Pengertian Diskusi - Berdiskusi ialah Investasi bagi Anak
Pengertian diskusi lazimnya digunakan sebagai sebuah wahana dalam memperbincangkan sesuatu. Dalam arti, istilah diskusi merupakan bentuk tukar-menukar pikiran nan digunakan buat memecahkan sebuah masalah. Dalam pengertian diskusi secara formal maka Anda akan menemukan moderator, penyaji, peseta, dan juga notulis. Namun, dalam artikel ini, pengertian diskusi akan kita gunakan dalam mendidik anak.
Pengertian diskusi buat memecahkan setiap masalah nan ada ialah saling bertukar pandang buat menemukan penyelesaian nan terbaik dalam menghadapi berbagai persoalan. Dalam berdiskusi tentu saja tetap ada tukar-menukar pikiran secara bebas, walaupun di dalamnya tak ditemukan alat-alat formal, seperti moderator, penyaji, notulis, dan lain-lain. Untuk itu, diperlukan argumen nan cukup agar didapatkan pemecahan masalah secara tepat.
Masalah nan dihadapi anak di dalam lingkungan keluarga, lingkungan teman, lingkungan sekolah, bahkan masalah dengan dirinya sendiri dengan studi dan pekerjaannya. Sejak usia TK, anak-anak sudah menghadapi masalah nan cukup pelik. Seperti bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan teman-temannya atau pun gurunya. Agar orang tua bisa menyelesaikan masalahnya, maka orang tua harus secara persuasif mengajak anak memahami pengertian diskusi dan bisa membicarakannya dengan baik.
Pengertian Diskusi - Memecahkan Masalah dengan Berdiskusi
Memecahkan segala masalah anak dengan memberinya pengertian diskusi serta menerapkannya secara konsisten, akan membuat seorang anak bisa menghadapi persoalan dengan rasional dan tak dipenuhi cara-cara nan emosional. Hal ini sudah bisa diterapkan kepada anak nan berumur 3 tahun, buat memahamkan kepada mereka pengertian diskusi buat memecahkan masalah. Tentu saja, bahasa nan digunakan ialah bahasa nan mudah dipahami dan bisa dicerna oleh anak.
Misalnya, seorang anak nan berumur 3 tahun menangis tiba-tiba sebab film kartun kesayangannya habis. Ia merengek-rengek minta diputar ulang. Tentu saja hal ini tak bisa dilakukan. Lalu, bagaimana orang tua menyelesaikan masalah? Apa nan harus ia lakukan buat memahamkan anak bahwa tayangan kesayangannya telah habis? Memarahinya ataukah memukulnya?
Jika orang tua tak terbiasa buat memberikan pengertian diskusi dan mengajak anak berdialog dengan cara nan baik. Kemungkinan hal ini malah menjadikan orang tua semakin bingung dan kesulitan. Bila orang tua malah memarahi atau pun memukulnya maka ditakutkan anak akan terbiasa mengatasi masalah dengan menggunakan kekerasan.
Hal ini haruslah kita hindari sedini mungkin. Anak tak boleh mengambil konklusi bahwa buat memecahkan masalah maka sine qua non kalah dan menang. Anak harus diajak berdiskusi serta memahami pengertian diskusi buat memecahkan masalah.
Masalah nan diselesaikan dengan metode kalah-menang malah akan membuat runyam masalah anak. Hal ini malah akan memperbesar masalah dan menjadikan masalah semakin rumit. Seharusnya, seorang anak memecahkan masalahnya dengan berdiskusi dan melakukan analisis masalah. Jika tak dilakukan, anak akan menjadi semakin sulit buat memahami masalah nan datang sehingga kreativitasnya bisa berhenti. Anak juga akan mudah putus harapan dan menjadi penakut.
Di sinilah peran krusial orang tua dalam mendidik anak-anak memahami pengertian diskusi secara mendalam. Jika anak sudah terbiasa berdiskusi maka intelektualitasnya akan berkembang dengan baik. Anak juga akan lebih berdikari dan bisa secara rasional memandang masalah nan ada. Dengan begitu, orang tua tak dituntut buat bisa selalu mendampingi anak setiap saat. Anak akan lebih berdikari dan bisa menggunakan nalarnya buat menganalisis masalah.
Pengertian Diskusi - Berdiskusi ialah Investasi bagi Anak
Metode berdiskusi dalam memecahkan masalah akan melatih anak buat bisa memutuskan masalah secara sistematis dan dengan cara-cara nan tentunya logis. Bila sejak kecil anak-anak sudah dilatih buat berdiskusi dalam memecahkan masalahnya, tentu saja hal ini akan membuat anak mudah dalam mengenali setiap masalah nan mereka hadapi. Metode berdiskusi dalam memecahkan setiap masalah nan ada akan menghilangkan sifat-sifat emosional nan tak perlu.
Oleh sebab itu, orang tua dituntut buat bisa mengajarkan anak buat berdiskusi secara baik dan benar. Komitmen orang tua juga akan diuji dengan adanya beberapa masalah nan datang. Orang tua pun ketika menghadapi masalah nan ada harus bisa berdiskusi sebagai contoh buat perkembangan anak nantinya.
Ada beberapa contoh sederhana tentang masalah-masalah nan biasanya dihadapi oleh anak kita.
- Anak sedang kesulitan buat mengerjakan tugas sekolah. Sedangkan orang tua sendiri tak bisa membantunya sebab tak mengerti. Bagaimana tindakan tepat orang tua? Untuk menghadapi masalah ini, orang tua bisa menyarankan anaknya buat belajar bersama teman, belajar kepada kakak kelas, orang tua juga dapat mendatangkan guru privat jika mampu. Jadi pada situasi semacam ini, orang tua diminta tak bersikap acuh tidak acuh.
- Anak bertengkar dengan temannya di sekolah, sehingga si anak tak mau masuk sekolah sebab takut. Apa nan harus dilakukan orang tua buat menghadapi masalah ini? Apakah menyuruh anak buat melawan temannya tadi? Atau melarang anak pergi ke sekolah? Atau malah mendatangi anak nan bermasalah dengan anaknya tadi? Jika cara nan ditempuh ialah cara-cara di atas, tentu akan timbul masalah baru. Tidak heran jika malah menjadi masalah keluarga nan rumit.
- Anak takut pada kegelapan, sehingga tak mempunyai kesempatan buat menjalan salat Magrib atau pun Isya di masjid. Bahkan, jika ada kesempatan buat pergi bersama orang atau ataupun kakaknya saja dia tak mau. Maka bagaimana tindakan orang tua? Apakah orang tua memarahinya habis-habisan? Atau malah membiarkan saja ketakutan anak berkembang? Atau malah membuat sebuah terapi dan menempatkan anak di kegelapan, lalu meninggalkannya begitu saja?
Jika masalah-masalah anak tadi dipecahkan dengan cara nan emosional dan tak rasional maka kemungkinan nan terjadi ialah kerugian akan didapat oleh anak kita. Sebab dengan cara nan emosional serta tak memahami pengertian diskusi secara baik, seorang anak akan tetap terbebani dengan berbagai masalah nan ada.
Akan tetapi jika orang tua bisa membantu anak buat memecahkan masalahnya secara rasional dengan membiasakan anak buat memahami pengertian diskusi dan aplikasinya. Anak akan memiliki kekayaan wawasan dan bisa terbiasa buat berpikir secara logis.
Islam memberikan dorongan buat memecahkan masalah secara logis dan rasional. Dalam hal ini ialah setiap masalah nan ada kaitannya dengan interaksi antara manusia. Namun, buat memecahkan masalah nan berkaitan dengan ibadah, maka kita dilarang buat menggunakan cara rasional dalam memecahkan masalah nan ada. Misalnya, membantu anak menyelesaikan masalah nan berkaitan dengan pelajaran.
Untuk membiasakan anak bisa berdiskusi dalam memecahkan masalah, hendaklah orang tua bersedia buat mendengarkan keluhan mereka, atau menanyakan problem anak. Dapat juga dengan meluangkan waktu spesifik buat berbicara dengan anak. Orang tua dapat menjadi pembimbing anak buat memecahkan masalahnya dengan cara berdiskusi. Orang tua pun dapat menjadi contoh nan baik buat anak-anak, dengan menyelesaikan masalah nan dihadapi keluarga dengan cara berdiskusi dengan anak.
Seorang ayah nan baik, akan mengajak anggota keluarga berdiskusi jika menghadapi masalah nan menyangkut kepentingan keluarga. Dengan mendengarkan pendapat setiap orang di dalam keluarga, maka anak juga akan belajar bagaimana cara menyelesaikan masalah secara berdikari dan rasional.
Demikianlah pentingnya kita memahami pengertian diskusi dan pemahamannya buat mendidik anak menjadi lebih baik.