Membuat Buku Cerpen Bersama-Sama
Bila Anda penggemar cerpen, tak ada salahnya membeli buku cerpen buat menjadi koleksi Anda. Cerpen ialah singkatan dari cerita pendek. Sinkron dengan namanya, cerpen biasanya mempunyai durasi halaman dari 5 sampai 12 halaman ukuran kertas A4 dengan spasi 1,5. Ciri-ciri cerpen ialah dapat dibaca dalam sekali duduk, mengandung konflik nan padat dan memberi pesan positif kepada pembacanya.
Buku cerpen ialah sebutan populer bagi orang nan awam dalam global kepenulisan dan perbukuan. Istilah nan tepat buat buku cerpen ialah buku antologi cerpen. Antologi ialah kumpulan. Jadi, antologi cerpen ialah kumpulan cerpen. Entah itu kumpulan cerpen pribadi atau kumpulan cerpen bersama.
Saat ini, penerbit kurang mau menerbitkan antologi cerpen, pasalnya di pasaran, kurang laku buat dijual. Padahal masih banyak pelajar, mahasiswa, atau khalayak generik nan masih membutuhkan cerpen tersebut. Keberadaan antologi cerpen sangat berguna bagi masyarakat.
Contoh sederhana saja, di sekolah anak didik diharuskan buat dapat meresensi sebuah cerpen atau membuat cerpen sebagai tugas bahasa Indonesia. Tetapi, betapa sulitnya mereka menemukan surat keterangan cerpen nan berkualitas. Dan, tak semua anak didik mampu membeli majalah atau koran demi sebuah cerpen. Oleh sebab itu, keberadaan cerpen sangat berarti.
Bila sembilan anak didik patungan buat membeli sebuah buku antologi cerpen, tentu beban mereka akan lebih ringan, ketimbang membeli sebuah majalah nan hanya memuat satu buah cerpen saja. Karena biasanya di dalam buku ini ada 9 atau 10 cerpen dengan judul berbeda-beda. Jadi, setiap anak didik bisa meresensi satu cerpen dari buku itu.
Buku Kumpulan Cerpen Kompas
Cerpen pada Kompas seakan-akan telah dianggap sebagai barometer cerpen koran Indonesia nan terus tumbuh. I Nyoman Pengabdian Putra dalam kata pengantarnya di Buku Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2003 , menyebutkan bahwa tidak sedikit mahasiswa Australia nan meneliti tentang cerpen, lantas mengambil contoh cerpen nan dimuat di Kompas.
Penyebaran Kompas nan cukup luas di tanah air dan kualitas isinya membuat ruang cerpen harian ini menjadi salah satu nan diminati pula. Ketertarikan para penulis berlomba-lomba mengirimkan cerpen ke Kompas membuat seleksi nan terjadi cukup ketat hingga terpilih karya terbaik layak muat.
Tanpa disadari harian Kompas menjadi semacam "standar" bagi seorang penulis agar karyanya "diakui". Meskipun tidak berarti karya fiksi di harian lain tidak kalah apik dan mengesankan. Namun, nama besar dan penyebaran Kompas nan tidak diragukan lagi membuat anggapan ini terus berkembang sampai sekarang.
Setiap penulis memiliki cara-cara tersendiri dalam membuat sebuah cerpe. Kadang ada nan memulai dari satu tokoh, ada juga nan menyusun ending terlebih dahulu baru menyusun konflik dan sebagainya. Semua itu sah-sah saja, tergantung di mana kita merasa enjoy buat memulai menulis. Namun, secara sederhana bisa diuraikan sebagai berikut.
Terlebih dahulu tentukan tema apa nan akan diangkat menjadi sebuah cerpen narasi nan memikat. Temukan tema nan unik dari pengalaman pribadi atau orang lain. Dapat juga dari bacaan, tontonan, atau hal-hal lain nan mengusik khayalan kita.
Selanjutnya menetapkan target pembaca. Hal ini bermanfaat nantinya buat memfokuskan jalan cerita dan gaya bahasa nan dipakai dalam menulis sebuah cerpen narasi. Selain itu, juga bermanfaat buat menentukan nilai sugestif apa nan mau diselipkan dalam cerita ini nantinya.
Tetapkan tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang. Empat hal ini nantinya akan berperan krusial dalam menciptakan konflik dalam sebuah cerpen narasi. Semakin unik tabiat tokoh dan latar nan diciptakan maka konflik nan dapat dirancang akan semakin menarik. Konflik merupakan nyawa dalam sebuah cerpen narasi. Cerita tak akan hayati tanpa konflik nan unik.
Kemudian gambarkan peristiwa. Peristiwa ialah penjabaran dari konflik dalam sebuah cerita. Tetapkan sebuah peristiwa primer nan akan terjadi dalam cerpen narasi tersebut.
Ini ialah langkah sistematis nan dapat ditempuh dalam menyusun sebuah cerpen narasi. Namun, buat menulis nan diperlukan hanyalah tindakan memproduksi kata-kata. Bukan mengurutkan setiap langkah-langkah.
Cerpen nan dimuat rata-rata mempunyai nilai original, nan membuatnya unik dan berbeda dengan nan lain. Kebaruan (orisinilitas) ini berlaku pada tema, isi, alur, dan cara bercerita. Penggunaan kata-kata kasar dan kurang beretika dihindari serta tidak menyinggung SARA. Dalam cerpen-cerpen dari Kompas dapat ditemukan perbedaan makna lokal dan luar nan sama menariknya.
Tahun 1992 Kompas memulai tradisi membuat buku kumpulan cerpen nan pernah dimuat di media tersebut. Dalam penyusunan buku ini dilakukan proses pemilihan cerpen dari semua naskah nan pernah dimuat dalam Kompas. Editor dan timnya akan menentukan beberapa cerpen buat dimasukkan dalam antologi.
Kriteria pemilihan editor terkadang menuai pro dan kontra, mengingat hal ini sangat terkait dengan selera editor nan dapat jadi berbeda dengan masyarakat awam. Toh tetap saja kumpulan cerpen Kompas dinanti sebagai pustaka nan menambah kekayaan khasanah sastra tanah air.
Beberapa judul antologi cerpen pada Kompas nan telah terbit ialah Dua Kelamin bagi Midin: Kumpulan Cerpen Kompas Pilihan 1970-1980, Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan: Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas, dan Ripin: Cerpen Kompas Pilihan 2005-2006 . Para penulis nan karyanya telah dimuat di Kompas antara lain Danarto, Eka Kurniawan, Agus Noor, Ratna Indraswari Ibrahim, Seno Gumira Ajidarma, Djenar Maesa Ayu, dan lainnya.
Membuat Buku Cerpen Bersama-Sama
Bila Anda suka menulis cerpen, pecinta buku, atau pecinta cerpen, tentu Anda ingin agar kuantitas dan kualitas cerpen dalam global sastra Indonesia tak menjadi surut. Salah satu cara buat tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas cerpen bersama-sama ialah dengan cara membuat buku antologi cerpen indie.
Membuat buku indie berarti mengumpulkan naskah sendiri, mengedit sendiri, me lay-out sendiri, mendesain cover sendiri, mencetak buku sendiri, dan bahkan memasarkannya pun sendiri.
Tentu saja sebab dicetak secara indie, maka biaya pun sendiri. Tetapi, bila di dalam satu buku itu ada 15 penulis, maka ke-15 penulis itu dapat saling patungan buat biaya mencetak buku. Pasti dengan semakin banyaknya bermunculan buku antologi cerpen nan diterbitkan secara indie ataupun diterbitkan oleh penerbit, maka keberadaan buku ini dalam global sastra pun akan terus tumbuh dan diakui oleh masyarakat.
Tetapi, kini sudah ada juga bermunculan majalah-majalah baru nan spesifik memuat cerpen-cerpen. Majalah-majalah spesifik cerpen ini harus kita dukung demi perkembangan literasi kita.
Setiap penulis memiliki cara-cara tersendiri dalam membuat sebuah cerpen narasi. Kadang ada nan memulai dari satu tokoh, ada juga nan menyusun ending terlebih dahulu baru menyusun konflik dan sebagainya. Semua itu sah-sah saja, tergantung di mana kita merasa enjoy buat memulai menulis. Namun, secara sederhana bisa diuraikan sebagai berikut.
1. Menentukan sebuah tema nan menarik dan unik.
Terlebih dahulu tentukan tema apa nan akan diangkat menjadi sebuah cerpen narasi nan memikat. Temukan tema nan unik dari pengalaman pribadi atau orang lain. Dapat juga dari bacaan, tontonan, atau hal-hal lain nan mengusik khayalan kita.
2. Tetapkan pembaca sasaran.
Hal ini bermanfaat nantinya buat memfokuskan jalan cerita dan gaya bahasa nan dipakai dalam menulis sebuah cerpen narasi. Selain itu, juga bermanfaat buat menentukan nilai sugestif apa nan mau diselipkan dalam cerita ini nantinya.
3. Tetapkan tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang.
Empat hal ini nantinya akan berperan krusial dalam menciptakan konflik dalam sebuah cerpen narasi. Semakin unik tabiat tokoh dan latar nan diciptakan maka konflik nan dapat dirancang akan semakin menarik.
4. Susun konflik dan alur cerita.
Konflik merupakan nyawa dalam sebuah cerpen narasi. Cerita tak akan hayati tanpa konflik nan unik.
5. Gambarkan peristiwa-peristiwa utama.
Peristiwa ialah penjabaran dari konflik dalam sebuah cerita. Tetapkan sebuah peristiwa primer nan akan terjadi dalam cerpen narasi tersebut.
Ini ialah langkah sistematis nan dapat ditempuh dalam menyusun sebuah cerpen narasi. Namun, buat menulis nan diperlukan hanyalah tindakan memproduksi kata-kata. Bukan mengurutkan setiap langkah-langkah. Jadi, segeralah menulis dari langkah manapun nan dianggap paling mudah. Abaikan urutan langkah di atas jika hal itu membuat kita semakin sulit buat mulai menulis.
Semoga kelak, nasib buku kumpulan cerpen akan kembali lagi menjadi primadona. Menjadi buku nan dicari-cari dan best selle r di toko buku. Karena dengan semakin sedikitnya buku kumpulan cerpen nan terbit, maka semakin sedikit juga buku cerpen nan mengalami cetak ulang dan best seller .