Menyusun Cerita nan Baik
Menulis ialah sebuah perkara nan gampang-gampang susah. Menjadi gampang ketika penulis tengah memiliki segudang ide nan hendak dituliskan, namun akan menjadi sangat sulit jika ide tersebut tidak kunjung datang. Lantas, bagaimana caranya agar ide buat menulis tersebut tak muncul dan menghilang semaunya? Sulit memang, namun bukan mustahil tidak dapat disiasati.
Ketika hendak memulai menulis sebuah cerita, usahakan agar Anda mengetahui terlebih dulu sumber cerita nan akan dibuat tersebut. Sumber cerita di sini biasanya, seperti apa nan akan diceritakan, di mana lokasi kejadian nan akan diceritakan, dan sumber cerita lainnya nan bisa mempermudah proses penulisan.
Menemukan Sumber Cerita
Untuk menemukan sebuah sumber cerita bukanlah perkara nan sulit bagi penulis nan memang sudah mahir. Namun, bagi penulis pemula hal ini justru manjadi hal nan paling sulit. Sebenarnya, sumber cerita dapat ditemukan di mana saja. Misalnya, kejadian nan Anda alami di kamar pribadi, di rumah, di sekolah, atau di tempat-tempat lainnya. Ceritakan saja semuanya.
Memulai Sebuah Cerita
Salah satu kesalahan nan paling sering dilakukan dan dialami oleh penulis pemula ialah terlalu takut memulai sebuah tulisan, sehingga genre ide nan sebenarnya sudah membuncah di dalan otak menjadi tersumbat. Sebaiknya, ketika ide sudah terkumpul mulailah Anda menulis. Tentang apa saja, keluarkan semua nan ada di pikiran Anda dalam bentuk tulisan. Jangan berhenti ketika hati Anda memang masih ingin menulis.
Hasilnya? Jangan dulu lihat hasil, nan krusial pastikan proses penulisan ini bisa berjalan lancar. Setelah merasa cukup dengan apa nan ingin dituliskan, baca kembali hasil tulisan Anda, lalu perbaiki bagian nan menurut Anda masih memiliki kelemahan, terutama dalam hal tata bahasa dan ejaan. Lakukan pengecekan terhadap hasil tulisan, kalau pun Anda merasa perlu menulis ulang, lakukan saja.
Menyusun Cerita nan Baik
Cerita nan baik ialah cerita nan memiliki ikatan dan transedental antara satu bagian dengan bagian nan lain. Antara bagian nan satu dengan bagian nan lain harus memiliki sesuatu nan saling menguatkan. Misal, isi cerita di paragraf pertama diperkuat oleh penjabaran di paragraf berikutnya, demikian juga pada paragraf-paragraf lainnya.
Untuk mengetahui baik tidaknya tulisan nan Anda buat, cobalah buat membaca ulang tulisan tersebut dengan memposisikan Anda sebagai pembaca. Setelah itu, jika masih kurang yakin, Anda dapat meminta donasi kepada teman atau keluarga buat membaca tulisan tersebut dan mintalah kritik serta saran dari mereka.
Mengirimkan Tulisan ke Media atau Penerbit
Ketika Anda sudah merasa puas dengan tulisan nan dibuat, langkah selanjutnya nan dapat dilakukan ialah mencoba buat mengirimkan tulisan tersebut ke media cetak atau pun penerbit. Namun, sebelum mengirimkannya, Anda harus pastikan terlebih dulu bahwa data tulisan Anda tersebut tak terdapat kesalahan, baik dalam tata bahasa, tanda baca, maupun ejaannya.
Satu hal nan paling krusial sebelum mengirimkan tulisan kepada media cetak atau penerbit ialah dengan mengetahui terlebih dulu bagaimana karakter media atau penerbit nan hendak Anda kirimi tulisan. Cari media atau penerbit nan memang memiliki karakter sama dengan tulisan nan sudah Anda buat. Jika sudah begitu, kemungkinan tulisan Anda buat dimuat atau dicetak akan semakin besar.
Selamat mencoba!
***
Inspirasi Sumber Cerita dari Cerita Sehari-hari
Anda seorang penulis pemula, penulis profesional atau seseorang nan bekerja dalam bidang kreatif? Tentunya Anda membutuhkan ide-ide segar nan dapat menjadi bahan tulisan atau cerita Anda. Dari mana Anda biasa mendapatkan sumber cerita? Sumber cerita dapat didapatkan dari mana saja. Baik nan disaksikan dengan mata, disimak dengan telinga maupun nan dirasakan dengan hati.
Inspirasi Sumber Warta
Sumber cerita selalu ada ke mana pun kaki-kaki Anda melangkah buat mencarinya. Sumber cerita bisa ditemukan dalam:
1. Inspirasi Sumber Cerita - Ilham, Buah Pikiran, Pengalaman Pribadi
Buah pikiran ini merupakan sumber cerita nan paling tinggi nan langsung datang dari Tuhan. Buah pikiran didapat seseorang manakala ia melihat atau mungkin mendengar sesuatu dan kemudian diolah dalam perasaan dan emosi sehinga menghasilkan ilham atau ide dasar.
Dalam global tulis menulis ide ialah jiwa cerita. Jika sebuah cerita tak memiliki jiwa maka ia hanya akan menjadi cerita nan tidak bermakna. Kosong. Dan hanya bisa dinikmati dengan cara biasa, dibaca saja tanpa dapat diresapi maknanya.
2. Inspirasi Sumber Warta - Jalan-jalan atau Traveling
Sumber cerita dapat saja didapatkan dari suatu loka nan tak pernah kita duga sebelumnya. Jalan-jalan ke taman, menikmati udara nan sejuk di pagi hari, atau menjadi bagian dari keramaian kota dan merasakan feel -nya. Walking around can unlock your mind . Begitu prinsipnya. Jika pikiran kita fresh dan banyak oksigen nan masuk ke kepala maka dengan mudah kita dapat mengolah sumber cerita agar menjadi sesuatu nan menarik buat dibagi.
Traveling ke luar kota atau luar negeri harusnya juga punya nilai plus. Bukan sekadar menghilangkan penat tetapi juga menjadi wahana mendapatkan sumber cerita nan asli sinkron nan Anda alami. Dan setiap loka nan Anda kunjungi niscaya menjadi sumber cerita nan berbeda. Jadi semakin kaya bukan ide penceritaan nan Anda miliki?
3. Inspirasi Sumber Warta - Media Elektronik
Anda nan dapat fokus dengan mendengar, dapat memanfaatkan media elektronik radio. Radio kini tak hanya dapat didengar melalui gelombang frekuensi tetapi juga melalui live streaming di manapun dan kapanpun. Topik-topik nan dibahas dalam radio biasanya seputar global musik, buku, dan current affairs .
Sumber cerita bisa dengan mudah Anda garap setelah mendengarkannya. Televisi juga tak jauh berbeda dari radio. Bedanya sumber cerita tak hanya dapat didengar tetapi juga dapat ditonton. Jadi Anda punya citra visual nan dapat semakin menguatkan ide cerita.
Internet lebih unik lagi. Media elektronik nan satu ini mencakup segala nan Anda perlukan buat dapat mendapatkan sumber cerita nan diinginkan. Saat Anda mengetikkan kata kunci atau keyword pada mesin pencari terbesar dunia, google.com, dalam waktu sekejap Anda dapat mendapatkannya.
Audio visual lengkap dengan data nan mendukung. Namun, Anda juga harus pandai memilih situs informasi. Tidak semuanya memberikan informasi nan valid dan dapat dijadikan sumber cerita. Mungkin juga ada warta dusta atau hoax nan diposkan oleh orang-orang nan tidak bertanggungjawab nan ingin menghancurkan pihak-pihak eksklusif atau sekadar iseng. Anda tentu tak mau sumber cerita nan tuliskan nanti berasal dari data palsu tersebut, bukan?
3. Inspirasi Sumber Cerita - Media Cetak
Media cetak majemuk jenisnya. Ada nan berupa koran, tabloid, majalah, atau buku. Sumber cerita ini dianggap lebih memenuhi baku secara kualitas konten sebab sudah melewati meja redaksi dan saringan sang editor in chief . Data nan tercantum di sana dapat dibuktikan berdasarkan fakta nan ada. Meskipun dalam beberapa kasus terutama tentang kisah selebritis, ada fakta nan disembunyikan atau bahkan dilebih-lebihkan.
4. Inspirasi Sumber Cerita - Cerita Tentang Sahabat
Salah satu sumber cerita tentang sahabat bisa Anda temukan dalam kisah berikut ini:
Di zaman Yunani Kuno, Socrates dianggap memiliki kedudukan terhormat dalam global pengetahuan. Suatu hari seseorang berjumpa dengan filsuf besar ini lalu berkata,
“Tahukah kau warta nan kudengar tentang sahabatmu?”
“Tunggu sebentar!” kata Socrates. “Sebelum kau ceritakan kepadaku, saya ingin kau menjalani sebuah tes ringan. Tes ini disebut tes saringan rangkap tiga.”
“Tes saringan rangkap tiga?”
“Benar.” Kata Socrates melanjutkan, “Sebelum kau bercerita tentang sahabatku, mungkin sebaiknya kita gunakan waktu sejenak buat menyaring nan hendak kau katakan. Itulah sebabnya kusebut Tes Saringan Rangkap Tiga. Tes pertama ialah Penyaringan Kebenaran. Apakah kau absolut konfiden bahwa apa nan hendak kau sampaikan ini benar?”
“Tidak,” jawab orang itu, “sesungguhnya saya hanya mendengar warta itu dari orang lain dan…”
“Baiklah,” kata Socrates. “Jadi kau tak konfiden apakah warta itu sahih atau tidak! Sekarang mari kita lanjutkan dengan tes kedua, yaitu Penyaringan Kebaikan. Apakah nan hendak kau ceritakan itu sesuatu nan baik tentang sahabatku?”
“Tidak, justru kebalikannya…”
“Jadi,” lanjut Socrates,”kau hendak menceritakan kepadaku sesuatu nan jelek tentang sahabatku padahal kau tak konfiden warta itu tak benar?! Meskipun demikian, kau masih mungkin dapat lulus dalam tes ini sebab masih ada satu tes lagi, yaitu Penyaringan Manfaat. Apakah warta tentang sahabatku nan hendak kau sampaikan ini bermanfaat bagiku?!”
“Tidak… mungkin tak benar-benar bermanfaat.”
“ Nah ,” kata Socrates,”Jika warta nan hendak kau sampaikan tak benar, tak baik, dan tak bermanfaat, lalu mengapa kau hendak menceritakan kepadaku?”
Sebelum Socrates berkata sebijak itu, lelaki pilihan sepanjang zaman pun sudah menegaskan: Rasulallahu Shallallahu ‘alaihi waallam bersabda: "Allah Swt. akan selalu menjaga hamba-Nya selama si hamba selalu menjaga saudaranya. Jadi, sudahkah kita menjaga sahabat kita hari ini?"
5. Inspirasi Sumber Cerita - Cerita Tentang Harta nan Berharga
Sumber cerita lain nan mungkin dapat menjadi hikmah ialah seperti cerita nan satu ini.
Seorang profesor berdiri di depan kelas filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil stoples kosong dan mengisi dengan bola-bola golf. Kemudian ia berkata kepada murid-muridnya,
“Apakah stoples sudah penuh?” Kemudian dia menuangkan batu koral ke dalam stoples, mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral mengisi loka nan kosong di antara bola-bola golf. Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya, ”Apakah toples sudah penuh?” Selanjutnya dia menabur pasir ke dalam toples. Tentu saja pasir menutupi semuanya. Profesor sekali lagi bertanya "apakah stoples sudah penuh?" Para murid berkata,”Yes!” Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dalam stoples dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir.
Para murid kemudian tertawa. “Sekarang aku ingin kalian memahami bahwa stoples ini mewakili kehidupanmu. Bola-bola golf ialah hal nan penting, yaitu Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan dan teman-teman. Jika nan lain hilang dan hanya tinggal mereka maka hidupmu masih tetap penuh.”
“Batu-batu koral ialah hal-hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah, dan mobil. Pasir ialah hal-hal nan sepele. Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam stoples maka tak akan tersisa ruangan buat batu-batu koral ataupun buat bola-bola golf. Hal nan sama akan terjadi dalam hidupmu. Jika kalian menghabiskan energi buat hal-hal sepele, kalian tak akan mempunyai ruang buat hal-hal penting. Jadi, sediakan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf. Hal-hal nan benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru nan terakhir, urus pasirnya."
Lalu seorang murid mengangkat tangan dan bertanya, ”Kopi mewakili apa?” Sang profesor tersenyum, ”Saya bahagia ada nan bertanya. Itu menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah sangat penuh, tetap selalu tersedia loka buat secangkir kopi bersama sahabat.”
Dua buah cerita tadi, mungkin pernah Anda dengar sebelumnya. Tidak krusial apakah dua cerita itu sudah basi atau tidak, nan jelas dua cerita tersebut dapat dijadikan sumber cerita nan baik. Dua sumber cerita itu, sedikit banyak nantinya akan mampu buat menginspirasi Anda.