Elaborasi Teori
Hukum investasi menjadi semacam “hukum baku” bagi orang-orang nan ingin melakkan investasi diberbagai sektor. Telah banyak teori-teori nan membahas mengenai hukum investasi. Tulisan ini secara sederhana mencoba membedah persoalan apa itu investasi, dan teori-teori nan melingkupinya.
Misalkan seseorang memilih buat berinvestasi di pasar saham, resiko nya buat kehilangan secara substansial tentunya meningkat. Saham pada dasarnya potongan kepemilikan dalam suatu perusahaan.
Jika sebuah perusahaan berkinerja jelek atau menderita beberapa jenis masalah keuangan, seperti somasi utama, nilai dan dengan demikian nilai sahamnya akan turun, nan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, jika perusahaan tak baik atau mengalami dorongan keuangan, nilai saham-nya meningkat dan investor akan mengalami keuntungan.
Pertanyaannya? Bagaimana kita tahu suatu perusahaan bagus atau tak bagus, bilamana sudah ditentukan bagus atau tidak, ada potensi lain di luar skill, nan dinamakan pasar, apakah pasar mengakui bagusnya perusahaan itu atau tidak. Bagus bernilai teori pasti, nan dapat diaudit, pasar belum tentu, dan lebih bergantung pada probabilitas dan luck, buat itulah kita perlu teori dan mengenal hukum hukum dalam berinvestasi.
Bermula dari Teori Investasi
Sebuah teori investasi ialah sebuah konsep nan didasarkan pada pertimbangan beberapa faktor nan berbeda terkait dengan proses investasi. Idealnya, teori akan melibatkan mencermati berbagai faktor buat menentukan bagaimana cara memilih investasi nan tepat buat tujuan eksklusif atau tujuan.
Walaupun ada pendekatan buat teori investasi nan melibatkan mempekerjakan sejumlah teori lain sebagai bagian dari proses, beberapa ekonom akan memecah tugas menjadi empat wilayah nan siapa pun bisa memahaminya.
Faktor kunci pertama dalam teori investasi harus dilakukan dengan tujuan buat portofolio investasi. Dengan menentukan bagaimana diversifikasi portofolio dengan menyeimbangkan diversifikasi dengan jenis sekuritas individual, idenya ialah buat melindungi investor dari kemerosotan dalam satu pasar dengan menyediakan nilai upswings dengan kepemilikan lainnya.
Dikenal sebagai teori portofolio modern, faktor ini ialah kunci buat proses investasi bagi investor nan memiliki tujuan spesifik buat pendapatan nan dihasilkan oleh portofolio.
Aspek krusial lain dari teori investasi harus dilakukan dengan mengevaluasi investasi berdasarkan taraf risiko dan pengembalian potensial. Di sini, idenya ialah buat membantu fokus investor pada pilihan nan membawa sejumlah risiko nan bisa diterima sambil memberikan jumlah terbesar pengembalian.
Elemen ini merupakan dasar buat model harga aset modal, dan bisa membuat disparitas besar dalam apakah atau tak investor membuat pilihan nan tepat buat portofolio nya.
Pendekatan lain nan serupa, dikenal sebagai teori harga arbitrase, lebih memfokuskan pada evaluasi taraf risiko nan terkait dengan pilihan investasi nan diberikan, tetapi masih melayani tujuan membantu investor memutuskan apakah pengembalian potensial bernilai volatilitas nan terkait dengan opsi nan diberikan.
Sebuah teori investasi nan dikarang dengan baik juga akan mempertimbangkan jumlah informasi nan tersedia tentang kedua pilihan investasi dan kondisi generik pasar atau pasar di mana opsi diperdagangkan. Dan ini dikenal sebagai hipotesis pasar nan efisien, konsep ini menyatakan bahwa semua informasi nan relevan buat membuat keputusan buat menahan, membeli, atau menjual pilihan harus tersedia buat investor agar pasar menjadi benar-benar efisien.
Sejak mengetahui sejarah masa lalu, status saat ini, dan risiko potensial nan terkait dengan investasi apapun ialah kunci buat bisa membuat pilihan nan bijak, investor harus menentukan apakah ini situasi pasar nan efisien ada sebelum memutuskan buat terlibat dengan investasi nan diberikan .
Teori Memberi Basis, Anda Memilih nya
Pada dasarnya, sebuah teori investasi ialah semua tentang membuat keputusan investasi. Dengan mempertimbangkan pilihan dan tujuan dari investor, ialah mungkin buat membangun sebuah portofolio nan akan membantu memenuhi tujuan-tujuan tersebut.
Ada banyak pilihan investasi. Menentukan nan terbaik tergantung pada investor, jumlah uang nan ia telah tersedia, dan tujuan nya. Individu dengan sedikit atau tanpa pengalaman sangat disarankan buat berkonsultasi dengan penasihat investasi sebelum mengambil keputusan.
Mereka mungkin menyarankan buat memilih pilihan berisiko rendah seperti obligasi atau anuitas. Jika seorang investor bisa mentoleransi risiko, saham atau reksa dana mungkin lebih tepat.
Ketika memilih dari pilihan investasi, salah satu faktor nan paling krusial bagi banyak orang ialah resiko. Mereka nan tertarik berisiko rendah pilihan mungkin ingin mempertimbangkan obligasi treasury atau kota.
Ini ialah pinjaman nan membuat investor masuk ke dalam entitas pemerintah sebagai imbalan buat pembayaran dengan bunga.
Hal ini krusial bagi individu buat menyadari bahwa investasi ini umumnya jangka panjang dan laba mungkin tak mengesankan seperti beberapa pilihan berisiko.
Agar dapat bijaksana dalam memilih investasi nan tepat, krusial buat mengetahui semua nan perlu diketahui tentang investasi dan pasar di mana investasi diperdagangkan.
Mengembangkan teori investasi nan mencakup semua faktor ini akan sangat meningkatkan peluang buat sukses, serta membantu investor dalam menghindari pilihan investasi nan tak dalam maksud kebaikannya.
Dalam upaya menentukan kebijakan hukum investasi sangat dipengaruhi oleh teori-teori lain nan lebih mempertimbangkan motivasi para pengusaha besar dalam skala transnasional atau nan sering disebut sebagai multnational corporation (MNc). Teori-teori itu lebih dikenal dalam kaitannya dengan investasi asing nan terjadi di suatu negara. Kedelapan teori tersebut ialah sebagai berikut:
- Dunning eclectis theory.
- International organization theory.
- Vernon’s product life cycle theory
- Exchange risk theory
- The transaction cost
- Market imperfection theory
- The horizon dunia theory
Elaborasi Teori
Teori-teori tersebut lebih khusus ingin menjelaskan mengenai berbagai moda motivasi dan kepentingan nan diemban asing dalam melakukan investasi ke luar negeri. Diantara faktor-faktor nan menjadi pertimbangan, yakni:
- Ekspansi pasar, kekuatan dan kelemahan pasar asing.
- Berbagai keunggulan nan dimiliki oleh perusahaan.
- Berbagai kebijakan nan dikeluarkan oleh negara sebagai tujuan investasi.
- Political will nan dipunyai oleh negara tujuan para investor.
- Risk management; termasuk didalamnya kestabilan politik dan hukum.
- Kelimpahan bahan standar di negara tujuan investasi tersebut.
Dalam mempelajari hukum investasi wajar kiranya bahwa dalam menentukan kebijakan investasi di negara-negara berkembang bukan pekerjaan mudah. Para investor asing ketika hendak mengucurkan dana investasinya kerap harus berhadapan dengan para pengambil kebijakan negara nan akan ditanami investasinya sebab jelaslah diantara keduanya memiliki dua motivasi dan pertimbangan nan berbeda-beda.
Hal tersebut kerap menyebabkan hukum investasi nan ada di suatu negara menjadi mandul alias tidak punya wibawa sebab dianggap masih menimbulkan berbagai kekurangan sehingga menimbulkan banyak kendala baik bagi para calon investor maupun investor nan telah menanamkan modalnya.
Dilema
Hal ini dapat dikatakan sebagai dilema nan harus dihadapi baik oleh pemerintah sebuah negara nan akan dituju oleh si investor maupun si investor sendiri sehingga diantara keduanya dapat saling diakomodasi berbagai kepentingan dan motivasinya.
Jangan sampai ketika pemerintah mempertimbangkan buat membuat sebuah kebijakan hukum investasi bersifat oportunis dan ambivalen. Oportunis dimaksud kebijakan nan janggal atau mustahil buat dilakukan oleh pihak investor. Dan ambivalen, dapat saja peraturan tersebut seringkali berubah dan sangat subjektif. Untuk mencegah sifat-sifat peraturan nan seperti itu, perlu dirumuskan ulang buat menciptakan suasana investasi nan aman dan bergairah.
Investasi sangat krusial disatu sisi buat menggelorakan pembangunan sebuah masyarakat. Namun jangan sampai investasi asing menjadi kebiri bagi masyarakat itu sendiri sebab peraturan kita terlalu tunduk terhadap si investor, atau bahkan sebaliknya, terlalu sulit hukum investasi nan dibuat sehingga malah banyak para investor nan kabur.