Jejak Sejarah Ilmuwan Islam

Jejak Sejarah Ilmuwan Islam

Sejarah ilmuwan Islam menyisakan cerita perjalanan panjang para ilmuwan muslim dalam global keilmuan. Penelitian serta berbagai inovasi menjadi hal nan biasa dalam menghiasi perjalanan cerita sejarah ilmuwan Islam. Ilmu menjadi "santapan" para ilmuwan tersebut sehari-hari.

Sejak turun wahyu pertama pada 610 Masehi, Islam menunjukkan keberpihakannya pada ilmu pengetahuan. Wahyu tersebut, "Iqra bismirabbikalladzi khalaq," ialah dorongan kepada umat Islam buat mendalami ilmu. Maka, berabad-abad setelahnya, global mencatat jejak-jejak sejarah ilmuwan Islam nan tidak terhitung banyaknya.

Jejak ilmu pengetahuan memang tak secara konkret mewarnai masa permulaan Islam, mengingat budaya masyarakat Arab masa itu begitu jauh dari ilmu. Bahkan, tenggelam pada kegelapan jahiliyah. Namun, Islam menyelusup dan pelan-pelan menyalakan kegairahan terhadap ilmu, merangsang elemen terpenting dari manusia, yakni pikiran. Dasar itulah nan sedikit banyak ikut menciptakan perjalanan sejarah ilmuwan Islam.

Ilmu pengetahuan nyalanya begitu kecil, namun tetap bertahan. Bahkan, bertambah terang sehingga di abad nan jauh, nyala itu mencapai puncaknya, begitu terang benderang. Sejarah ilmuwan Islam lah nan secara tak langsung ikut menerangkan perjalanan ilmu pengetahuan di negara muslim hingga terang benderang.

Sejarah ilmuwan Islam meninggalkan jejak nan hingga kini masih dapat dideteksi oleh mereka para pakar sejarah. Jejak-jejak tersebut terasa dalam beberapa bidang keilmuan. Hasil pemikiran para ilmuwan Islam nan hayati di zaman dahulu nyatanya masih tetap abadi hingga kini.

Hal nan abadi dan susah buat lekang oleh waktu kenyataannya memang ilmu pengetahuan. Ibaratnya, keilmuwan tersebut merupakan warisan nan tak bisa dinilai oleh angka. Tidak ada nan dapat dihargakan.



Jejak Sejarah Ilmuwan Islam

1. Sejarah Ilmuwan Islam - Ilmu Geografi

Cerita sejarah Ilmuwan Islam meninggalkan jejak nan tegas, terutama pada global navigasi, geografi, dan peta dunia. Hal ini berkaitan dengan inovasi kompas oleh ilmuwan muslim pada abad ke-7. Mereka mengembangkan magnet nan dikenal di masyarakat China dan menciptakan kompas buat keperluan navigasi.

Ilmu Geografi pada abad ke-8 berkembang pesat dengan banyaknya buku-buku nan ditulis para ilmuwan Islam. Sejarah ilmuwan Islam melahirkan buku-buku nan kebanyakan berupa kartografi, ensiklopedi geografi, almanak, dan peta-peta nan banyak membahas tentang Afrika, Asia, India, Cina dan orang-orang Indian. Bahkan, salah satu karya agung abad ke-14 nan berisi pandangan terperinci mengenai geografi dunia, ditulis oleh sarjana muslim bernama Ibnu Battutah.



2. Sejarah Ilmuwan Islam - Ilmu Kedokteran

Sejarah ilmuwan Islam melahirkan cerita-cerita membanggakan. Kegairahan terhadap ilmu, misalnya, ditunjukkan oleh Khalifah Abu Ja'far, nan pada 735 mempekerjakan penerjemah buku-buku kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat dari Yunani, Parsi, dan Sanskrit. Kebijakan ini mengantarkan Baghdad, ibukota kekhalifahan masa itu, begitu menyilaukan berterangkan ilmu.



3. Sejarah Ilmuwan Islam - Ilmu Astronomi dan Ilmu Pasti

Ahli astronomi Islam membuat banyak pemugaran terhadap teori-teori Ptolemius. Merekalah nan pertama kali membuat teori garis orbit bumi berbentuk elips. Mereka membuat sejak abad ke-9. Mereka menulis ratusan tabel astronomikal dengan taraf akurasi tinggi dan menjadi acum ilmu sampai sekarang. Inovasi dibidang astronomi tersebut melengkapi cerita sejarah ilmuwan Islam di dunia.

Berlanjut pada sejarah ilmuwan Islam nan berkecimpung di global eksak. Matematika menjadi cabang ilmu nan digandrungi pada abad ke-16. Hal ini tak dapat dilepaskan dari jasa para matematikawan Islam nan menemukan aljabar dan memperkenalkan konsep penggunaan huruf buat variable tidak dikenal dalam persamaan sejak abad ke-9.

Sistem tersebut mampu memecahkan persamaan-persamaan kompleks. Thabit bin Qurrah, diikuti Abu Al-Wafa pada abad ke-10, telah menulis buku mengenai manfaat aljabar buat mengembangkan geometri menjadi eksak dan menyederhanakan sains. Sejarah ilmuwan Islam melahirkan para pemikir ilmu niscaya nan menjanjikan bagi global keilmuan.



4. Sejarah Ilmuwan Islam - Etnografi dan Trigonometri

Ilmu etnografi juga ikut mewarnai perjalanan sejarah ilmuwan Islam. Ilmu Etnografi dikembangkan sarjana-sarjana Islam dari abad ke-9 sampai abad ke-14. Mereka membuat klasifikasi berdasarkan ras-ras, mencatat dengan detail Norma dan kebudayaan suatu masyarakat, dan membuat klasifikasi nan terperinci.

Dalam global teknologi, teknik kimia misalnya,sejarah ilmuwan Islam menorehkan cerita lain. Mereka menemukan cara menghasilkan kerosin (minyak tanah murni) melalui penyulingan produk minyak dan gas bumi pada abad ke-9.

Pada abad itu juga, telah dikenal teknologi pembuatan kertas, terbukti kertas tertua nan menjadi contoh buat dicetak ialah naskah Arab berjudul Gharib Al-Hadist, bertanggal Dzulqaidah 252, sekitar November-Desember 866.

Pada abad ke-10, Al-Battani mengembangkan ilmu trigonometri dengan menguraikan fungsi sinus, kosinus, tangen, dan kotangen. Al Battani juga menetapkan tabel perhitungan trigonometri dari 0 hingga 90 derajat, dan sukses menghitung satu tahun matahari dengan tepat, yaitu 365 hari 5 jam 46 menit dan 24 detik. Bayangkan, orang-orang pintar tersebut benar-benar menyuguhkan sebuah inovasi baru dalam perjalanan sejarah ilmuwan Islam.



5. Sejarah Ilmuwan Islam - Ilmu Pengetahuan Alam

Bentang terjadinya sejarah ilmuwan Islam sangat luas. Dalam Ilmu Pengetahuan Alam pun para ilmuwan Islam itu berkarya. Pada ilmu Biologi misalnya, abad ke-10, Ar-Razi menulis selebaran mengenai pembuluh darah, dan diteruskan oleh Ibnu An-Nafs dan Ibnu Al-Quff (abad ke-13), nan sukses mendokumentasikan secara tepat sirkulasi darah, ilmu urai tubuh dari jantung dan fungsi klep-klepnya.

Sejarah ilmuwan Islam nan terjadi pada 1050 dilakoni oleh Al-Biruni. Al Biruni mengemukakan konsep keterbatasan materi alam. Konsep ini menjelaskan mengenai wujud materi alam nan dapat berubah, namun massanya tetap. Sebagai contoh ialah air nan jika dipanaskan menguap, namun massa total tetap sama. Al-Biruni juga membuat teori pembentukan geologi lembah-lembah, bahwa lembah-lembah itu dibentuk oleh genre udara dalam waktu nan sangat lama.

Al-Biruni meninggalkan banyak jejak surat keterangan bagi ilmu pengetahuan global dengan eksperimen-eksperimen besar dan buku-buku literatur ilmiah berbagai bidang ilmu pengetahuan setebal 13.000 halaman lebih. Al Biruni ialah salah satu tokoh ilmuwan Islam nan mewarnai perjalanan panjang sejarah ilmuwan Islam.

Dunia keilmuan, terutama keilmuan nan bersifat eksak, rupanya menarik perhatian banyak ilmuwan Islam. Sejarah ilmuwan Islam pada akhirnya memang melahirkan banyak sekali ilmuwan-ilmuwan "canggih". Pada 1121, Al-Khazini, ilmuwan Muslim pakar astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat, menulis kitab Mizan al-Hikmah atau Balance of Wisdom, nan mengungkapkan bagian krusial fisika Islam.

Dalam buku itu, Al-Khazini menjelaskan teori ekuilibrium hidrostatika, teori statika, dan gravitasi. Al-Khazini ialah peletak dasar ilmu gravitasi modern. Sejarah ilmuwan Islam berlanjut pada tahun-tahun 1140, matematikawan Islam memperkenalkan sapta negatif dalam fungsi aritmatika. Angka tersebut ialah angka-angka di bawah nol.

Pada 1400-an, pakar matematika Islam, sebagai salah satu pelaku perjalanan sejarah ilmuwan Islam memperkenalkan penggunaan sistem desimal sebagai ganti sapta pecahan secara besar-besaran. Buku Al-Kashi, berjudul "Kunci kepada Aritmatika", ditulis abad ke-15, menjadi semacam stimulus bagi perkembangan pelaksanaan desimal dalam ilmu matematika modern.

Sejarah ilmuwan Islam terjadi beberapa abad sebelumnya, yaitu pada abad ke-9. Cerita itu menyuguhkan perjalanan seorang Ibn Firnas nan berasal dari Andalusia dalam menemukan penentu waktu nan akurasinya tak kalah dengan arloji. Jam tersebut menggunakan penalaan bintang dan matahari dan ini mendorong penelitian-penelitian berkaitan dengan ilmu astronomi (ilmu falak).