Sovenir Khas Ende
Kota Ende masuk dalam provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT. Sebuah kota kecil nan memiliki potensi sumber daya bahari nan luar biasa, dan belum diekploitasi. Ada pepatah mengatakan tidak kenal maka tidak sayang. Agar lebih mencintai negeri ini, ada baiknya kita mengenali lebih dalam daerah-daerah di Indonesia.
Sejarah Kota Ende
Sejarah tentang asal mula berdirinya kota Ende, ada dua versi nan lebih bersifat dongeng atau mitos. Dongeng nan sering dikutip ialah nan berasal dari karya S.Roos: Lets Over Ended dan karya Van Suchtelen: Onderafdeling Ende.
Tetapi nan lebih sering dipakai ialah nan versi S. Roos nan membicarakan tentang berdirinya Nua Ende dan Tana Ende secara umum. Meski tak menceritakan secara detail, tapi kisah tersebut sangat berharga.
Dikisahkan bahwa tahun 1872 telah turun dua orang dari langit, mereka ialah Ambu Roru lelaki dan Ambu Mo`do wanita. Mereka menikah dan dikaruniai anak tiga wanita dan dua lelaki.
Keturunan mereka, yaitu Borokanda, Rako Madange, dan Keto Kuwa, menaiki sampan dari Pulau Ende ke Pulau Besar buat melihat perangkap ikan nan mereka pasang di sana. Hari itu mereka mendapat ikan berlimpah. Setengahnya mereka makan disana juga dan setengahnya mereka bawa pulang. Di rumah, mereka menyantap bersama tuan tanah Ambu Nggo`be, nan kebetulan datang.
Setelah itu, mereka bersahabat. Kemudian, Ambu Nggo`be mengajak mereka buat meninggalkan Pulau Ende dan menetap di Pulau Besar. Keluarga dan harta kekayaan mereka dibawa serta, dan Ambu Nggo`be memberikan sebidang tanah.
Namun mereka harus membayar pajak atas tanah itu, dengan satu gading dan seutas rantai mas. Kemudian, mereka mulai membuka hutan dan memulai merintis berdirinya perkampungan Nua Roja nan kemudian diganti dengan nama Nua Ende.
Lebih jauh tentang Kabupaten Ende
Dilihat dari geografisnya Kabupaten Ende terletak di bagian tengah Pulau Flores. Pada bagian utara terhampar bahari Flores, batas selatan ialah Bahari Sawu, Jadi pada utara dan selatan diapit dua laut. Pada batas timur terdapat Kabupaten Sikka, dan batas barat ialah Kabupaten Ngada.
Letak Ende di atas peta ada di 8°26’24,71” Lintang Selatan sampai 8°54’25,46” lintang selatan dan 121°23’40,44” Bujur Timur sampai 122°1’33,3” Bujur timur.
Kabupaten Ende masuk dalam lintasan ring of fire atau jalur gunung volcanic. Fakta ini dibuktikan di Ende terdapat tiga gunung berapi yakni Gunung Kelimutu, Gunung Barah Iya (637 m.dpl) dan Gunung Mutubusa (1.690 m.dpl).
Objek Wisata di Ende
Kabupaten Ende ternyata memiliki potensi objek wisata nan cukup komplit, meliputi wisata alam, sejarah maupun wisata budaya. Namun nan paling terkenal ialah Danau Kalimutu, objek wisata alam ini dijadikan ikon kota Ende.
- Danau Kelimutu
Danau Kelimutu sangat terkenal sebab keunikannya, yaitu memiliki tiga rona berbeda: merah, biru dan putih dan selalu berubah-ubah rona seiring perjalanan waktu.
Sebenarnya ketiga danau itu ialah danau nan berbeda, namun merupakan satu kaldera gunung Kelimutu, dengan luas sekitar 1.051.000 meter persegi dan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau berupa dinding batu sempit setinggi 50 hingga 150 meter nan terjal dan rawan longsor. Kawasan ini telah menjadi Kawasan Perlindungan Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.
- Pantai Pasir Putih
Pulau Flores terkenal dengan pantainya nan indah. Demikian juga di Ende ternyata memiliki pesona pantai nan berpasir putih. Sinkron namanya Pantai Pasir Putih, karakter pantainya nan diselimuti pasir putih halus, dan deburan ombak nan tidak begitu besar. Selain itu kelebihan pantai ini, ialah relative masih sepi, dan kondisi ini tetap dipertahan senyap. Mengapa demikian? Karena Pantai Pasir putih merupakan loka ideal bagi penyu buat bertelur.
Ketika bulan purnama tiba, penyu mendarat ke pantai buat bertelur. Jika Anda tertarik silahkan datang ke pantai nan terletak di Kecamatan Wolotopo, jaraknya 20 km dari kota Ende.
- Pantai Penggajawa
Destenasi berikutnya ialah Pantai Penggajawa nan terletak tidak jauh dari pusat kota. Pantai ini menawarkan suguhan panorama pantai nan berlatang perbukitan. Kelebihan panti ini bukan pada pasirnya. Melainkan sepanjang bibir pantai terhampar kerikil dan bebatuan nan berwarna hijau. Batu hijau ini berasal dari lava gunung berapi antik nan berada di bawah laut. Bebatuan ini naik ke darat sebab dorongan ombak.
Panorama pantai dapat Anda nikmati dari atas bukit, nan hijau dipenuhi oleh aneka tanaman keras. Angin nan berhempus sepoi-sepoi cukup dapat menghipnotis pengunjung buat berlama-lama menikmati horizon dari ketinggian bukit. Akses menunju pantai Penggajawa terbilang cukup baik, jalan diaspal hotmix.
- Rumah Pengasingan Bung Karno
Kota Ende menyimpan catatan sejarah nan berkaitan dengan perjuangan Bung Karno mempersiapkan rumusan Pancasila. Di kota ini terdapat rumah bersejarah nan menjadi saksi bisu ketika Sang Proklamator diasing oleh Belanda di Ende. Ketika masa pengasingan di rumah ini, Bung Karno merumuskan rancangan Pancasila sebagai asas negara Indonesia.
Rumah ini terletak di Jalan Perwira, lokasinya masih di dalam kota Ende. Bentuk rumahnya sangat sederhana. Di lihat dari luar dinding rumah dibalut cat rona putih. Sedangkan ventilasi luar dicat rona kuning. Atapnya berupa seng, nan rupanya sudah karatan. Rumah ini terdapat halaman nan tidak begitu luas, tak berpagar.
Pada bagian dalam rumah terdapat empat ruangan, terdiri dari ruang tidur, ruang tamu, ruang makan dan dapur. Ketika Anda masuk kedalam rumah, terdapat benda orisinil peninggalan Bung Karno, misalnya koleksi buku-buku bacaan nan sengaja ditinggal. Kemudian ada pakaian, lukisan karya Sang Proklamator, loka tidur nan pernah dipakai buat tidur Bung Karno. Semua benda-benda ini terawat dengan baik.
Sovenir Khas Ende
Kalau datang ke Ende rasanya tidak komplit, jika tak membeli tenun ikat orisinil Ende. Pesona tenun ikat orisinil Ende sangat terkenal. Bahkan sudah menjadi komoditas buat keperluan industry mode di Jakarta. Pembuatan tenun ikat dilakukan secara turun temurun, hingga sekarang. Tenun ikat dibuat secara tradisional tanpa menggunakan donasi mesin.
Tenun Ikat nan terdiri dari macam-macam bentuk: selendang kecil atau syal, sarung dan hasil modifikasinya (tas, dompet, kipas, topi, dan lain-lain) menjadi salah satu suvenir khas Ende. Pada umumnya, motif dan ragam hias Tenun Ikat Ende berupa motif primer di bagian One atau Ora (tengah).
Pembuatan Tenun Ikat Ende tak sekadar mempertimbangkan kualitas keindahan artistik semata, tapi juga mengandung simbol-simbol nan berlaku dalam tatanan adat masyarakat setempat, seperti: status sosial (Ngama Ngaza), kemampuan (Tembo Tau), martabat (harga diri), dan hari tua (Jaga Tembo Sera Ware Nuri).
Kuliner Khas Ende
Kurang lengkap rasanya jauh-jauh datang ke Ende bila Anda tak mencoba masakan lokalnya. Jadi, coba Anda cicipi makanan-makanan berikut ini:
- Ikan asap kuah santan
Salah satu kuliner tradisional Ende nan patut dicoba ialah ikan tongkol asap. Ikan tongkol asap merupakan ikan hasil tangkapan nelayan nan diasapi agar awet disimpan. Hasil bahari Ende memberikan pengaruh terhadap kasanah kulinernya. Ikan tongkol nan diasapi memiliki cita rasa gurih, masak dengan campuran santan dan bumbu tradisional. Kuliner ini cocok disanding dengan nasi hangat, atau nasi jagung nan baru ditanak.
- Ubi Cincang
Salah satu kuliner khas Ende ialah ubi cincang. Kuliner ini terbuat dari ubi jalar nan diparut kemudian direbus. Ubi ini dijadikan sebagai makanan utama, pelengkapnya ialah potongan tongkol nan dimasak pedas. Lebih komplitnya dikasih sambal nan terbuat dari Lombok, bawang merah, bawang putih dan perasan jeruk purut. Rasa manis dan gurih dari ubi rebus, dipadu dengan rasa tongkol pedas, pokoknya nikmatnya tidak dapat didiskripsikan dengan kata-kata. Ubi cincang cocok disantap saat malam hari, menggantikan makan malam.
Ubi cincang banyak dijual diwarung-warung kaki lima, dengan harga nan relative murah. Sepering ubi cincang mampu menyingkirkan rasa lapar.
Selain itu masih banyak lagi kuliner orisinil Ende nan tidak kalah enak, misalnya ada : ikan roa, dodol Ende nan dapat dijadikan oleh-oleh buat dibawa pulang.
Demikianlah sekilas tentang kota Ende dan pesona wisatanya. Semoga bermanfaat.