Contoh Pantun Nasehat

Contoh Pantun Nasehat

Masih ingatkah Anda sewaktu belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah? Topik apa nan paling menyenangkan ketika belajar Bahasa Indonesia? Ya, salah satunya ialah pelajaran tentang pantun.

Pantun termasuk tema pelajaran Bahasa Indonesia nan cukup digemari dan menarik buat dipelajari. Belajar pantun, tak hanya mengasah perbendaharaan kata, tetapi juga dapat bermain kata dengan pantun. Artikel ini akan membahas pantun nasehat . Namun, penulis akan terlebih dahulu membahas pengertian pantun.



Apa Itu Pantun?

Pantun merupakan jenis dari puisi lama dalam kesusastraan Bahasa Indonesia. Pantun memiliki sajak berakhiran dengan dua pola, yaitu pola a-b-a-b dan pola a-a-a-a. Pantun asal mulanya termasuk kategori sastra lisan.

Seiring perkembangan ilmu kebahasaan, pantun secara lisan beralih menjadi pantun nan ditulis. Berdasarkan struktur tulisannya, pantun terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Dalam satu bait pantun memiliki sampiran dan isi, dua baris pertama merupakan sampiran, dan dua baris ke dua merupakan isi.

Pantun menurut asalnya memiliki dua jenis bentuk. Pertama, pantun nan disebut dengan Karmina, dan kedua pantun nan disebut dengan Talibun. Pantun Karmina merupakan pantun pendek, nan hanya terdiri dari dua baris. Sedangkan pantun Talibun merupakan pantun panjang, nan terdiri dari enam baris atau lebih.



Pantun Nasehat

Pantun awalnya digunakan sebagai alat buat menyampaikan pesan, nan dilakukan oleh orang-orang tua kita terdahulu. Hampir semua orang jaman dahulu menggunakan pantun ketika menyampaikan pesan. Pantun nan disampaikan pun masih secara lisan. Selain sebagai wahana penyampaian pesan, pantun juga digunakan dalam upacara adat, seperti perkawinan, kematian, acara adat dan sebagainya. Pantun nan paling sering digunakan waktu itu ialah pantun nasehat.

Pantun nasehat berisikan rangkaian bait kata nan sarat mengandung nasehat. Nasehat berupa panduan hayati sehari-hari, panduan pergaulan, dan tata krama penyampaian pesan dari orang nan lebih muda kepada orang nan lebih tua.

Pantun nasehat digunakan sebagai media belajar bagi orang tua kepada anak. Tidak ada disparitas dari segi struktur bentuk dan isi pantun Karmina dan Talibun dengan pantun nasehat. Hanya saja, pantun nasehat lebih masuk ke dalam kehidupan sehari-hari, nan disampaikan dengan bahasa nan sederhana.



Contoh Pantun Nasehat

Ada banyak ragam jenis pantun nasehat nan telah kita pelajari sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar. Bagi nan mungkin lupa apa saja pantun nasehat nan ada, berikut beberapa pantun nasehat nan bisa Anda gunakan sebagai motivasi dan penyemangat hayati Anda.

Berburu ke Padang Datar,

Mendapat rusa si Belang kaki;

Berguru kepalang ajar,

Bagaikan kembang bunga tidak jadi .

*)

Asam Kandis asam Gelugur,

Kedua asam meriang-riang;

Menangis mayat di pintu kubur,

Teringat badan tak sembahyang .

*)

Ke puncak sama mendaki,

Kelurah sama menyorong;

Mendongak janganlah dengki,

Melihat ke bawah janganlah sombong.

**)

Semakin tinggi tumbuh tanaman,

Semakin kuat angin menerpa;

Semakin tinggi tumbuh jabatan,

Semakin kuat cobaan menggoda .

**)

Tumbuh melata si poko tebu,

Pergi pasar membeli daging;

Banyak harta tidak ada ilmu,

Bagai tumah tak berdinding.

**)

(*pantun lama,**Zoels, Mohamed Naim Daipi)

Pantun Nasehat Berirama

Kalau keladi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta balas

Kalau ada jarum nan patah
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada kata nan salah
Jangan simpan dalam hati

Hari panas jangan ke laut
Kalau ke bahari kapal tergalang
Hati panas jangan diturut
Kalau diturut akal pun hilang

Jangan mengipas-ngipas arang
Kalau dikipas banyak baranya
Jangan memanas-manaskan orang
Kalau panas banyak maraknya

Kalau memagar rumpun bawang
Pagar dahulu lapis berlapis
Kalau mendengar pengaduan orang
Dengarkan dulu habis-habis

Kalau ranting sudah bertangkai
Janganlah dililit-lilit juga
Kalau berunding sudah selesai
Jangan diungkit-ungkit juga

Jangan patahkan atap mengkuang
Atap patah kumbangpun lalu
Jangan patahkan cakap orang
Cakap patah orangnya malu

Jangan suka mencabut padi
Kalau dicabut hilang buahnya
Jangan suka menyebut budi
Kalau disebut hilang tuahnya

Jangan suka makan mentimun
Mentimun itu banyak getah nya
Jangan suka banyak melamun
Melamun itu tiada gunanya

Kalau berkitab sambil menulis
Jangan sampai dawat terbuang
Kalau bercakap di dalam majelis
Jangan sampai mengumpat orang

***

Kalau kita tak bersuluh
Jangan takut berjalan malam
Kalau kita tak bermusuh
Jangan takut makan setalam

Kalau kita tak bergalah
Jangan takut membentang kajang
Kalau kita tak bersalah
Jangan takut ditantang orang

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Getir jangan lekas dimuntahkan
Mati semut sebab manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri bisa kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali aku menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat global akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung wafat diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

***

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hayati harus penuh harapan
Jadikan itu jalan nan dituju

Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci

Jalan-jalan ke kota bali
Jangan lupa beli buah duku
Kalau besar jangan mencuri
Agar orang menghargaimu

Bunga mawar kembang melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya

Sebelum menggali buah bengkuang
Galilah dahulu buah ketari
Sebelum mencari kesalahan orang
Carilah dahulu kesalahan sendiri

Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan yang mati

Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru loka belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.

***

Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat

Hati-hati membeli rokok
Karena rokok panjang-panjang
Hati-hati memilih cowok
Karena cowok mata keranjang

Bikin kue dari buah
Buahnya apel sama delima
Bila engkau suka berdakwah
Dakwahlah seperti ulama

Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat global memang begitu
Benda nan jelek memang terbuang

Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tidak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tidak penuh menaruh ilmu

Padang tamu padang baiduri
Loka raja membangun kota
Bijak berjumpa dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata

Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi

Jalan-jalan ke kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun

Di gunung sana kau suka berlibur
Di gunung sini kau suka tertawa
Bila sudah masuk kubur
Hanya amal nan dibawa

***

Menepuk air di bak mandi,
terpercik muka sendiri.
Bila ingin setiap waktumu berarti,
jangan terjebak rutinitas sehari-hari.

Mencari suatu lokasi tersembunyi,
lebih mudah dari loka nan tinggi.
Ambilah jeda dari konduite sehari-hari,
biar lebih mudah menggali

Burung Glatik wafat ditusuk
Buat apa cantik klo hatinya busuk