Jenis Generik dalam Gerak
Mobilitas bagi manusia ialah sesuatu nan tidak dapat dipisahkan sebab memang hampir setiap saat kita selalu bergerak. Ada nan memang gerakannya ekstrim, tetapi ada pula gerakan nan halus dan tak kentara. Perpindahan posisi itulah nan disebut dengan gerak. Meski pada ranah keilmuan, mobilitas kemudian menjadi kajian nan sangat krusial buat dipelajari.
Gerak merupakan aktivitas nan tidak lain ialah sebuah perpindahan satu benda dari satu lokasi ke lokasi lainnya, meski hanya sedikit saja. Manusia atau benda, semuanya memiliki aktivitas mobilitas dengan karakteristiknya masing-masing.
Dalam bahasa sederhana, mobilitas dipahami sebagai perpindahan posisi. Jika benda atau manusia semula berada di posisi A, lalu tidak lama kemudian berada di posisi B, maka mereka telah melakukan nan dinamakan dengan aktivitas gerak.
Ya, hanya seperti itu makna mobilitas sejatinya. Akan tetapi ketika kemudian dikaji kembali, maka ternyata persoalan mobilitas mempunyai cakupan kajian nan sangat besar, sehingga keberadaannya menjadikan para ilmuwan, terumata dalam bidang ilmu fisika, melakukan banyak penelitian pada manusia dan juga benda.
Pasalnya, semisal pada benda saja, mobilitas kemudian memiliki banyak pembahasan, sebab pada benda, mobilitas kemudian dibedakan menjadi pembahasan saat mobilitas memantul, mobilitas mengalir, mobilitas nan jatuh, mobilitas berputar, hingga kajian mengenai mobilitas nan menggelinding.
Itulah kajian betapa kemudian mobilitas menjadikan sebuah kajian nan tidak henti-hentinya, sebab selain jenis mobilitas tersebut, maka dibahas pula tentang apa saja nan mempengaruhi terjadinya sebuah gerak. Sebagaimana kita ketahui, bahwa nan mempengaruhi pada sebuah mobilitas ialah ada pada bentuk benda, kecepatan benda tersebut, luas atau tidaknya area gerak, berat benda, keadaan permukaan nan dilintasi, dan masih banyak sekali pembahasan mengenai mobilitas lainnya nan dapat dipelajari bersama.
Definisi Gerak
Sebelum membahas lebih lanjut memaknai gerak, alangkah lebih bijaknya jika kita kemudian memahami apa sebenarnya pengertian mobilitas dari beberapa lini ilmu pengetahuan, sebagaimana kita singgung di awal, mobilitas telah menjadikan bahan kajian dari berbagai disiplin ilmu.
Menurut ilmu fisika, mobilitas diartikan sebagai proses berpindahnya suatu benda dari suatu kedudukan pada kedudukan lainnya. Ada pun menurut ilmu Biologi, mobilitas dipahami sebagai salah satu upaya nan dilakukan guna merespon rangsangan, sebagaimana diketahui bahwa salah satu karakteristik mahluk hayati ialah memiliki aktivitas atau terjadi reaksi ketika disodorkan sebuah rangsangan.
Sementara, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengatakan kalau nan dinamakan dengan mobilitas ialah peralihan loka atau kedudukan, baik terjadi hanya sekali atau pun berkali-kali.Lantas, bagaimana para ahli memandangi makna dari pada mobilitas ini?
Beberapa ahli telah menyebutkan akan makna gerak. Sebagaimana nan dikatakan oleh sosok Efrizon Umar nan mengabarkan bahwa mobilitas merupakan perubahan posisi atau kedudukan terhadap suatu titik acuan tertentu. Sementara itu, Kamajaya mengatakan kalau mobilitas ialah perubahan kedudukan atau loka suatu benda terhadap titik acuan atau titik asal tertentu. Mobilitas ialah perpindahan posisi atau loka dari satu posisi ke posisi lain, ini diungkapkan oleh Sri Murtono.
Sementara, J. Untoro mengatakan kepada kita bahwa nan disebut dengan mobilitas tidak lain dan tidak bukan ialah perubahan kedudukan terhadap suatu titik acuan atau titik nan dijadikan patokan. Hal senada juga disampaikan oleh Ruslan Tris dan Cahyo W, di mana mereka mengatakan bahwa mobilitas merupakan perubahan kedudukan terhadap benda lain atau titik acuan tertentu.
Nah, demikianlah mobilitas dipahami berlandaskan pada teori atau definisinya nan majemuk dari beberapa ahli di atas. Namun, tentu kita dapat mengambil satu konklusi nan sama bahwa mobilitas pada dasarnya ialah perpindahan.
Sifat Nisbi dalam Gerak
Setelah kita membahas perihal makna dan definisi gerak tersebut, alangkah lebih baiknya jika kita teruskan pembahasan tentang mobilitas ini lebih lanjut. Sebagai sebuah aktivitas, maka mobilitas pun sejatinya memiliki sifat nan dapat dikaji dan dipahami lebih lanjut. Dalam memahami gerak, perlu diketahui bahwa mobilitas memiliki sifat nan nisbi sebab sejatinya mobilitas dalam bidang apa pun pada akhirnya bergantung pada titik acuannya.
Pasalnya, pada kondisi ini benda nan dapat bergerak, dapat juga dikatakan tak bergerak. Kenapa demikian? Ya sebab persoalan relative tadi, dimana terjadi disparitas pada titik acuannya tadi. Mari kita ambil contoh sebuah kursi nan ada di bumi. Oleh kita, manusia, nan memang berada di bumi, tentu kursi tersebut tidaklah bergerak.
Akan tetapi, jika kemudian titik acuannya, atau dalam bahasa kita disebut sebagai sudut pandang, maka kesimpulannya akan berbeda. Kursi nan tak bergerak di mata kita nan sama-sama berada di bumi sebagaimana keberadaan kursi tersebut, maka kursi itu menjadi bergerak manakala dilihat dari sudut pandang Matahari nan ada di langit. Apa pasal? Karena kursi yeng berada di bumi, oleh matahari terlihat bergerak sebagaimana bumi bergerak mengelilingi matahari. Nah, demikianlah, bahwa sekali lagi, mobilitas memiliki sifat nan relatif.
Pada contoh lain mobilitas memiliki relatif, ialah jika B menggendong A, sementara C berdiam diri sambil melihat B berjalan Menjauhi C. Maka dalam pandangan C, A dan B bergerak kerena telah terjadi perpindahan posisi pada C. Akan tetapi, oleh B, maka A tak bergerak sebab dia sifatnya menempel pada mobilitas B dalam hal ini di gendongan.
Pada kondisi sebaliknya, menurut A dan B, maka C telah bergerak sebab telah terjadinya mobilitas semu, di mana geraknya ialah sebab A dan B itu sendiri sehingga ia terlihat bergerak, namun sejatinya tidak. Maka sekali lagi, bahwa dalam gerak, kemudian dikenal dengan sebutan mobilitas semu, di mana benda nan diam seolah-olah bergerak.
Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi masyarakat perkotaan, tentu seringkali menemukan mobilitas semu ini, pada saat mengendarai kendaraan roda dua atau empat. Dalam keadaan melaju, kita melihat benda-benda nan dilintasi; manusia atau pepohonan terlihat bergerak menjauhi kita. Itulah nan dinamakan dengan gerakan semu sebab melihat benda tersebut bergerak dalam kondisi kita nan bergerak juga.
Jenis Generik dalam Gerak
Selain kita kenal mobilitas nisbi atau semu, maka dalam global mobilitas kita juga mengenal istilah Mobilitas Ganda, nan tidak lain ialah mobilitas nan terjadi secara serempak terhadap benda nan ada di sekitarnya. Contohnya adalah, cobalah Anda berjalan di atap kereta barah nan sedang melaju, lalu lemparkannya benda semacam korek atau apa saja, maka akan terjadi mobilitas benda tersebut pada tiga benda di sekitarnya sekaligus.
Pertama , mobilitas benda nan dijatuhkan terhadap kereta api, kedua , mobilitas pada Anda nan berjalan di atap kereta api, dan nan ketiga ialah mobilitas benda nan dijatuhkan tersebut pada bumi atau tanah nan hendak ditujunya.Selain itu, dalam global gerak, ada nan dinamakan dengan Mobilitas Lurus. Sinkron namanya, maka Mobilitas Lurus ialah mobilitas nan terjadi pada suatu benda melalui lintasan mobilitas lurus.
Pada Mobilitas Lurus ini, terdapat beberapa jenis yakni, Mobilitas Lurus Beraturan atau GLB nan tidak lain ialah mobilitas suatu benda nan lurus dan beraturan, dan memiliki kecepatan tetap dan stabil, semisal kereta barah nan melaju dengan kecepatan nan sama di jalur rel lurus pula.
Sementara jenis lainnya ialah Mobilitas Lurus Berubah Beraturan atau GLBB, nan tidak lain ialah mobilitas suatu benda nan tak beraturan, kecepatannya berubah-ubah, sinkron waktunya, semisal mobilitas nan terjadi pada tetesan air hujan nan semula menimpa atap, lalu tumpah ke lantai, dan mengalir di tanah.
Nah, demikianlah pemahaman tentang gerak. Semoga dapat memberikan pemahaman lebih lanjut tentang gerak nan sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.