Playmate

Playmate

Majalah Playboy versi Indonesia merupakan salah satu media cetak nan meramaikan khasanah media di tanah air. Majalah ini muncul seiring dengan dibukanya kebebasan pers nan memudahkan pendirian perusahaan media di Indonesia.

Majalah playboy versi Indonesia ini pertama kali diterbitkan pada tanggal 7 April 2006. Majalah ini terbit dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar utama, sinkron dengan target pasar mereka. Namun secara kualitas penampilan, majalah ini tak memiliki disparitas dengan majalah Playboy nan terbit di Amerika.

Andara Early merupakan seniman Indonesia nan mendapat kesempatan buat menjadi model sampul majalah Playboy versi Indonesia edisi perdana. Bagi sebagian kalangan, kesempatan tersebut dinilai sangat berharga karena tak semua orang memiliki peluang dan kesempatan buat dapat menjadi gadis sampul sebuah majalah, apalagi majalah nan sudah memiliki reputasi terkenal seperti majalah Playboy tersebut.



Sejarah Majalah Playboy

Majalah Playboy sendiri merupakan majalah nan berasal dari Amerika Serikat. Pendiri majalah ini ialah Hugh Hefner, nan sekaligus juga bertindak sebagai pemimpin redaksi majalah tersebut. Majalah ini merupakan majalah nan ditujukan buat kalangan pria dewasa.

Hal ini sebab isi nan dimuat oleh majalah Playboy, memang memuat informasi nan ditujukan buat kepentingan kalangan dewasa. Antara lain berisi artikel mengenai masalah seksual dan informasi lain nan ditujukan buat kaum dewasa.

Majalah Playboy dikenal sebagai majalah nan cukup kontroversional. Bukan hanya sebab keberaniannya menampilkan foto-foto sensual di dalamnya, namun juga seringkali memuat warta mengenai tokoh nan cukup kontroversial juga.

Beberapa tokoh internasional nan memiliki kisah kontroversional, sering dijadikan sumber wawancara majalah berlogi kelinci tersebut. tercatat nama Fidel Castro, Moammar Khadaffi, Yasser Arafat atau juga Malcolm X pernah menjadi sosok nan mereka wawancarai.

Selain itu, beberapa tokoh besar nan memiliki kesuksesan di beberapa bidang seperti Mohammad Ali, Bill Gates, Michael Jordan atau Bob Dylan juga tidak luput dari wawancara mereka. Karena keberaniannya inilah, banyak orang menyebut majalah ini penuh dengan kejutan.

Majalah Playboy pertama kali terbit pada bulan Desember tahun 1953. Sejak pertama kali terbit hingga sekarang ini, majalah tersebut konsisten dengan terbit sebulan sekali. Hal tersebut tak berubah, meski pun oplah nan mereka capai setiap bulan mencapai angka nan cukup fantastis.

Majalah Playboy berada di bawah naungan perusahaan Playboy Enterprise Inc. Perusahaan ini merupakan perusahaan nan bergerak di bidang media dan bukan terbatas pada penerbitan majalah Playboy semata. Perusahaan ini memiliki beberapa bidang usaha seperti Playboy TV, hiburan dan juga memiliki usaha dengan menjual nama Playboy buat kepentingan komersil.

Di awal berdirinya, majalah ini menggunakan nama "Stag Pary". Pengubahan nama menjadi Playboy dilakukan setelah Hugh Hefner dihubungi oleh pemilik majalah "Stag" nan sudah lebih dulu terbit. Menurut pemilik majalah "Stag", mereka akan mematenkan nama Stag tersebut.

Munculnya nama Playboy, terinspirasi oleh nama sebuah perusahaan mobil, Playboy Automobile Company nan berada di Chicago. Perusahaan otomotif ini sendiri sudah tutup sebab mengalami kebangkrutan. Eldon Sellers, kawan dari Hugh Hefner merupakan anak dari mantan karyawan perusahaan otomotif tersebut. Dan ibu dari Hefner inilah nan kemudian mengusulkan agar nama Playboy tersebut digunakan sebagai pengganti nama "Stag Party".

Di bawah nama Playboy, majalah ini terbit pertama kali pada Desember 1953. Uniknya, edisi perdana majalah ini tak menyertakan tanggal karena Hefner sendiri tak konfiden bahwa edisi kedua majalah tersebut dapat terbit. Hal ini disebabkan ketiadaan dana buat membayar para wanita nan menjadi model majalah tersebut.

Bahkan, buat mengisi majalah edisi perdananya, hefner mengunakan cara nan cukup unik. Yaitu dirinya membayar copyright dari model kalender buat dapat ditampilkan di majalah Playboy. Dengan menggunakan Marlyn Monroe sebagai sampul edisi perdananya, majalah ini cukup menarik perhatian konsumen. Sehingga hanya dalam waktu beberapa minggu saja, majalah tersebut sudah habis dari peredaran. Diperkirakan buat edisi perdana majalah tersebut mencapai 53.991 eksemplar, dimana harga per majalah pada saat itu ialah 50 sen dalam satuan dollar Amerika.



Playmate

Di awal kemunculannya, pose para model dalam majalah Playboy tidaklah terlalu vulgar. Meski tetap mengesankan pose nan menantang, namun semua foto nan dimuat masih menggunakan cara nan halus. Pose nan diambil masih menggunakan aktualisasi diri terkejut para model atau mengesankan ketidaksengajaan saat mereka berada di ruang ganti pakaian. Selain itu, para model saat berpose pun masih menggunakan baju buat menutupi bagian vital tubuh mereka.

Namun seiring perubahan kerangka berpikir di sebagian kalangan perempuan, nan ditandai semangat emansipasi, muncul pula pergeseran dalam gaya berpose para model Playboy tersebut. Hal ini terjadi semenjak tahun 70ann, dimana para wanita model tersebut mulai menganggap bahwa pose merupakan bagian dari seni. Termasuk dengan pandangan bahwa pose tanpa menggunakan sehelai baju pun, ialah bagian dari karya seni dan bukan bagian dari pornografi.

Model Playboy pertama nan berani berpose tanpa epilog tubuh ialah Liv Lindeland. Pose tersebut dibuat buat majalah Playboy nan terbit pada tahun 1971. Pada saat itu, Liv Lindeland berpose dengan memperlihatkan bagian tubuhnya nan paling pribadi tanpa tertutup sebuah obyek apapun.

Meski sempat mendapat kecaman, namun sejak saat itu majalah Playboy mengalami peningkatan oplah nan cukup pesat. Apalagi, penampilan model nan mereka ekspose tersebut dianggap masih mengandung nilai seni sebab jauh dari kesan nakal sebagaimana nan sudah dilakukan oleh majalah dewasa pesaing mereka, yaitu Penthouse.

Itulah mengapa, setiap tahunnya bayaran nan didapat para model Playboy ini selalu bertambah. Sebagai perbandingan, pada tahun 1960-1963, buat tampil dengan pose berani di majalah ini, seorang model akan dibayar sebesar US$ 500. Namun, sejak tahun 1990, buat satu kali sesi pemotretan seorang model dapat mendapat US$ 20.000. Bahkan sejak tahun 2000an, angka nan diterima sudah mencapai US$100.000. Itulah mengapa, banyak perempuan nan berlomba buat menjadi seorang model dalam majalah Playboy tersebut.

Sebab, dengan menjadi model dalam majalah tersebut mereka bukan hanya akan mendapatkan bayaran nan cukup fantastis. Lebih dari itu, nilai gengsi nan akan diterima dengan menjadi seorang model majalah Playboy akan meningkat.

Dengan sistem tersebut, majalah Playboy sempat mencapai oplah hingga 7.161.561 eksemplar pada bulan November 1972. Pada saat itu, majalah Playboy nan terbit menggunakan model Pam Rawling sebagai model sampulnya. Selain itu, pada model buat bagian dalam ialah Lena Soderberg.

Pada saat ini, Playboy sudah terbit di lebih 20 negara. Meski demikian, tak sedikit negara nan melarang peredaran majalah tersebut di wilayah mereka. Beberapa negara Asia, termasuk salah satu kawasan nan banyak menolak majalah Playboy dijual secara resmi.

Di Amerika Perkumpulan sendiri penjualan majalah Playboy dibatasi dengan anggaran nan ketat. Majalah ini biasanya dijual di toko nan menyediakan minuman keras. Namun, di kawasan nan melarang penjualan minuman keras, biasanya majalah ini juga tak ditemukan. Sedangkan di loka generik seperti toko buku, majalah Playboy ini biasanya diletakkan di loka nan tinggi. Dengan demikian, bagi anak-anak di bawah umur tak dapat menjangkau majalah tersebut dan buat kemudian menikmati isinya.