Perkembangan Teori Asal Usul Kehidupan Dari Masa Ke Masa
Darimana asal usul kehidupan? Pertanyaan fundamental ini hingga sekarang belum terpecahkan dengan tuntas. Meski banyak spekulasi dan teori nan diuraikan, namun masih belum memuaskan para pakar buat menjawab asal usul tentang kehidupan nan ada di bumi ini.
Meski demikian, teori-teori tersebut masih layak buat diperbincangkan dan diperdebatkan. Banyak para pakar biologi, kimia bahkan astronomi berusaha buat menemukan bagaimana asal mula kehidupan nan ada di Bumi ini.
Teori-Teori Tentang Asal-Usul Kehidupan
Berikut ini beberapa teori dari para pakar berbagai ilmu pengetahuan nan mencoba melakukan berbagai percobaan dan penelitian dalam mengungkapkan tentang asal-usul dari kehidupan itu sendiri.
- Teori Penciptaan (The Creation Theory)
Teori pertama ialah teori penciptaan. Teori ini menyebut bahwa kehidupan nan ada di Bumi, khususnya manusia, hewan dan tumbuhan diciptakan oleh Tuhan. Dari proses awal penciptaan hingga sekarang, Bumi memiliki bentuk nan tak berubah.
- Teori Keadaan Bumi nan Selalu Tetap Stasioner
Teori asal usul kehidupan nan kedua ini kurang bisa diterima, sebab menganggap bumi dan semua spesies makhluk hayati di dalamnya tak memiliki asal mula.
- Teori Kosmozoa
Teori ini menyebut bahwa estimasi asal usul tentang kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa. Terutama disebabkan jatuhnya meteor maupun komet ke Bumi nan memiliki banyak kandungan senyawa-senyawa organik sederhana dan kemudian menjadi benih-benih kehidupan.
Contoh senyawa organik tersebut diantaranya ialah cyanogen atau asam hidrosianida. Atas dasar teori inilah, mungkin bukan Bumi sajalah satu-satunya planet nan memiliki kehidupan.
- Teori Abiogenesis
Teori ini bermula ketika peneliti asal Belanda bernama Antonie van Leeuwnhoek menemukan jasad renik nan bergerak dari setetes air rendaman jerami nan dia amati melalui mikroskop buatannya sendiri.
Teori ini hampir sama dengan Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea) nan diungkapkan oleh Aristoteles. Teori ini mengungkap bahwa asal usul kehidupan berasal dari benda nan tak hidup. Meski demikian, teori Generatio Spontanea mendapat banyak tentangan.
Salah satunya ialah verifikasi suatu percobaan nan dilakukan oleh Francesco Redi nan kemudian disempurnakan oleh peneliti asal Italia nan bernama Lazzaro Spallanzani nan melakukan eksperimen dengan air kaldu dan menyiapkan tiga tabung nan diisi dengan air kaldu.
Di kaldu pertama, mulut tabung dibiarkan terbuka. Di tabung kedua, mulut tabung juga dibiarkan terbuka, namun air kaldu dididihkan. Sedangkan tabung ketiga, mulut tabung tertutup kedap dengan tambahan lapisan lilin.
Tabung-tabung tersebut kemudian dibiarkan selama 7 hari. Setelah 7 hari berlalu, maka pada tabung nan mulut tabungnya terbuka, air kaldu di dalamnya tampak keruh. Sedangkan pada tabung nan tertutup, air kaldu masih jernih.
Kesimpulan dari percobaan ini membuktikan, bahwa bakteri tak muncul begitu saja dengan spontan. Namun bakteri timbul dari spora bakteri dari udara luar nan masuk dan tumbuh di air kaldu. Hal ini kian melemahkan teori asal usul tentang kehidupan abiogenesis.
- Teori Biogenesis
Meski percobaan Spallanzani banyak mendapat apresiasi, namun tak sedikit pendukung teori Aristoteles dan Antonie van Leeuwnhoek nan mengungkapkan kelemahan percobaan tersebut.
Salah satunya ialah tak adanya kontak dengan udara luar buat toples ketiga. Kelemahan percobaan Spallanzani ini kemudian sukses disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang pakar Mikrobiologi dan Biokimia asal Perancis.
Dirinya melakukan percobaan menggunakan pipa berbentuk leher angsa. Hal ini memungkinkan bakteri masih dapat berhubungan dengan udara luar dan sebaliknya. Setelah beberapa hari, ternyata hasil percobaan tersebut hampir sama dengan percobaan Spallanzani.
Percobaan Louis Pasteur sekaligus menumbangkan teori abiogenesis nan selama ini masih kokoh dipegang sebagai dasar asal usul kehidupan dikalangan masyarakat.
- Teori Evolusi Biokimia atau Teori Biologi Modern
Teori Biologi Modern mengungkapkan bahwa asal usul kehidupan bermula dari reaksi-reaksi kimia nan menghasilkan asam amino ( C, H, N dan O) nan merupakan suatu zat dasar pembentukan setiap sel makhluk hidup.
Dan di atmosfer inilah terdapat banyak kandungan senyawa-senyawa tersebut nan kemudian terkena loncatan kembang barah listrik dan membentuk asam amino. Dua pakar Biologi modern nan mengungkap teori ini ialah Harold Urey dan Oparin.
Harold Urey, seorang pakar kimia asal Amerika mengungkapkan sebuah teori bahwa kehidupan bermula di lautan kemudian berevolusi menuju ke daratan. Verifikasi dari teori hipotesis Harold Urey ini dilakukan oleh Stanley Miller.
Dia merupakan seorang mahasiswa Universitas Chicago membuat alat seperti tabung kaca dengan berbagai kelengkapan buat memasukkan gas-gas pembentuk asam amino nan juga dilengkapi dengan elektroda nan berfungsi sebagai sumber listrik dan dari percobaannya terbukti bisa terbentuk senyawa asam amino.
- Evolusi Kimia
Stanley Miller mencoba mensimulasikan bagaimana atmosfer bumi ketika dalam kondisi purba di skala laboratorium. Dia memasukkan berbagai gas seperti H2, CH4, H2O dan NH3 dan air ke dalam alat nan dia buat.
Air dipanasi sehingga menguap dan bercampur dengan gas nan dimasukkan. Kemudian ditambahkan listrik bertegangan tinggi nan disimulasikan sebagai halilintar. Ternyata timbul reaksi, dan terbentuk senyawa-senyawa sederhana seperti asam amino, ribosa dan adenin.
- Evolusi Biologi
Seorang pakar Biologi dari Rusia nan bernama Alexander Oparin menyebut bahwa asal usul kehidupan bermula dari atmosfer primitif di Bumi nan banyak mengalami reaksi-reaksi kimia, dan menghasilkan senyawa-senyawa organik penyusun sel.
Reaksi ini kemudian bersentuhan dengan energi pereaksi berupa radiasi sinar ultraviolet. Senyawa organik nan dihasilkan dia sebut sebagai sop purba, dimana bermulanya kehidupan. Tumpukan senyawa organik akan menimbulkan gumpalan nan disebut sebagai koaservat.
Timbunan ini kaya akan bahan-bahan organik nan kemudian membentuk selaput lipid, dimana kita tahu bahwa membran sel terdiri atas lipid nan berjajar. Selaput ini kemudian melindungi koaservat nan berada di dalamnya.
Meski demikian, secara ilmiah, Oparin masih kesulitan menjelaskan bagaimana prosedur terbentuknya koaservat menjadi sebuah sel dan kemudian menghasilkan organisme heterotrofik dan kesulitan buat menjelaskan bagaimana berubahnya struktur sel dari benda nan tak hayati menjadi benda hayati dengan keteraturan fungsi nan luar biasa.
Perkembangan Teori Asal Usul Kehidupan Dari Masa Ke Masa
Termasuk teori terakhir nan termutakhir nan diungkapkan oleh Miller dan Oparin. Teori evolusi kimia secara ilmiah telah teruji di laboratorium, meski banyak mendapat tentangan dan memiliki banyak kelemahan. Sedangkan teori evolusi biologi sampai sekarang belum dapat dibuktikan secara ilmiah melalui eksperimen.
Meskipun banyak hal nan dapat dibuktikan dari teori-teori di atas, namun secara fundamental asal usul kehidupan sampai sekarang belum terjawab. Karena kehidupan bukan hanya tentang terbentuknya bahan-bahan dasar asam amino, kehidupan bukan hanya tentang terbentuknya sel dan replikasinya dan bukan hanya simulasi di laboratorium.
Lebih jauh dari itu, kehidupan ialah masalah tatanan struktur sel nan saling berinteraksi dan bekerja sama dengan sangat teratur. Kehidupan ialah tentang intelegensia makhluk hayati dalam mencari dan mendapatkan makanan.
Kehidupan juga tentang ekuilibrium alam nan dapat menjalankan diri sinkron fungsinya. Dan kehidupan juga tentang moral, etika, keindahan dan keyakinan manusia. Ilmu pengetahuan pun ialah bagian dari kehidupan. Karena itu, sepertinya masih butuh waktu nan sangat panjang bagi manusia, sehingga dapat membuktikan secara ilmiah tentang asal mula kehidupan sebenarnya.