Raja-Raja nan Memimpin Kerajaan Aceh
Indonesia sebelum menjadi Negara Republik ialah negara nan terkenal dengan kerajaannya. Awalnya kerajaan di Indonesia didominasi oleh kerajaan Hindu dan kerajaan Budha. Tak terkecuali di Aceh, Aceh atau dahulu dikenal dengan nama Daerah Istimewa Aceh dan kini berubah namanya menjadi Nanggroe Aceh Darussalam ialah provinsi nan disinyalir sebagai pintu gerbang masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Sebelum membahas letak kerajaan Aceh ada baiknya kita mengetahui letak provinsi Aceh di Indonesia.
NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) ialah salah satu provinsi nan ada di Indonesia. Letaknya ada di loka paling ujung utara pulau Sumatera dan Aceh ialah provinsi nan letaknya paling Barat di Indonesia. Banda Aceh ialah Ibu kota provinsi Ini. Letak Geografis NAD ialah sebagi berikut.
Utara: Berbatasan dengan Teluk Benggala
Selatan: Berbatasan Sumatera Utara
Barat: Berbatasan dengan Samudra Hindia
Timur: Berbatasan dengan Selat Malaka
Tenggara: Berbatasan dengan Sumatera Utara
Kerajaan di Aceh
Kerajaan nan ada di Aceh nan berjumlah sebelas buah nan terdiri dari berikut ini.
1. Kerajaan Linge Gayo
Kerajaan Linge Gayo ini berdiri sekitar tahun 1025 M atau bertepatan dengan tahun 416 H. Raja nan pertama kali memimpin ialah Raja Adi Genali. Letak kerajaan Linge Gayo diduga terletak di Aceh Tengah, namun kebenarannya masih menjadi polemik di kalangan sejarahwan Indonesia.
2. Kerajaan Trumon dan Benteng Kuta Betee
3. Kerajaan Benua Tamiang
Kerajaan ini disinyalir sebagai salah satu kerajaan Islam tertua di Aceh setelah Kerajaan Perlak. Kerajaan Benua Tamiang ini terletak di daerah Aceh Timur.
Uniknya keberadaan kerajaan ini diketahui berdasarkan fakta sejarah nan bisa dilihat pada prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, buku nan ditulis Oleh Wee Pei Shih nan menuliskan tentang Kan Pei Chiang nan kini dikenal dengan nama Tamiang. Kerajaan nan berdiri sekitar tahun 960 M dipimpin oleh Raja nan bernama Tan Ganda.
4. Kerajaan Samalangga
Pemimpin kerajaan ini bernaman Tun Sri Lanang nama aslinya ialah Tun Muhammad. Beliau diangkat buat menjadi Raja ketika pada Tahun 1615. Lokasi Kerajaan ini ialah di Pesisir Utara Aceh dan diberi nama Samalanga.
5. Kerajaan Pedir / Poli
6. Kerajaan Samudra Pasai
Awal berdirinya kerajaan Samudra Pasai masih menjadi misteri, namun letak kerajaan Samudra Pasai ialah di Aceh Utara. Kelebihan nan dimiliki kerajaan ini ialah letaknya nan strategis, sehingga menjadi loka nan sangat berperan dalam perdagangan Internasional.
Namun, sebab penyerangan nan dilakukan oleh kerajaan Majapahit, kerajaan Samudra Pasai bergabung dengan kerajaan Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.
7. Kerajaan Peurelak
Kerajaan ini lebih dikenal dengan nama kerajaan Perlak. Nama perlak diambil dari komoditi kayu Perlak nan digunakan sebagai bahan pembuat kapal dan banyak ditemukan di loka ini.
Kerajaan ini berdiri tahun 804 Masehi, banyak nan beranggapan kerajaan Perlak ini ialah kerajaan Islam pertama, mungkin sebab berdiri di bawah kerajaan Perlak asal Malaysia, maka nan dianggap kerajaan Islam pertama ialah Kerajaan Samudra Pasai . Lokasi kerajaan Perlak sebelum bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai ialah terletak di wilayah Perlak, Aceh Timur.
8. Kerajaan Lamuri
9. Kerajaan Islam Jeumpa
10. Kerajaan Daya
11. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh atau ada juga nan menyebutnya dengan sebutan kerajaan Aceh Darussalam atau Kesultanan Aceh Darussalam ialah salah satu kerajaan Islam nan berdiri.
Kerajaan ini berdiri saat kerajaan Samudra Pasai hampir runtuh sebab mendapat agresi dari kerajaan Majapahit. Letak Kerajaan Aceh berada di Ujung Utara Pulau Sumatera dengan Pusat kerajaan berada di wilayah Kutaraja atau sekarang dikenal dengan nama Banda Aceh. Kerajaan Aceh ini berdiri tahun 1514 sampai dengan tahun 1903. Pendiri kerajaan ini bernama Sultan Ali Mughayatsyah.
Awalnya kerajaan ini ialah kerajaan Lamuri nan kemudian mengakuisisi kerajaan nan ada di sekitarnya, yakni Kerajaan Daya, Kerajaan Pedir, Kerajaan Lidie, dan Keraaan Nakur.
Karena Sultan Ali Mughayatsyah bertekad menyingkirkan Penjajah Portugis dari wilayah Aceh, maka kerajaan Samudra Pasai dan kerajaan Aru nan berada di Sumatera Utara juga diakuisisi olehnya, sehingga dengan bersatunya tujuh kerajaan menjadi satu, maka jadilah kerajaan Aceh nan besar.
Letak Kerajaan Aceh nan amat strategis menjadikannya sebagai jalur perdagangan Internasional nan dilalui pedagang hingga pedagang hampir dari seluruh dunia.
Raja-Raja nan Memimpin Kerajaan Aceh
Dengan masa kejayaan kerajaan nan sangat lama, yakni lebih kurang 389 tahun, maka berdasarkan buku nan dikarang oleh Naruddin Ar hingga Rani Tahun 1637 mencatat ada 35 Raja nan memimpin dan raja itu ialah sebagai berikut.
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Memimpin kerajaan sejak tahun 1514 sampai dengan tahun 1528 M. Di bawah kepemimpinan beliau kerajaan Aceh mendapatkan kejayaan sebab sukses menyatukan kerajaan kecil nan ada di sekitarnya.
2. Sultan Salahuddin
Sultan memerintah setelah sultan Ali mati kepemimpinan digantikan oleh Sultan Salahuddin nan tak lain ialah putra keturunan sultan Ali. Beliau memimpin hanya lima tahun, yakni pada tahun 1528 hingga tahun 1537.
Tidak seperti sebelumnya ketika menduduki tahta raja, beliau kurang memperhatikan kemajuan kerajaan sehingga menyebabkan kemunduran di berbagai sektor. Lalu, sebab terus mengalami kemunduran, maka kekuasaan diambil alih oleh saudaranya, yakni Sultan Alaudin Riayat Syah Al hingga Kahar.
3. Sultan Alaudin Riayat Syah al Kahar
Setelah mengambil estafet pemerintahan sultan Alaudin menjalankan kekuasaan sejak tahu 1537 hingga tahun 1568, demi memperbaiki keadaan kerajaan, beliau mulai melakukan perubahan dalam sistem pemerintahannya.
Namun, perubahan nan Beliau lakukan tak semulus ketika ayahnya memimpin sebab ekspansi wilayah nan dilakukan seringkali gagal, sehingga membuat kondisi kerajan semakin memprihatinkan.
4. Sultan Iskandar Muda
Kemudian raja digantikan oleh Sultan Iskandar muda. Sultan Iskandar menjadi raja selama 29 tahun, yakni dimulai pada tahun 1607 sampai dengan tahun 1636. Dalam masa kepemimpinannya perubahan mulai terlihat, yakni kerajaan Aceh mendapatkan masa jayanya.
Hal tersebut ditandai dengan dominasi kerajaan terhadap perdagangan Islam hingga menjadi loka singgah nan menjadi penghubung antara pedaganh Islam di Timur dan di Barat. Tidak hanya itu di bawah pemerintahan Sultan Iskandar wilayah kerajan menjadi bertambah luas.
5. Sultan Iskandar Thani
Sultan Iskandar Thani ialah menantu Sultan Iskandar Muda. Pengalihan kekuasaan terjadi sebab sultan Iskandar Wafat. Sultan Thani berkuasa hanya lima tahun saja, yakni pada tahun 1636 hingga 1641.
Sistem pemerintahan hampir sama dengan nan sebelumnya dan ketika Sultan Thani wafat, maka diteruskan oleh istrinya nan bernama Putri Sri Alam Permaisuri. Pemerintahannya berlangsung selama 34 tahun, yakni tahun 1641 sampai 1675. Selanjutnya, raja nan memimpin ialah sebagai berikut.
- Sultan Sri Alam memerintah pada tahun 1575 sampai dengan 1576.
- Sultan Zain al hingga Abidin memerintah pada tahun 1576 hingga 1577.
- Sultan Ala‘ al hingga Din Mansur Syah memerintah pada tahun 1577 hingga 1589.
- Sultan Buyong memerintah pada tahun 1589 hingga 1596.
- Sultan Ala‘ al hingga Din Riayat Syah Sayyid al hingga Mukammil memerintah pada tahun 1596 hingga 1604.
- Sultan Ali Riayat Syah memerintah pada tahun 1604 hingga 1607.
- Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam memerintah pada tahun 1607 hingga 1636.
- Iskandar Thani memerintah pada tahun 1636 hingga 1641.
- Sri Ratu Safi al hingga Din Taj al hingga Alam memerintah pada tahun 1641 hingga 1675.
- Sri Ratu Naqi al hingga Din Nur al hingga Alam memerintah pada tahun 1675 hingga 1678.
- Sri Ratu Zaqi al hingga Din Inayat Syah memerintah pada tahun 1678 hingga 1688.
- Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al hingga Din memerintah pada tahun 1688 hingga 1699.
- Sultan Badr al hingga Alam Syarif Hashim Jamal al hingga Din memerintah pada tahun 1699 hingga 1702.
- Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui memerintah pada tahun 1702 hingga 1703.
- Sultan Jamal al hingga Alam Badr al hingga Munir memerintah pada tahun 1703 hingga 1726.
- Sultan Jauhar al hingga Alam Amin al hingga Din memerintah pada tahun 1726.
- Sultan Syams al hingga Alam memerintah pada tahun 1726 hingga 1727.
- Sultan Ala‘ al hingga Din Ahmad Syah memerintah pada tahun 1727 hingga 1735.
- Sultan Ala‘ al hingga Din Johan Syah memerintah pada tahun 1735 hingga 1760.
- Sultan Mahmud Syah memerintah pada tahun 1760 hingga 1764.
- Sultan Badr al hingga Din memerintah pada tahun 1764 hingga 1765.
- Sultan Sulaiman Syah memerintah pada tahun 1765 hingga 1781.
- Alauddin Muhammad Daud Syah memerintah pada tahun 1781 hingga 1795.
- Sultan Ala‘ al hingga Din Jauhar al hingga Alam memerintah pada tahun 1795 hingga 1815 dan 1818 hingga 1824.
- Sultan Syarif Saif al hingga Alam memerintah pada tahun 1815 hingga 1818.
- Sultan Muhammad Syah memerintah pada tahun 1824 hingga 1838.
- Sultan Sulaiman Syah memerintah pada tahun 1838 hingga 1857.
- Sultan Mansur Syah memerintah pada tahun 1857 hingga 1870.
- Sultan Mahmud Syah memerintah pada tahun 1870 hingga 1874.
- Sultan Muhammad Daud Syah memerintah pada tahun 1874 hingga 1903.
Sultan inilah nan menjadi sultan terakhir di Kerajaan Aceh. Kehancuran nan terjadi disebabkan konflik internal nan tidak kunjung berhenti, sehingga pihak kerajaan tak menyadari jika pusat perdagangan telah berpindah dari Aceh menjadi ke wilayah Riau dengan alur perdagangan Riau menuju Johor, lalu menuju Malaka.
Demikianlah informasi seputar letak Kerajaan Aceh. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan mengenai kerajaan-kerajaan Indonesia, terutama kerajaan di Aceh..