Unsur Intrinsik Cerpen - Latar
Mari mengenal cerpen lewat unsur intrinsik cerpen . Sebelum membahas unsur-unsur intrinsik cerpen, ada baiknya Anda mengetahui definisi cerpen itu sendiri. Cerpen ialah singkatan dari cerita pendek. Meski merupakan cerita pendek, ceritanya tak boleh lebih dari dua belas halaman. Sebuah cerpen rata-rata hanya berkisar antara 2-8 halaman. Cerita nan memuat lebih dari 8 halaman termasuk novelet, yaitu novel pendek.
Sebenarnya, tak ada rumus niscaya dari sebuah cerpen, tapi intinya cerpen hanya memuat satu cerita ringkas dan padat. Bila alurnya mulai berbelit-belit, cerita itu tak lagi dikategorikan cerpen, melainkan novelet atau cerbung (cerita bersambung). Walaupun hanya memiliki satu alur cerita, cerpen memiliki unsur-unsur intrinsik. Unsur intrinsik cerpen ialah unsur-unsur nan ada di dalam cerpen atau bagian nan mengikat holistik cerita hingga menjadi padu.
Unsur Intrinsik Cerpen - Tema
Jika Anda bingung saat akan membuat cerpen atau Anda bingung dengan kata pertama nan akan Anda gunakan, jangan menyerah. "Mati kata" saat kali pertama membuat cerpen dapat jadi sebab Anda belum menentukan tema cerpen.Tema ialah unsur intrinsik cerpen terpenting dalam membuat sebuah cerpen.
Tema ialah akar atau dasar dari cerita. Tema ialah pondasi dasar buat membangun cerita. Tema ialah "kompas" dalam mengolah cerita agar menjadi sesuatu nan utuh dan padu. Oleh sebab itu, unsur intrinsik cerpen diawali dengan tema.
Jika Anda ingin membuat cerita dengan tema ibu, Anda harus terfokus pada cerita tentang ibu, misalnya cerita ibu nan bekerja keras demi anak-anaknya, cinta anak pada ibu, atau sifat durhaka anak pada ibu. Jika sudah menentukan tema cerita, proses bercerita akan mengalir. Namun, jika belum ada tema, akan sulit buat membuat kisah nan bagus. Tema memang merupakan unsur intrinsik cerpen nan sangat penting.
Unsur Intrinsik Cerpen - Alur Cerita
Unsur intrinsik cerpen nan kedua ialah alur. Jika tema ialah pondasi sebuah cerita, alur ialah rancang-bangun cerita. Tidak ada cerpen atau novel nan tak memiliki alur. Alurlah nan membuat cerita berjalan dan bertutur. Alur akan membuat cerita menjadi bulat dan utuh.
Unsur intrinsik cerpen nan berupa alur terdiri atas alur maju, alur mundur, dan alur maju-mundur. Berikut diuraikan satu per satu.
- Unsur intrinsik cerpen alur maju, ceritanya dimulai dari titik A sampai titik S. Artinya, alur ceritanya dari depan ke belakang, dari sekarang ke masa lalu.
- Unsur intrinsik cerpen alur mundur, ceritanya dimulai dari titik Z sampai titik A. Artinya, cerita dimulai dari belakang ke depan atau dari kemarin (masa lalu) ke masa sekarang.
- Unsur intrinsik cerpen alur maju-mundur, ialah perpaduan dari keduanya.
Alur tak tercipta begitu saja. Alur tercipta sebab urutan waktu nan terjadi dan memuat faktor sebab-akibat dari sebuah kejadian. Jalinan peristiwa nan saling memengaruhi terangkum dalam alur sehingga cerita nan disajikan menjadi bulat dan padu. Alur merupakan unsur intrinsik cerpen nan tak kalah krusial dengan tema.
Unsur Intrinsik Cerpen - Latar
Unsur intrinsik cerpen selanjutnya ialah latar. Latar terdapat dalam sebuah cerita baik cerpen, novel, naskah teater, dan skenario. Latar merupakan unsur penting. Kata lainnya ialah tempat . Menurut teori dari Nurgiantoro, latar dibedakan menjadi tiga unsur pokok. Berikut diuraikan satu per satu.
- Latar tempat, merupakan latar dalam unsur intrinsik cerpen nan mengacu pada loka kejadian perkara. Tempat-tempat eksklusif sering ada dalam cerita, misalnya latar loka Amerika Perkumpulan dalam “Kunang-Kunang di Manhattan” karya Umar Kayam atau latar loka Jepang dalam cerpen “Sebilah Pisau dari Tokyo” milik Naning Prawoto.
- Latar waktu, merupakan latar dalam unsur intrinsik cerpen nan biasanya menceritakan waktu sebuah peristiwa terjadi. Misalnya, cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A..A Navis berlatar masa-masa setelah kematian.
- Latar sosial, merupakan latar dalam unsur intrinsik cerpen nan erat hubungannya dengan masyarakat sekitar. Cerita dengan latar sosial disesuaikan dengan adat-istiadat atau kebudayaan. Latar sosial terasa sekali dalam semua cerpen protesis A.A. Navis nan mengusung adat-istiadat Minangkabau. Latar sosial orang-orang Minang juga sangat terasa pada karya Haris Efendi Thahar dalam cerpen “Si Padang”.
Unsur Intrinsik Cerpen - Penokohan
Unsur intrinsik cerpen tak hanya terdiri atas tema, latar, dan alur. Ada unsur intrinsik lain nan sangat menonjol, yaitu penokohan. Tokoh ialah peran nan akan menjalankan cerita. Tidak mungkin ada sebuah cerita tanpa tokoh. Tokoh ialah pribadi, sedangkan penokohan cakupannya lebih luas dan bukan hanya seseorang.
Penokohan dalam unsur intrinsik cerpen mencakup kepribadian, watak, pikiran, moral, juga deskripsi citra diri nan akan dilihat dan diperhatikan oleh pembaca. Artinya, penokohan ialah holistik citra tokoh itu sendiri. Banyak orang menganggap penokohan ialah watak, padahal tabiat masih merupakan bagian dari penokohan.
Biasanya, dalam cerpen, tokoh akan mengalami perkembangan bersamaan dengan perkembangan cerita. Tokoh menjadi dewasa sebab keadaan. Emosinya akan berubah sinkron dengan kondisi nan menimpa sang tokoh. Itu sebabnya, penokohan menjadi luas sebab akan mengubah kepribadian tokoh sejalan dengan perkembangan cerita. Penokohan dalam unsur intrinsik cerpen biasanya sangat ditonjolkan dalam cerita.
Unsur Intrinsik Cerpen - Sudut Pandang
Unsur intrinsik cerpen nan satu ini sering disebut juga point of view . Point of view adalah ranah pengarang dalam menceritakan kisahnya. Jadi, pengaranglah nan menentukan di sudut mana dia bertutur. Pengarang dapat bertutur lewat kacamata sang tokoh utama. Ranah sudut pandang sepenuhnya dikendalikan oleh sang pengarang. Ada beberapa bentuk sudut pandang nan generik dikenal orang dalam penceritaan baik dalam cerpen, maupun dalam novel.
1. Sudut Pandang Orang Ketiga “Dia”
Dalam cerita nan menggunakan unsur intrinsik cerpen sudut pandang orang ketiga, pencerita bergerak sebagai narator dalam ceritanya. Sang pencerita ialah nan “maha tahu”. Dia nan menggerakkan cerita, menceritakan perasaan tokoh, menceritakaan keadaan, dan menceritakan konduite bahkan telatah tokoh. Pencerita bebas memilih siapa nan akan diceritakan, siapa nan tak akan diceritakan, apa nan disembunyikan, dan apa nan perlu diberitahukan.
2. Sudut Pandang Orang Pertama “Aku”
Unsur intrinsik cerpen nan menggunakan point of view "aku" merupakan kebalikan dari unsur intrinsik cerpen nan menggunakan point of view "Dia". Penceritaannya menggunakan tokoh “aku” sebagai pencerita. Tokoh "aku" dengan kesadarannya sendiri menceritakan apa nan dirasakannya, apa nan dilihatnya, dan apa nan menimpa dirinya tanpa tahu apa nan ada dalam pikiran orang-orang sekitarnya. Yang ada hanya berupa berpretensi atau praduga tokoh "aku".
Penceritaan ini memang mengalir hanya dari satu sisi. Namun, kesan misterinya lebih terasa dan kental sekali sebab pembaca dibuat menebak-nebak kejadian terhadap orang lain di dalam cerita. Unsur intrinsik cerpen dengan penceritaan "aku" kerap dipakai dalam cerpen-cerpen sebab lebih mudah dalam penuturan dan dirasa lebih dramatik serta memiliki ikatan emosi nan dalam.