Mengenal Tanah mediteran

Mengenal Tanah mediteran



Apa Itu Tanah?

Sebelum mengetahui lebih jauh tentang tanah mediteran , alangkah baiknya Anda mengenal definisi tanah beserta jenis-jenis tanah nan ada di bumi ini.

Tanah ialah lapisan permukaan bumi paling luar nan merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Pelapukan dan pengendapan tersebut telah bercampur dengan berbagai macam bahan organik. Tanah menjadi fertile setelah diolah dan dicampur dengan pupuk, baik pupuk alami maupun pupuk buatan.

Tanah memiliki fungsi sebagai media tanam dan perkembangan akar tumbuhan. Persediaan makanan, air, dan udara buat berbagai tanaman juga termasuk ke dalam fungsi tanah secara fisik.

Secara kimiawi, tanah memiliki peran sebagai loka penyimpanan serta pensuplai zat hara dan nutrisi nan diperlukan oleh tanaman buat tumbuh dan berkembang.

Sementara itu, secara biologis, tanah memiliki fungsi sebagai loka hayati bagi organisme nan keberadaannya berguna buat membantu menyediakan zat hara serta zat lain nan berguna bagi tanaman.

Tanah tersusun dari beberapa komponen, yaitu bahan padat berupa mineral, bahan padat berupa organik, air, dan udara. Komposisi kandungan bahan pada tanah rata-rata 50% berupa bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air, dan 25% udara.

Pembentukan tanah diawali oleh pelapukan batuan menjadi lunak membentuk regolith atau bahan tanah lalu lama-kelamaan berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini dipengaruhi oleh organisme, iklim (seperti curah hujan, sinar matahari), topografi, bahan induk, dan waktu.



Jenis-Jenis Tanah

Di daerah tropis, pelapukan batuan sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara. Hubungan berbagai faktor pembentuk tanah ini akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat berbeda.

Jenis tanah pun bermacam-macam. Hal itulah nan berguna bagi berbagai macam tanaman sebab sifatnya nan berbeda.berikut ialah jenis-jenis tanaman nan dimaksud.

1. Tanah Humus

Tanak humus merupakan tanah nan berasal dari pelapukan organik sehingga dianggap sebagai tanah nan fertile sebab mengandung mineral. Tanah nan berwarna hitam kecokelatan ini banyak terdapat di wilayah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Papua, dan Jawa Barat.

Tanah humus ini sangat berguna bagi media tanam sebab mengandung banyak zat dan unsur nan diperlukan oleh proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2. Tanah Vulkanik

Tanah vulkanin merupakan tanah nan dihasilkan dari pelapukan bahan padat dan cair nan dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah vulkanik ini terbentuk sebab aktivitas gunung berapi nan mengeluarkan larva dan membeku serta melapuk sebagian besarnya.

Tanah ini sangat fertile dan cocok buat dijadikan media tanam dalam sistem pertanian. Tanah ini juga bisa ditemukan di wilayah Sumatra, Jawa, Lombok, dan Bali.

3. Tanah Podzol

Tanah podzol merupakan tanah nan terbentuk sebab temperatur dan curah hujan nan tinggi sehingga mudah basah dan fertile jika terkena air. Tanah nan berwarna kuning ini terdapat di daerah pegunungan tinggi dan cocok buat dijadikan media tanam dalam sistem perkebunan.

4. Tanah Laterit

Tanah laterit merupakan tanah nan terbentuk sebab suhu dan curah hujan nan tinggi sehingga mengakibatkan mineral nan dibutuhkan larut di dalamnya. Tanah ini mengandung banyak unsur hara nan diperlukan oleh tanaman.

Tanah nan dihasilkan dari pencucian gejala erosi ini berwarna kuning kemerahan dan banyak ditemui di wilayah Banten, Pacitan, dan Sulawesi Tengah.

5. Tanah Pasir

Tanah pasir merupakan tanah nan dihasilkan dari pelapukan batuan beku nan tak berstruktur. Tanah nan mengandung bahan organik ini kurang cocok digunakan buat media tanam dalam sistem pertanian. Tanah ini terdapat di wilayah Pantai Barat, Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.

6. Tanah Gambut

Tanah gambut merupakan tanah nan berasal dari bahan organik nan tergenang di air atau rawa. Tanah ini mengandung sedikit unsur hara sebab sirkulasi udaranya nan tak lanacar dan proses penghancuran nan tak sempurna. Tanah ini tak cocok buat media pertanian. Tanah ini terdapat di wilayah Sumatra Timur, Kalimantan, dan Papua.

7. Tanah Mergel

Tanah mergel merupakan tanah nan dihasilkan dari campuran batuan, kapur, pasir, dan tanah liat. Jenis tanah nan dipengaruhi oleh hujan nan tak merata sepanjang tahun ini merupakan tanah fertile nan dapat ditemui di wilayah dataran rendah seperti Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.

8. Tanah Kapur atau Tanah Mediteran

Tanah kapur ini merupakan tanah nan terbentuk dari donasi induk kapur nan mengalami laterisasi nan lemah. Tanah ini dapat ditemui di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.

9. Tanah Endapan

Tanah endapan merupakan tanah nan terbentuk sebab pengendapan batuan induk nan telah mengalami proses pelarutan air sehingga menjadi fertile dan cocok buat ditanami palawija, tembakau, tebu, sayuran, padi, kelapa, dan buah-buahan. Tanah ini dapat ditemui di Kalimantan, Papua Utara, dan Papua Selatan.

10. Tanah Terarrosa

Tanah terarrosa ini merupakan tanah nan terbentuk dari hasil pelapukan batuan kapur nan memiliki sedikit bahan organik. Tanah ini dapat ditemui di Sumatra Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.

11. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan tanah berbatu-batu nan terbentuk dari batuan keras nan belum mengalami pelapukan secara sempurna. Tanah nan sering disebut tanah azonal ini bisa digunakan sebagai rumput ternak, palawija, dan tanaman keras, dan dapat ditemui di Sumatra dan Sulawesi.

12. Tanah Padas

Tanah padas yaitu tanah nan padas sebab mineral nan terdapat did alamnya dikeluarkan oleh air nan terdapat di bagian atasnya. Tanah ini sporadis ditemukan di wilayah Indonesia.

13. Tanah Grumusol

Tanah ini merupakan tanah nan terbentuk dari material halus nan berlempung dan berwarna kelabu. Tanah ini bersifat fertile dan cocok buat menanam padi, palawija, tembakau, dan jati. Tanah ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan.



Mengenal Tanah mediteran

Tanah mediteran atau tanah kapur ialah tanah nan terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan bersifat tak subur. Misalnya, dapat kita temukan pada tanah-tanah di Nusa Tenggara, Maluku, dan Jawa Tengah.

Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras (limestone), nan pada umumnya tersebar terdapat di daerah beriklim subhumid, topografi karst, dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m.

Tanah ini berwarna cokelat, merah, atau kuning. Sementara itu, rona merah kuning pada tanah mediteran berada di daerah topografi karst nan dikenal dengan sebutan Terra Rossa.

Tanah mediteran nan berbahan induk batu kapur mempunyai nilai pH nan lebih tinggi dibanding dari nan berbahan induk batu pasir. PH tanah bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah dan pupuk nitrogen.

Yang mrenjadi masalah primer dari jenis tanah mediteran ialah ketersediaan air dan tingginya pH tanah nan seringkali di atas 7. Tanah nan bersifat alkalis mengikat fosfat sehingga akan menjadi hambatan bagi tanaman buat tumbuh. Oleh sebab itu, jenis tanah ini tak cocok buat dijadikan huma pertanian.

Untuk mengembangkan komoditi pertanian, perlu dilihat jenis tanah sebelum mulai menanam. Ini krusial buat menentukan taraf kesesuaian tanah dengan jenis tanaman nan akan ditanam. Di samping itu, zat hara nan dikandung jenis tanah ini hampir tak ada.

Bagi Indonesia nan cukup banyak mengandalkan produk pertanian sebagai penunjang kehidupannya sehari-hari, keberadaan jenis tanah ini tak banyak untungnya. Meskipun begitu, ada beberapa cara buat mendapatkan kegunaan ekonomi dari tanah jenis ini. Misalnya, menjadikannya sebagai bahan bangunan. Bahan kapur nan kokoh, berguna buat membuat fondasi bangunan.

Meskipun tak memiliki unsur hara, namun tanah ini dapat dipergunakan sebagai media penurun taraf keasaman pada tanah menjadi netral dengan pemakaian nan sesuai.

Tanah ini mengandung banyak unsur kalsium dan magnesium tanah nan berhubungan dengan taraf perkembangan tanah tersebut. semakin tua usia tanah tersebut, maka akan semakin kecil kandungan kedua zat nan disebutkan di atas.

Kalsium dalam tanah kapur ini memiliki fungsi sebagai penyusun dinding sel tumbuhan serta menetralkan bahan racun dalam jaringan tumbuhan. Sementara itu, magnesium nan terdapat di dalamnya merupakan komponen dan klorofil nan berperan dalam pembentukan lemak dan minyak pada tumbuhan.