memeparkan beberapa penyakit berbahaya pada tanaman teh. Apa saja penyakit tersebut? Berikut gambaran lengkapnya.
Penyakit pada Tanaman Teh
Serangan hama dan penyakit pada tanaman teh memang sangat mengganggu produktivitas perkebunan teh. Jika ini dibiarkan, para petani akan mengalami kerugian sangat banyak. Setelah sebelumnya pembaca mengetahui berbagai hama pada tanaman teh, berikut ini penulis akan membahas penyakit berbahaya pada tanaman teh. Adapun beberapa penyakit tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Ganoderma Pseoduferreum atau Cendawan Akar Merah
Cendawan atau jamur akar merah merupakan penyakit paling banyak menyerang perkebunan teh nan mempergunakan pohon pelindung homogen Albizzia falcate ataupun derris micophyla . Jenis jamur ini menyerang bagian akar tanaman pelindung dan menularkannya pada tanaman teh. Cara penularannya melalui contack intectie .
Pemberantasan penyakit ini bisa dilakukan dengan jalan membongkar atau mencabut tanaman pelindung nan terserang penyakit itu dan juga mencabut tanaman teh nan sudah terinfeksi. Cara lain ialah dengan membuat semacam parit di antara tanaman pelindung dan tanaman teh. Parit ini gunanya sebagai isolasi tanaman teh nan telah terinfeksi sehingga menyulitkan proses penularan kepada tanaman lain.
Sebenarnya, masih banyak penyakit tanaman teh nan disebabkan oleh cendawan-cendawan lainnya, seperti penyakit tanaman teh sebab terinfeksi oleh cendawan akar hitam, cendawan leher akar, ataupun cendawan hangus. Beberapa penyakit tanaman teh ini pun memiliki cara pemberantasan nan tak jauh berbeda.
2. Fomes Cocius
Penyakit ini merupakan penyakit tanaman teh nan bisa diamati ketika pada tanaman teh terdapat tenunan-tenunan dari benang cendawan. Pada tenunan-tenunan benang tersebut kemudian akan muncul butiran-butiran pasir nan terlihat inheren dan membentuk kerak. Nah, kerak-kerak ini ialah penyakit berbahaya pada tanaman teh. Jika sampai bersentuhan dengan tanaman lain, tanaman tersebut memiliki kemungkinan sangat besar buat tertular.
Cara pemberantasan penyakit ini ialah dengan melakukan pembongkaran terhadap tanaman-tanaman nan sudah dipastikan tertular, juga pada tanaman nan masih terlihat sehat, namun tumbuhnya berdekatan dengan tanaman nan sudah tertular. Tanaman nan terlihat sehat itu tentu sudah tertular mengingat kemungkinan terjadinya kontak dengan tanaman teriinfeksi sangatlah besar.
3. Corticium Salmonicolor atau Jamur Upas
Penyakit ini menyerang tanaman teh di bagian kulit batang. Kulit batang nan terserang penyakit ini biasanya akan berwarna putih, kemudian lama-kelamaan akan berubah menjadi kuning hingga merah. Bagian kulit nan ditutupi lapisan lambat laun akan manjadi kering dan terganggu pertumbuhannya.
Cara pencegahan penyakit ini ialah dengan mengusahakan agar kebun teh tak berada pada kondisi lembap. Selain itu, petani bisa melakukan pengerokan kulit batang nan sudah terindikasi terserang penyakit ini, kemudian di bagian nan dikerok dilumuri dengan carbolineam 5%.
Nah, demikianlah pemaparan mengenai berbagai hama dan penyakit pada tanaman teh nan dapat penulis sampaikan. Dengan adanya artikel ini, diharapkan para petani kebun teh menjadi lebih giat lagi buat memelihara kebunnya agar hasil produksi sinkron dengan nan diharapkan.