Situs Gunung Padang
:
Melalui peta propinsi Jawa Barat , seseorang dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang propinsi nan berbatasan langsung dengan ibu kota Jakarta tersebut. Di propinsi Jawa Barat, terdapat berbagai macam informasi nan cukup menarik buat dikaji.
Penuh Peninggalan Sejarah
Propinsi Jawa Barat sendiri beribukota di Bandung. Dalam sejarah Indonesia, kota Bandung dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api. Selain itu, kota ini dikenal juga sebagai kota Kembang, sebab banyak kembang nan tumbuh di kawasan berudara sejuk tersebut.
Propinsi Jawa Barat, diketahui memiliki luas sekitar 34.816,96 kilometer persegi. Terletak pada koordinat 8o0o- 5o40o Lintang Selatan dan 106o0’ – 109o0’ Bujur Timur. Propinsi ini dihuni sekitar 43.053.732 jiwa. Sehingga didapatkan bahwa per kilo wilayah propinsi Jawa Barat diguni oleh sekitar 1200 jiwa.
Namun, angka ini tak menyertakan taraf penyebaran penduduknya. Karena sebagian besar wilayah nan memiliki taraf kepadatan penduduk tinggi, terletak di kawasan nan berdekatan atau berbatasan langsung dengan propinsi DKI Jakarta. Misalnya saja kawasan Bekasi atau Karawang.
Jawa Barat memiliki nilai krusial dalam perjalanan negara Indonesia . Karena Jawa Barat merupakan propinsi nan pertama kali dibentuk di Indonesia dengan dasar peraturan pemerintah Belanda/ staatblad nomor 378. Sedangkan jika berdasar peraturan pemerintah Indonesia, propinsi ini dibentuk berdasar Undang-Undang No 11. Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat.
Dari hasil penelitian nan dilakukan Biro Pusat Statistik dalam sensus penduduk, diketahui bahwa propinsi Jawa Barat merupakan propinsi yag memiliki jumlah penduduk paling banyak di Indonesia. Pada tahun 2000, propinsi ini mengalami perubahan luas wilayah dengan adanya pemekaran nan dilakukan guna membentuk Propinsi Banten.
Dalam perkembangannya, ada beberapa pihak nan memiliki keinginan buat mengubah nama propinsi ini menjadi propinsi Pasundan. Perubahan ini dilakukan dengan melihat aspek sejarah nan pernah terjadi di wilayah tersebut. Hanya saja, beberapa pihak khususnya nan berada di kawasan timur propinsi ini, seperti masyarakat Cirebon, menyatakan keberatan atas ide tersebut.
Penolakan ini diwujudkan dengan ancaman bahwa masyarakat Cirebon berniat memisahkan diri dari Jawa Barat, bila planning pengubahan nama tersebut benar-benar dilaksanakan. Karena, dalam masyarakat Jawa Barat sendiri tak hanya dihuni oleh suku Sunda saja sebagaimana makna dari kata Pasundan nan berarti Tanah Sunda.
Di Jawa Barat, ada tiga suku nan mendiami kawasan tersebut. Selain suku Sunda, juga ada suku Betawi serta Suku Cirebon. Pengakuan ini sendiri sudah disahkan secara hukum melalui peraturan Daerah Jawa Barat No 5 tahun 2003.
Dalam peta Propinsi Jawa Barat, terdapat 17 kabupaten dan 9 kota nan membawashi 558 kecamatan serta 5.778 desa di wilayah ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah Jawa Barat sangat luas dan tersusun dari struktur pemerintahan nan berjenjang.
Jawa Barat dan Sejarah
Propinsi Jawa Barat memiliki kekayaan historis nan sangat besar. Baik sejarah nan sudah terkuat misterinya, atau juga sejarah nan belum dapat diungkap misterinya. Sejarah nan sudah terungkap antara lain ditandai dengan adanya inovasi arkeologi di kawasan Anyer . Di kawasan ini pernah ditemukan bukti bahwa sejak sebelum milenium pertama, kebudayaan logam perunggu dan besi sudah digunakan oleh masyarakat nan hayati di sana.
Selain itu, inovasi gerabah tanah liat dari jaman pra sejarah, banyak diketemukan di sepanjang wilayah pesisir pantai utara Jawa Barat. Inovasi ini banyak terjadi di kawasan Anyer hingga Cirebon, nan dianggap sebagai hasil kebudayaan abad 5. Pada masa itu, di Jawa Barat berdiri sebuah kerajaan besar nan cukup berpengaruh di Jawa Barat, yaitu kerajaan Tarumanegara.
Bukti dan kisah tentang kerajaan ini, banyak ditemukan di berbagai wilayah di Jawa Barat. Tercatat ada tujuh prasasti nan ditemukan nan diyakini merupakan peninggalan dari kerajaan Tarumanegara. Prasasti tersebut ditulis dengan menggunakan aksara Wengi serta memakai bahasa Sanskerta.
Kerajaan besar nan melanjutkan penguasaan Tarumanegara pasca keruntuhan kerajaan tersebut ialah kerajaan Sunda. Hal ini dapat diketahui dari adanya prasasti Kebon Kopi II nan tertulis tahun 932 M. Kerajaan ini memiliki pusat pemerintahan atau ibu kota di kawasan Pakuan Pajajaran atau pada saat ini dikenal dengan kota Bogor.
Situs Gunung Padang
Salah satu kekayaan sejaarah nan belum terungkap di Jawa Barat ialah ditemukannya situs Gunung Padang. Gunung Padang diyakini ialah sebuah situs pra sejarah nan berasal dari kehidupan Megalitikum. Nilai historis nan tersimpan di situs ini, bahkan dipercaya sebagian kalangan sebagai sebagai sebuah awal dari pengubahan kisah sejarah dunia.
Karena adanya keyakinan, bahwa usia kebudayaan nan ada di Gunung Padang, bahkan lebih tua dari kebudayaan nan pernah ditemukan di kawasan Mesir. Bukti-bukti nan mengarah pada kebenaran atau hipotesis ini diyakini, setelah adanya beberapa aktivitas ekskavasi situs tersebut dan inovasi beberapa peninggalan nan ada di loka tersebut.
Gunung Padang sendiri terletak di kawasan Desa Karyamukti, Kecamatan Campakan Kabupaten Cianjur . Tepatnya, berada di perbatasan dusun Gunungpadang dan Panggulan. Beberapa pakar meyakini, bahwa di dalam situs gunung padang ini ada sebuah bangunan berundak nan luasnya melebihi luas dari candi Borobudur. Lokasinya berada di atas ketinggian 885 meter di atas permukaan laut.
Keberadaan situs Gunung Padang ini sendiri sebenarnya sudah diketahui sejak masa penjajahan Belanda. Informasi tentang hal ini sudah disampaikan dalam buletin dinas kepurbakalaan pemerintah Belanda pada tahun 1914. Bahkan seorang sejarawan Belanda, N.J Krom juga pernah menyampaikan informasi atas keberadaan situs Gunung Padang tersebut pada tahun 1949. Namun seiring dengan kekalahan Belanda dari Indonesia, maka penelitian tentang situs ini pun turut berakhir.
Baru pada tahun 1979, setelah tiga orang penduduk lokal yaitu Endi, Soma dan Abidin nan memberikan informasi kepada Penilik Kebudayaan kecamatan Campaka, situs ini kembali diperhatikan pemerintah. Ketiga orang tersebut melaporkan tentang adanya tumpukan batu berbentuk persegi besar dengan berbagai ukuran nan disusun pada sebuah loka dan arahnya menuju pada Gunung Padang.
Proses penelitian situs ini dilakukan oleh tim dari pemerintah maupun dari luar negeri. Salah satunya dilakukan dengan meneliti batuan nan didapat setelah melakukan pengeboran sedalam 6 meter dari permukaan tanah. Hasilnya, didapatkan bahwa ada batuan nan usinya mencapai 14000-25000 Sebelum Masehi. Sehingga bila sahih bahwa situs Gunung Padang merupakan salah satu pusat aktivitas manusia di masa lalu, hal ini akan mengubah sejarah peradaban dunia.
Dimana selama ini diyakini bahwa pusat peradaban global berawal dari Mesir nan dimulai sejak 2500 tahun sebelum Masehi. Padahal bangunan purba nan ada di dalam bukit Gunung Padang ini diperkirakan memiliki usia 4700-10900 tahun Sebelum Masehi.
Di dalam galian nan dilakukan, beberapa kali juga ditemukan material nan mengejutkan. Salah satunya ialah inovasi material nan digunakan buat mengisi celah di antara batu kolom tersebut. Material ini digunakan buat merekatkan masing-masing kolom dan juga batuan nan sudah pecah. Diperkirakan, material nan digunakan buat merekatkan tersebut merupakan sebuah zat nan menyerupai semen, sehingga disebut dengan semen purba.