Seberapa Pentingkah Komunikasi dalam Keluarga?
Komunikasi merupakan salah satu cara makhluk hayati berinteraksi satu sama lain. Sulit dibayangkan bila antara makhluk nan satu dengan nan lain tak terjalin komunikasi, mungkin global ini akan sepi. Manusia ialah makhluk sosial nan tentunya sangat membutuhkan komunikasi. Tidak ada komunikasi, berarti tak ada kehidupan. Tidak ada kehidupan, berarti mati. Salah satu bentuk komunikasi ialah komunikasi dalam keluarga .
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam hubungan dengan kelompoknya. (Kurniadi, 2001). Dalam keluarga nan sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu nan harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan nan dalam serta saling membutuhkan.
Pengertian Komunikasi Keluarga
Keluarga merupakan kelompok utama paling krusial dalam masyarakat, nan terbentuk dari interaksi laki-laki dan perempuan, perhubungan ini nan paling sedikit berlangsung lama buat menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga dalam bentuk nan murni merupakan kesatuan sosial nan terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Menurut Rae Sedwig Komunikasi Keluarga ialah suatu pengorganisasian nan menggunakan kata-kata, sikap tubuh ( gesture ), intonasi suara, tindakan buat menciptakan asa image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian (Dikutip dari Achdiat, 1997)
Dilihat dari pengertian di atas bahwa kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara dan tindakan, mengandung maksud mengajarkan, mempengaruhi dan memberikan pengertian. Sedangkan tujuan pokok dari komunikasi ini ialah memprakarsai
dan memelihara hubungan antara satu anggota dengan anggota lainnya sehingga tercipta komunikasi nan efektif.
Komunikasi dalam keluarga juga bisa diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik nan menyenangkan maupun nan tak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga dengan pembicaraan nan dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan.
Terlihat dengan jelas bahwa dalam keluarga ialah niscaya membicarakan hal-hal nan terjadi pada setiap individu, komunikasi nan dijalin merupakan komunikasi nan bisa memberikan suatu hal nan bisa diberikan kepada setiap anggota keluarga lainnya. Dengan adanya komunikasi, permasalahan nan terjadi diantara anggota keluarga bisa dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.
Proses Komunikasi dalam Keluarga
Di dalam komunikasi keluarga pun terdapat faktor-faktor nan menunjang terjadinya proses komunikasi keluarga adalah:
1. Respek buat mencari kemungkinan lain buat menyatakan perasaan personal Adanya respek terhadap orang lain maupun terhadap diri sendiri, mengarahkan seseorang buat lebih menerima disparitas antar keluarga, memberikan loka bagi pertumbuhan kepedulian dan penerimaan. Disamping itu pula, tumbuh kepercayaan terhadap diri sendiri, mendengar, bertanya saling membagi pengertian dan memberi jalan bagi perubahan komunikasi keluarga nan hangat
2. Ada kebebasan dalam memilih respon Para anggota keluarga memiliki kebebasan dalam memilih respon nan diinginkannya. Setiap individu dalam keluarga berhak atas segala sesuatu nan dianggap sahih oleh dirinya. Kebebasan di loka ini berarti mempunyai hak-hak dalam memilih respon tetapi bisa mempertanggung jawabkan setiap pilihannya.
3. Ikut merasakan antar satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian nan menimpa orang lain. Dengan ikut merasakan kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang lain ikut rasakan
4. Wewenang; para anggota menyuarakan perasaan dan pendapat mereka, tetapi pimpinan/kepala keluarga membuat keputusan akhir
5. Anggaran Mayoritas; keluarga menyetujui buat mematuhi keputusan mayoritaas dan mengijinkan adanya pemungutan suara buat mncari penyelesaian suatu masalah
6. Konsensus; keluarga hanya akan sampai pada suatu keputusan, jika semua anggota menyetujuinya
7. Adanya prosedur dalam membuat keputusan dan tercapinya pemecahan konflik. Dalam membuat pembuatan keputusan dan pemecahan konflik, terdapat beberapa metode :
8. Saling membagi pengalaman dan mempertahankan tujuan bersama Yaitu dengan mengerahkan kemampuan, pengetahuan dan pikiran sehingga bisa membantu pencapaian tujuan keluarga dan meningkatkan kepuasan para anggota Jaringan komunikasi Jaringan ialah saluran nan digunakan buat meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain
9. Adanya pola dan gaya komunikasi nan bisa diketahui oleh anggota keluarga Dalam melakukan komunikasi dalam keluarga, terdapat beberapa gaya komunikasi nan sering digunakan oleh keluarga;
- Autocratic, merupakan gaya komunikasi nan berpusat pada satu orang dalam mengambil keputusan, sementara anggota keluarga nan lainnya bertindak sebagai pelaksana dari keputusan-keputusan nan telah ditetapkan.
- Democratic, pada gaya komunikasi ini, semua anggota keluarga berhak mengemukakan pendapatnya, serta turut andil dalam mengambil keputusan, sedang keputusan akhir berada pada orang tua.
- Egaliter, pada gaya komunikasi ini, setiap anggota keluarga berhak atau dianggap sama tingkatannya, yaitu sebagai pemberi informasi sekaligus bertindak sebagai pengambil keputusan dalam menghadapi masalah-masalah keluarga
Sebenarnya banyak teori mengenai komunikasi di dalam keluarga nan menyatakan bahwa anggota keluarga bisa menjalankan pola hubungan nan sama secara terus menerus. Pola ini dapat negatif ataupun positif, tergantung dari sudut pandang dan dampak nan diterima anggota keluarga.
Keluarga membuat persetujuan mengenai apa nan boleh dan nan tak boleh dikomunikasikan dan bagaimana isi dari komunikasi itu diinterpretasikan. Keluarga juga menciptakan peraturan kapan dapat berkomunikasi, seperti tak boleh bicara bila orang sedang mencoba tidur, dan sebagainya.
Semua peraturan dan nilai-nilai nan terkandung di dalamnya dikomunikasikan melalui cara nan sama secara terus menerus sehingga membentuk suatu pola komunikasi keluarga.
Seberapa Pentingkah Komunikasi dalam Keluarga?
Komunikasi nan memiliki skala paling kecil, namun berdampak besar, ialah komunikasi dalam keluarga. Keluarga, terdiri atas ayah, ibu, anak, dan mungkin kakek atau nenek, ialah satu kesatuan nan tinggal dalam satu rumah dan memiliki visi dan misi bersama. Keluarga tak jauh beda dengan organisasi, setiap anggota keluarga memiliki peran nan sangat penting.
Untuk menyelaraskan tugas-tugas antaranggota keluarga tersebut, diperlukan komunikasi antara anggota keluarga nan satu dengan nan lain. Coba bayangkan, apa nan akan terjadi bila antara anggota keluarga nan satu dengan nan lain tak pernah terjalin komunikasi? Betapa tak nyamannya hayati di antara keluarga nan datar seperti itu.
Komunikasi dalam keluarga memiliki peran nan sangat penting. Komunikasi mempengaruhi keharmonisan keluarga. Coba lihat keluarga nan serasi dan antara satu dengan nan lainnya akrab, sudah niscaya memiliki komunikasi nan lancar. Sebaliknya, ada pula keluarga nan selalu terlihat tegang atau kurang serasi dan setelah diteliti ternyata di antara mereka tak terjalin komunikasi nan baik.
Pengaruh Komunikasi dalam Keluarga
Kenakalan remaja dan perbuatan menyimpang nan dilakukan oleh anggota keluarga juga tak lain ialah pengaruh komunikasi dalam keluarga. Ada seorang anak nan suka melakukan tindakan anarkis, setelah diselidiki ternyata nan ia inginkan hanyalah afeksi dari kedua orang tuanya.
Selama ini, anak tersebut tak pernah merasakan kehangatan komunikasi dalam keluarga sehingga buat membuat kedua orang tuanya perhatian, dia berbuat anarkis. Sungguh memilukan. Ada juga kasus lain, seorang istri tega berselingkuh dengan teman kerjanya. Setelah diteliti, ternyata komunikasi dalam keluarganya sangat buruk.
Dia memiliki suami nan tak perhatian dan anak-anak nan tak menurut. Itu sebabnya, buat mengalihkan pikirannya dari berbagai masalah tersebut, dia memilih selingkuh. Bayangkan, begitu besarnya pengaruh komunikasi terhadap keharmonisan keluarga. Karena komunikasi, keluarga dapat hancur. Karena komunikasi pula, keluarga dapat harmonis. Semuanya hanya sebab masalah komunikasi.
Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus selalu menjaga komunikasi dalam keluarga. Sudahkah kita melakukannya?