Cara Kerja Sel Surya
Sadarkah Anda, dengan bertambah hebatnya pengetahuan, kehidupan menjadi bertambah canggih dari hari ke hari. Jika kita ingat kembali tentang catatan masa lalu, manusia prasejarah hayati dalam kegelapan. Mungkin pada saat itu bahkan gelap menjadi momok nan sangat menakutkan bagi mereka.
Setelah mereka dapat membuat api, kehidupan manusia prasejarah tampaknya menjadi semakin baik. Makanan pun dapat dihidangkan dengan lebih higienis, dengan cara dimasak dahulu dengan cara dibakar ataupun direbus.
Lebih lanjut, Indonesia pun mengalami masa-masa dimana barah ialah satu-satunya penerang nan ada di rumah-rumah. Biasanya mereka menggunakan ublik buat menjaga barah tetap nyala dalam kobaran nan diinginkan. Karena keterbasan penerangan jika malam telah tiba, para anak-anak sangat senang jika bulan purnama telah bersinar sebab mereka dapat bermain dengan cahaya lembut bulan purnama.
Meskipun telah ada listrik, pada jaman dahulu teknologi tersebut menjadi teknologi nan sangat mewah dan hanya bisa dimiliki oleh pejabat atau orang-orang kaya saja. Bahkan, tidak sporadis orang-orang rela menempuh jeda nan cukup jauh buat menonton televisi di balai desa ataupun ke rumah orang-orang nan berpunya.
Untunglah saat ini kehidupan telah menjadi lebih baik. Listrik nan dulunya menjadi barang mewah, saat ini mulai dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat hampir di seluruh bagian wilayah Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan listrik. Tanpa listrik, semua akan mengalami stagnasi dan kepanikan. Roda-roda perekonomian dan lainnya akan berhenti. Kebutuhan manusia akan listrik menjadi kebutuhan utama, apalagi pada jaman sekarang ini.
Sebenarnya banyak sumber energi nan dapat digunakan buat membangkitkan listrik tanpa menggantungkan diri pada bahan bakar fosil dan ramah lingkungan. Salah satunya ialah dengan energi panas matahari. Energi tersebut memang harus mulai dikembangkan sebab energi tersebut sebenarnya ialah energi nan dapat terbaharui, sehingga akan menjadi lebih murah dan bisa dijangkau oleh banyak orang.
Lebih lanjut, energi panas sebenarnya bukan hanya berasal dari panas matahari. Energi tersebut dapat juga berasal dari inti bumi nan panasnya mencapai 500 derajat Celsius. Energi nan disebut juga dengan istilah panas bumi tersebut bahkan setara dengan dua belas miliar barel minyak bumi buat pengoperasian selama tiga puluh tahun. Sangat menakjubkan bukan?
Sayangnya, hingga kini teknologi dengan menggunakan energi panas dari inti bumi belum dieksplor dengan maksimal. Hal ini disebabkan sebab buat memulai proyek pemanfaatan energi inti bumi ini dibutuhkan biaya nan sangat banyak. Sedangkan, investor dalam negeri maupun luar negeri belum ada nan mau buat membiayai proyek ini.
Padahal, dengan banyaknya pengunungan, Indonesia mempunyai potensi sekitar 40% dari seluruh energi panas nan ada di bumi ini. Sayang sekali bukan juka tak dimanfaatkan dengan baik?
Beralih ke energi panas lainnya nan mempunyai prospek nan sangat bagus buat dimanfaatkan, energi matahari juga mempunyai kegunaan nan sangat banyak bagi manusia. Salah satu contoh nan paling dekat dengan kita ialah manfaat matahari buat mengeringkan pakaian.
Tidak hanya pakaian, tenaga matahari juga sangat berguna buat mengeringkan makanan. Bukan hanya sebab beberapa makanan, seperti krupuk, harus dijemur di panas matahari agar dapat berkembang, makanan nan telah dikeringkan juga menjadi lebih tahan lama.
Contohnya ialah biji padi nan bisa bertahan lama jika dikeringkan dengan sempurna. Selain itu, panas matahari juga sangat signifikan khasiatnya buat para petani garam di pesisir pantai. Jika matahari sedang bersinar dengan sangat terik, mereka dapat meraih buat lebih banyak daripada biasanya. Kenapa? Hal ini dikarenakan garam nan terbentuk dapat lebih banyak daripada biasanya.
Lebih jauh dari nan telah disebutkan, sadarkan sebenarnya manusia sangat tergantung dengan matahari? Tumbuhan nan kita makan misalnya, tak akan bisa tumbuh tanpa adanya matahari. Bahkan kini, sinar matahari pun dapat diubah menjadi tenaga listrik.
Akan tetapi, meskipun matahari mempunyai sangat banyak kegunaan bagi kelangsungan hayati manusia, cahaya matahari juga mempunyai sisi berbahaya. Apa saja? Salah satu contohnya ialah kanker kulit. Kanker kulit dapat disebabkan sebab kita terlalu lama terkena panas matahari tanpa pelindung apapun. Karena itulah, sebaiknya gunakan topi, payung, dan juga sunblock jika sedang beraktifitas di luar ruangan.
Melihat matahari secara langsung pun bisa membuat kita menjadi buta. Sebab itulah, menggunakan kacamata hitam bisa menjadi salah satu pencegahan dan perlidungan nan baik bagi mata agar terhindar dari silaunya cahaya matahari.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Dengan peralatan nan disebut sel surya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini dapat mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Jaman dahulu, aktivitas manusia sangat tergantung pada matahari. Jika gelap, aktivitas akan berhenti. Namun sekarang, kita dapat mengatur penggunaan listrik dan memakainya kapan saja.
Keunggulan pembangkit tenaga listrik:
- Tidak mengeluarkan suara nan gaduh/ berisik.
- Hanya memerlukan sedikit perawatan.
- Tidak mencemari lingkungan, higienis dan aman.
- Ekonomis dan fleksibel terutama buat daerah terpencil. Untuk menghasilkan 1 kilowatt tenaga surya dibutuhkan 80 juta, sedangkan dengan sel-surya hanya 3 juta.
Sejarah Sel Surya
Mengubah sinar matahari menjadi listrik sebenarnya sudah diperkenalkan sejak lama. Tahun 1839, Fisikawan Prancis, Alexander Edmond Becquerel sudah mengamati bahwa material eksklusif akan menghasilkan arus listrik meski dalam jumlah kecil jika terpapar sinar matahari. Imbas ini dikenal dengan nama imbas fotovoltaik, berasal dari bahasa Yunani, photos nan berarti sinar dan voltage nan artinya arus listrik.
Kemudian pada 1881, Thomas Edision nan dikenal dengan lampu bohlamnya mengawali kelahiran jaringan listrik dengan menggali Manhattan Bawah (Lower Manhattan) buat meletakkan kabel tembaga dalam terowongan batu bata.
Edison mendirikan pembangkit listrik dan stasiun Pearl Street di bawah bayangan jembatan Brooklyn. Pada 1882, di dalam kantor hartawan JP Morgan, Edison membuat kenop. Saat itulah ratusan lampu bohlam menyala di Drexel, Morgan dan Co, serta sejumlah kantor nan berada didekatnya
Material sel surya baru ditemukan tahun 1883 oleh Charles Fritts. Terbuat dari konduktor selenium tipis nan dilapisi emas. Sel bekerja mengubah sinar matahari menjadi arus listrik searah (DC) dengan alat pengubah arus, akhirnya listrik dapat dihasilkan dengan arus bolak-balik (AC). Listrik jenis inilah nan sering digunakan di rumah. Ukuran sel surya beragam, kebanyakan berukuran 10x10cm dan menghasilkan sekitar 0,5 Volt listrik.
Cara Kerja Sel Surya
Sinar surya mengenai panel. Lempengan tipis sel surya kemudian menyerap sinar matahari. Elektron-elektron dari sel surya terlepas dari atom-atomnya dan mengalir di dalam sel lalu menghasilkan arus listrik searah. Umumnya bahan dasar panel ialah silicon kristal nan terbagi dalam tiga kategori: monokristal, polikristal, dan pita silicon.
Di Indonesia, sel surya pertama kali diperkenalkan pada 1987 dengan skala rumahan / solar home system (SHS). SHS terdiri dari panel, surya, baterai dan lampu. Panel berukuran 1meter persegi dipasang di atap rumah. Panel ini menggunakan lampu DC, dikarenakan tak menggunakan inverter. Satu panel SHS bisa menghasilkan 50 Watt sekitar 8 jam pemakaian.
Sistem pembangkit listrik fotovoltaik sebenarnya dikategorikan ke dalam tiga tipe, yakni:
- Otonom, sistem ini benar-benar merupakan pembangkit listrik tunggal. Biasanya digunakan di tempat-tempat terpencil. Umumnya memerlukan baterai sebagi penyimpan listrik.
- Hibrida, mendapatkan pasokan listrik dari pembangkit surya dan satu atau lebih pembangkit tambahan, misalnya generator listrik tenaga angin. Sistem ini umumnya membutuhkan baterai buat menyimpan listrik.
- Terkoneksi jaringan, memungkinkan kita buat mengurangi konsumsi listrik serta memberikan kelebihan listrik pada jaringan. Baterai tak dibutuhkan kecuali kita menginginkannya. Tipe nan dipilih tergantung kebutuhan, alokasi dan anggaran.
Setelah mendengar berbagai klarifikasi tentang energi panas nan ternyata tak hanya terdapat di panas matahari tetapi juga pada panas inti bumi, kita telah sadar betul betapa bermanfaatnya teknologi tersebut jika dimanfaatkan secara maksimal.
Bukan hanya sebab potensinya nan sangat besar, energi panas nan berasal dari matahari ataupun panas inti bumi juga tak akan menimbulkan polusi. Karena itu, mari kita berdoa bersama agar proyek ini secepatnya bisa berjalan dengan lancar. Amin!