Karakter Masyarakat Madani dan Pilar Penegak

Karakter Masyarakat Madani dan Pilar Penegak

Makalah masyarakat madani banyak ditemukan belakangan ini. Tulisan-tulisan tentang masyarakat madani semakin dicari oleh mahasiswa-mahasiswi. Makalah masyarakat madani nan ada biasanya bercerita tentang apa itu masyarakat madani.



Pengertian Masyarakat Madani

Pembahasan primer dalam makalah masyarakat madani ialah masyarakat madani itu sendiri. Dalam makalah tersebut, tak sporadis diartikan sama dengan civil society . Padahal, dua hal ini berbeda jauh. Akan tetapi, pada fenomena dalam pengartian memang tak berbeda.

Pada makalah masyarakat madani, disebutkan masyarakat madani terdiri dari dua kata, yaitu "Masyarakat" nan artinya sekumpulan orang dan "Madani" nan berarti peradaban. Jadi, masyarakat madani itu berarti sekumpulan orang (masyarakat) nan beradab.

Sementara itu, civil society dalam makalah masyarakat madani sendiri sama artinya dengan masyarakat madani sebab terdiri dari dua kata, civil atau civilzed nan artinya mudun dan society nan artinya masyarakat/sosial. Jadi, arti-arti tersebut nan ada dalam kebanyakan makalah masyarakat madani sangat tak fair karena hanya melakukan penyerdehanaan dan transfer bahasa.

Namun demikian, dalam istilah ilmiah dalam masyarakat madani dan civil society ialah kebetulan dan tetap. Akan tetapi, dalam makalah masyarakat madani sporadis disinggung disparitas tersebut. Dalam makalah masyarakat madani kali ini, dua kata tersebut berbeda jauh, berbeda kutub.

Dalam segi bahasa, masyarakat madani ialah berasal dari bahasa Arab. Masyarakat madani mengacu pada kata al din , nan umumnya diterjemahkan sebagai agama, berkaitan dengan makna al tamaddun , atau peradaban. Keduanya menyatu dalam pengertian al madinah nan artinya kota. Dengan demikian, terjemahan masyarakat madani mengandung tiga hal, yakni agama, peradaban, dan perkotaan. Di sini, agama merupakan sumber, peradaban ialah prosesnya, dan masyarakat kota ialah hasilnya.

Sementara itu, civil society secara harfiah ialah berasal dari istilah Latin, Civilis Societas . Menurut Cicero (106 - 43 SM) Masyarakat sipil disebutnya sebagai sebuah masyarakat politik ( Political Society ) nan memiliki kode hukum sebagai pengaturan hidup.

Jadi, dapat disimpulkan dari dua perbandingan di atas, pengertian-pengertian dalam makalah masyarakat madani tak tepat. Karena secara semantik, istilah masyarakat madani agak kurang tepat disepadankan dengan istilah civil society .

Meski kedua istilah tersebut secara pengertian memiliki kecenderungan dan keduanya sangat relevan sebagai bahan kajian dalam upaya mencari kerangka berpikir masyarakat baru. Namun, bila dilihat dari sejarah berkembangnya, kedua istilah tersebut secara pragmatik, berbeda.



Pemaknaan Filosofi Masyarakat Madani dan Civil Society

Makalah masyarakat madani nan membahas tentang masyarakat madani dan civil society ditinjau dari pemaknaan secara filosofis dirasa lebih tepat. Mengutip dari pendapat Salvador Gilner dalam bukunya "Civil Society and Its Future" seperti dikutip A. Qodry Azizy menyatakan bahwa:

Civil Society is a historically evolved sphere of individual rights, freedom and voluntary associations whose politically undisturbed competition with each other in the pursuit of their respective private concerns, interests, preferences and intentions is guaranted by public institutions, called the state. Any nature civil society exhibits least five prominent dimensions individualism, privacy, market, pluralism and class.

Kutipan tersebut sporadis sekali dibahas. Kutiban tersebut nan artinya masyarakat sipil (masyarakat madani) ialah sejarah pengembangan kebebasan hak-hak individu, kemerdekaan dan berbagai macam organisasi sukarela nan memiliki persaingan sehat dalam pengejaran mengenai pribadi mereka, perhatian, pilihan dan mengenai kehendak, ialah agunan oleh forum masyarakat nan bernama negara. Masyarakat sipil secara alami menunjukkan lima bentuk kesanggupan pribadi, pasar, pluralitas, dan kelas.

Dalam kutipan tersebut, masyarakat madani nan dianalogikan dengan civil society ialah suatu kondisi masyarakat nan dilandasi oleh civileze society karena civileze society menjadi prasyarat terwujudnya masyarakat madani itu sendiri, nan tentunya harus ditegakkan atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental (adat dan agama) nan bersumber dari doktrin langit.

Gagasan dalam makalah masyarakat madani ialah perlunya masyarakat madani ( civil society ) ialah mengandaikan semua elemen masyarakat memiliki kekuasaan sendiri nan otonom, namun secara akumulatif dapat meredam terjadinya proleferasi kekuasaan alamiah ( Natural Society ) di satu pihak dan mengimbangi kekuasaan negara nan cenderung menguat di pihak lain.

Untuk itulah, mengapa masyarakat madani ( civil society ) sporadis juga dibahas tentang pandangan M. Dawam Rahardjo haruslah masyarakat nan mengacu kepada nilai-nilai kebajikan umum, nan disebut al khair . Masyarakat seperti itu harus dipertahankan dengan membentuk persekutuan-persekutuan, serikat atau asosiasi nan memiliki visi dan panduan perilaku.

Sedikit menambahi, Nurcholish Madjid menyatakan di makalah masyarkat madani, bahwa masyarakat madani ( civil society ) lebih dari sekadar campuran berbagai bentuk asosiasi. Pengertian masyarakat madani ( civil society ) mengacu pada kualitas civility , keberadaban; tanpa itu, lingkungan hayati masyarakat hanya akan terdiri faksi-faksi, klik-klik dan bahkan serikat-serikat misteri nan saling menyerang.

Civility mengandung makna toleransi, kesediaan pribadi-pribadi buat menerima berbagai macam pandangan politik nan berbeda, juga kesediaan buat menerima pandangan nan sangat krusial bahwa tak ada jawaban nan paling sahih terhadap suatu masalah.

Sementara, Muhamad Atho'ilah Shohibul Hikam berpendapat bahwa civil society ialah wilayah kehidupan sosial politik nan menjamin berlangsungnya tindakan dan refleksi mandiri, tak terkungkung oleh kondisi material, tak terserap dalam jaringan kelembagaan politik resmi, serta wilayah nan mengandung transaksi komunikasi nan bebas oleh warga negara.

Dari sinilah sebenarnya makalah masyarakat madani nan membahas tentang masyarakat madani dan civil society. Pada dasarnya, civil society ialah otonom. Artinya, dia memiliki kemandirian terhadap negara. Tetapi di antara keduanya, sekaligus terdapat interaksi timbal balik. Selain itu, civil society ialah arena sosial nan mengandung berbagai kemungkinan pula terjadi negosiasi terus menerus secara bebas.

Dari beberapa pendapat di atas, benang merah nan dapat didapatkan dari pengertian dalam makalah masyarakat madani persamaan masyarakat madani atau civil society ialah suatu masyarakat nan mudun nan didasarkan pada asas-asas etika (moral) transendental (adat dan agama).

Selain itu, masyarakat madani atau civil society tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk forum kemasyarakatan apa pun, dengan syarat "dibungkus" nilai-nilai toleransi sebagai koridornya. Di sisi lain komunikasi antara negara (state) dan masyarakat harus tetap dilangsungkan sebagai garansi bahwa negara (state) juga menjamin adanya masyarakat nan beradab.



Karakter Masyarakat Madani dan Pilar Penegak

Karaketeristik masyarakat madani bertujuan buat memaparkan dalam merealisasikan wacana masyarakat madani diperlukan syarat-syarat nan menjadi nilai universal dalam penegakan masyarakat madani. Karekteristik masyarakat madani ialah ruang publik nan bebas, demokrasi, toleransi, pluarisme, keadilan sosial, partisipasi sosial, dan supremasi hukum.

Makalah masyarakat madani niscaya membahas tentang pilar penegak masyarakat madani. Pilar penegak tersebut ialah institusi-institusi nan menjadi bagian dari kontrol sosial nan berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa nan diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat nan tertindas. Dalam penegakan masyarakat madani, pilar-pilar tersebut menjadi syarat absolut terwujudnya kekuatan masyarakat madani.

Pilar-pilar penegak tersebut antara lain Forum Swadaya Masyarakat (LSM), Pers (media masa, televisi, radio,dll), Supermasi Hukum, Peran Perguruan Tinggi, Partai Politik. Dari kelima pilar tersebut, dapat dilihat nan berperan dalam keadilan.



Masyarakat Madani di Indonesia

Makalah masyarakat madani biasanya juga membahas masyarakat madani di masyarakat Indonesia. Jika dipahami secara sepintas merupakan format kehidupan alternatif nan mengedepankan semangat demokrasi dan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia.

Konsep masyarakat madani menjadi alternatif pemecahan, dengan pemberdayaan dan penguatan daya control masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah nan akhirnya nanti terwujud kekuatan masyarakat nan mampu merealisasikan dan menegakkan konsep hayati nan demokratis dan menghargai hak-hak asasi manusia.

Dalam makalah masyarakat madani, permulaan berkembangnya masyarakat madani ialah berkembangnya kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Akan tetapi, secara esensial Indonesia memang membutuhkan pemberdayaan dan penguatan masyarakat secara komprehensif agar memiliki wawasan dan pencerahan demokrasi nan baik serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia.

Untuk itu, diperlukan pengembangan masyarakat madani dengan menerapkan taktik sekaligus agar proses pembinaan dan pemberdayaan itu mencapai hasilnya secara optimal. Hal-hal tersebut seharusnya dibahas makalah masyarakat madani.