Menghadapi Kenyataan Free Ebook, Penulis Harus Kreatif
Siapapun niscaya tak akan menolak dengan sesuatu nan gratis, termasuk free ebook atau buku elektronik gratis. Selain perdeo juga praktis. Kita dapat membacanya di mana saja selama memiliki alat bantu seperti: notebook, netbook, atau tablet. Namun, apakah free ebook ini tak merugikan penulis. Bayangkan saja, penulis nan sudah capek-capek membuat buku harus rela karyanya dihargai sebesal nol rupiah alias gratis.
Free Ebook dan Nasib Penulis
Bagi kita nan memiliki hobi membaca, istilah ebook atau electronic book tentu tak asing lagi di telinga. Kemunculan ebook ialah buat memudahkan kita agar dapat membaca di mana saja dan kapan saja. Kita tidak perlu repot-repot membawa buku secara fisik. Selain itu, kemunculan ebook juga buat mengurangi banyaknya pohon nan ditebang buat dijadikan kertas. Tak dapat dipungkiri bila ebook memberikan banyak kegunaan bagi masyarakat terutama masyarakat kota. Lalu, bagaimana dengan free ebook ?
Free ebook atau ebook perdeo ialah ebook nan dapat didapatkan secara cuma-cuma. Biasanya, nan harus kita lakukan buat mendapatkannya ialah men- download- nya saja. Free ebook menyediakan banyak buku elektronik dari majemuk aliran baik fiksi maupun nonfiksi. Kita tinggal memilih ebook mana nan akan kita ambil buat di- download .
Dari sisi pembaca, free ebook tentu menguntungkan. Pembaca tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang sepeser pun buat bisa menikmati buku nan mereka sukai. Yang perlu dilakukan pembaca ialah mencari ebook perdeo di mesin pencarian buat kemudian di- download .
Bagaimana dari sisi penulis? Keberadaan free ebook dapat jadi ialah sebuah ancaman nan dapat mengancam karir penulis. Bukan masalah eksistensi, melainkan pendapatan nan akan diterima oleh penulis.
Bila sebelum ada free ebook , para pembaca hanya dapat membaca buku nan mereka inginkan dengan membeli atau meminjam. Namun, setelah ada free ebook pembaca tidak perlu repot-repot mengeluarkan sejumlah uang sebab mereka dapat men- download- nya setiap saat.
Bila sudah begini artinya tidak perlu membeli karya penulis tersebut, pembaca sudah dapat menikmati hasilnya. Sementara itu, penulis nan sudah capek-capek bekerja tak mendapatkan apa-apa. Miris bukan? Bayangkan bila kita ialah penulis dan profesi tersebut kita jadikan sandaran hidup, tentu kita akan kelimpungan menghadapi kondisi seperti itu.
Memang benar, tidak semua pembaca mengerti ebook dan free ebook . Tak semua pembaca juga familiar dengan internet. Namun, tetap saja keberadaan free ebook dapat mengancam "nyawa" penulis. Bayangkan bila pembaca nan berjumlah seribu misalnya berpindah buat mengunduh free ebook .
Jika harga per buku rata-rata Rp 40.000,00 dan royalti penulis diasumsikan 10%, penulis sudah kehilangan pendapatan sebesar Rp 4.000.000,00 (Rp 40.000,00 x 10% x 1.000). Jumlah nan dapat dibilang lumayan bukan.
Free Ebook Sah dan Ilegal
Keberadaan free ebook dapat bersifat sah dan ilegal. Disebut sah jika:
- Pihak nan menyebarkan atau memberi free ebook tersebut ialah penulisnya sendiri. Mungkin saja penulis ingin beramal ilmu sehingga dia memberikan ebook secara gratis. Atau dapat juga free ebook tersebut berisi buku-buku penulis nan sudah sangat lama sehingga penulis meng"hibah"kan buku tersebut kepada pembaca secara cuma-cuma.
- Pihak penerbit atau tim pemasaran nan hanya memberikan beberapa bagian (bab) dari buku tersebut dengan tujuan agar calon pembeli tertarik. Jadi, dalam hal ini free ebook dipergunakan sebagai contoh.
- Tindakan-tindakan serupa dengan di atas nan intinya tak merugikan penulis.
Sementara itu, free ebook yang disebut ilegal bilamana dilakukan dengan sengaja oleh oknum eksklusif buat tujuan nan tak baik kepada penulis. Misalnya saja dengan membeli buku berjudul eksklusif lalu di- scan setiap bagian nan ada dalam buku tersebut dan hasilnya dibagi-bagikan ke khalayak umum. Tentu saja tindakan ini sangat merugikan penulis.
Menghadapi Kenyataan Free Ebook, Penulis Harus Kreatif
Banyaknya free ebook nan beredar di global maya membuat para penulis was-was. Bahkan, beberapa penulis ada nan putus harapan dan memutuskan buat berhenti menjadi penulis. Buat apa menulis jika ternyata karya kita dibajak, begitu alasannya.
Menulis sama dengan bekerja dan salah satu tujuan orang bekerja ialah buat mendapatkan uang. Bila huma buat mencetak uang sudah tak kondusif, untuk apa dipertahankan. Memang, kenyataannya ada penulis-penulis nan berpikir seperti itu dalam menanggapi kasus free ebook . Namun, ada juga penulis nan tetap semangat meski kasus free ebook semakin marak akhir-akhir ini.
Mereka tetap optimis bahwa free ebook sama halnya dengan kasus nan biasa dihadapi oleh penyanyi, yaitu lagu mereka dapat di- download perdeo oleh siapa saja. Toh , si seniman masih dapat tetap hayati sekalipun lagu nan baru di- release banyak di- download orang di global maya. Bila seniman saja bisa, tentu penulis juga harus bisa.
Kekreativitasan penulis sangat dituntut dalam menghadapi fenomena free ebook . Bila saat ini buku kita belum disebar lewat free ebook sebab nama kita nan kurang terkenal, dua atau tiga tahun kemudian belum tentu hasilnya sama bukan. Itu sebabnya, tidak ada salahnya mempersiapkan diri dari sekarang.
Apa saja nan dapat dilakukan oleh penulis? Penulis memang tidak akan pernah dapat menjamin apakah karyanya nan sudah dibukukan tersebut disalahgunakan atau tidak. Namun, penulis tentu dapat membuat taktik nan dapat menguntungkan dirinya. Selain pendapatan dari royalti atau jual putus, penulis juga dapat mendapatkan uang dari beberapa sumber sebagai berikut.
- Menjadi pembicara nan tentunya disesuaikan dengan "kelas" penulis.
- Menggunakan buku nan sudah terbit sebagai aset nan dapat kita gunakan buat kapital dalam mencari pekerjaan nan lebih pasti, misalnya menjadi dosen atau profesi serupa.
- Menulis dengan sasaran pasar luar negeri.
Bila pasar di dalam negeri sudah tak mendukung kreativitas kita, mengapa kita tak mencoba pasar di luar negeri. Kreativitas-kreativitas serupa dapat dilakukan oleh penulis buat menyelamatkan diri dari serbuan free ebook .
Kesimpulan Seputar Free Ebook
Free ebook dapat disebut ancaman juga tantangan bagi penulis. Ancaman, sebab dengan adanya free ebook penulis dapat kehilangan mata pencahariannya. Tantangannya, adanya free ebook membuat penulis akan semakin kreatif dalam mengais rezeki di bidang penulisan.
Miris memang, bila free ebook nan tersebar merugikan penulis. Penulis nan sudah bersusah payah memeras otak harus rela menerima fenomena getir seperti itu. Karya nan tadinya diharapkan dapat masterpiece ternyata tidak berharga. Namun, sebagai penulis nan sudah tahu positif dan negatif dari posisi tersebut, sudah seharusnya tak menyerah dengan kenyataan free ebook nan semakin ramai.
Untuk menghadapi kenyataan free ebook , penulis harus kreatif, salah satunya ialah dengan tak hanya mengandalkan pasar nan ada di dalam negeri. Tak perlu menunggu buku menjadi best seller terlebih dahulu sebenarnya.
Melihat contoh kesuksesan salah satu kosmetik Indonesia nan kini sangat terkenal, dulu saat merintis, kosmetik tersebut malah ditolak mentah-mentah di dalam negeri dan ketika ditawarkan di luar negeri kosmetik tersebut malah laku keras. Kenapa kita tak mencobanya.