Contoh Implementasi - Mahasiswa Mendukung Peresmian FE
Sebuah penelitian mempunyai suatu komponen nan tidak dapat dilepaskan dari penelitian itu sendiri. Komponen itu bernama populasi dan sampel. Dua hal ini bisa diartikan secara Sederhana. Populasi bisa digunakan buat menyebut holistik elemen di wilayah penelitian.
Wilayah generalisasi seperti objek atau subjek ditentukan oleh seorang peneliti guna dijadikan sebagai bahan penelitian nan harus dipelajari. Dari hasil penelitian dan pembelajaran ini kemudian didapati kesimpulan. Semua hal nan hendak diteliti ciri-cirinya akan diperkirakan.
Terkait dengan populasi dan sampel, populasi mempunyai dua macam karakter, yaitu populasi sejenis dan heterogen. Populasi sejenis ialah populasi nan individu di dalamnya nisbi dapat disamakan peluangnya buat menjadi sampel dan populasi tidak sejenis nan sebaliknya. Ciri-ciri nan miliki suatu populasi bisa dikatakan sebagai parameter.
Himpunan objek penelitian dapat terdiri atas himpunan orang atau benda. Hal nan termasuk himpunan objek berupa orang misalnya individu, kelompok, komunitas, masyarakat, dan sebagainya. Sementara nan berupa benda misalnya jumlah kendaraan, bangunan, lokasi, dan sebagainya..
Kumpulan atau himpunan orang (objek) nan diteliti biasanya mempunyai kecenderungan dalam satu atau beberapa hal serta bisa memunculkan masalah pokok dalam sebuah penelitian. Sebelum melakukan penelitian, populasi dalam pemahaman akan populasi dan sampel nan akan diteliti terlebih dahulu perlu diartikan secara gamblang.
Terkait dengan populasi dan sampel, tentunya kita juga harus mengenal nan namanya sampel. Sampel menjadi hal nan krusial ketika kita akan memperjelas fokus penelitian. Sampel termasuk bagian dari unsur populasi dan bisa mewakili seluruh populasi nan menjadi bahan penelitian. Sampel juga bisa digambarkan sebagai miniatur dari populasi. Sampel pun ada macamnya, dalam hal karakteristik atau karakteristiknya, yaitu sampel representatif dan karakteristik karakteristiknya dikenal dengan statistik.
Pertanyaan selanjutnya nan harus dipahami: Mengapa sine qua non sampling? Jawabannya ialah sebab dalam populasi dan sampel, populasi nan mempunyai kuantitas besar dan harus lebih spesifik. Sebab, akan sulit sekali buat meneliti seluruh elemen terkait. Hal ini dikarenakan akan mengaburkan fokus penelitian tersebut.
Berkaitan dengan itu, ada pula masalah keterbatasan waktu, biaya, dan SDM. Penelitian pada sampel dapat lebih reliabel dibandingkan pada populasi. Hal ini dikarenakan data nan terlalu banyak akan membuat fisik dan mental menjadi semakin lelah. Sehingga, kemungkinan besar akan terlalu kompleks dan mengaburkan fokus penelitian. Maka dari itu, kehadiran sampel nan cukup krusial dalam populasi dan sebuah penelitian.
Substansi dari penarikan sampel bertujuan buat mendapatkan perwakilan populasi nan tepat, setidaknya mempunyai validitas nan bisa dipercaya. Pertimbangan ciri populasi akan menentukan teknik pengambilan sampel. Hal ini supaya bisa meminimalkan taraf bias sementara kemampuan taksiran terkait dengan presisi dalam populasi dan sampel, agar nantinya bisa digeneralisasikan atas populasinya.
Berkaitan dengan hal sebelumnya maka sampel pun harus mempunyai ciri nan dipunyai oleh populasi. Sampel pun mempunyai dua jenis dalam penerapannya, yaitu sampel probabilitas dan sampel nonprobabilitas. Probabilitas bersifat sejenis dan mempunya beberapa model pengambilan sampel, yaitu sample secara acak sampling, stratified secara acak sampling, proportionate stratified radom sampling, cluster sampling atau sampel berkelompok.
Selain itu, ada sampel nonprobabilitas nan bersifat tidak sejenis pun mempunyai beberapa model pengambilan sampel, yaitu systematic sampling, quota sampling convenience sampling, purposeive sampling, boring sampling atau total sampling yang biasanya digunakan buat populasi nan kurang dari seratus orang.
Contoh Pengambilan Populasi dan Sampel
Terkait dengan populasi dan sampel, pengambilan sampel dari populasi mempunyai banyak rumus. Salah satunya menentukan sampel dengan rumus Slovin. Rumus ini bisa dijadikan contoh dalam pengerjaan populasi dan sampel.
Rumus Slovin: n = N /1 + (N x e2)
Keterangan:
n= anggota sampel
N= Jumlah populasinya
e = error level. Umumnya 1% atau 5% dan 10%
Contohnya : Jumlah populasi atau N ialah 200, dan error level atau e ialah 5%. Maka jumlah sampel ialah sebagai berikut.
n = 200/ 1+(200 x 5%)
= 133, 33 atau dibulatkan menjadi 133 orang.
Selain itu, ada contoh lain. Contoh di bawah ini diambil dari salah satu polling dari buletin kampus negeri di Yogyakarta. Buletin ini mengadakan polling mengenai bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap pemisahan satu fakultas menjadi dua fakultas.
Akan tetapi, sampel dan populasi di sini digabungkan dengan analisis data di mana telah berbentuk pemaparan hasil polling dan dapat dilihat bagaimana transparansi populasi dan sampel. Selain itu, metode perhitungannya diberitahukan kepada pembaca agar polling dapat dinilai validitasnya dan mempunyai data dan perhitungan nan lebih transparan.
Contoh Implementasi - Mahasiswa Mendukung Peresmian FE
Belum adanya surat keputusan dari Kementrian Pendidikan Indonesia membuat UNY sendiri belum bisa memastikan kapan Fakultas Ekonomi (FE) akan diresmikan. Pembangunan fakultas ini banyak dianggap sebagai keputusan nan tergesa-gesa sebab persiapan gedung pun belum sampai 80%.
Mahasiswa program studi (Prodi) nan masuk ke dalam FE resah dengan ketidakpastian tersebut. Ditambah dengan isu kesulitan mencari pekerjaan nan beredar di kalangan mahasiswa. Bagaimana pendapat mahasiswa terkait isu nan ada?
Untuk mengetahuinya, Tim Riset Buletin EXPEDISI mengadakan polling . Metode nan digunakan ialah quantitative jenis stratified probability . Populasi dan sampel dalam polling ini terdiri atas populasi 3491 calon mahasiswa FE, diperoleh sampel 360 mahasiswa. Penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan error sample 5%.
Angket disebar dengan rumus penghitungan populasi tidak sejenis sebab jumlah mahasiswa di setiap prodi berbeda-beda. Dalam polling ini, melalui populasi dan sampel nan sudah disebutkan, terdapat 2 pertanyaan dan 4 pernyataan nan dituliskan dalam sebuah angket.
Dari pertanyaan tahu atau tak tentang pembentukan FE, 87%, responden menjawab ya dan 12,4% lainnya menjawab tak tahu. Sebagian besar nan menjawab tak tahu ialah mahasiswa semester I. Mereka mahasiswa baru nan mungkin belum tahu banyak tentang isu tentang FE. Pertanyaan berikutnya ialah setujukah mereka dengan pembentukan FE. Hasilnya, sebagian besar dari responden menjawab ya, mereka bingung dengan status fakultasnya sendiri.
Sebenarnya mahasiswa tak keberatan dengan status prodi mereka nan masih tergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE). 44,8% menyatakan setuju, 9% sangat setuju, 18,6% tak setuju, 21,4% sangat tak setuju, dan sisanya ragu-ragu. Meskipun begitu, mereka menyatakan setuju sebanyak 33,1%, sangat setuju 24,1%, tak setuju 17,2%, sangat tak setuju 11%, ragu-ragu 14,5%, dan sisanya tak merespons terhadap pernyataan mereka sebab bingung dengan status fakultasnya antara FISE atau sudah FE.
Pernyataan selanjutnya, 37,3% setuju ingin peresmian FE lebih cepat, 37,2% sangat setuju, 4,8% tak setuju, 8,3% sangat tak setuju, dan 12,4% ragu-ragu. Mahasiswa memang tak keberatan dengan status prodinya nan sekarang, tapi tetap menginginkan peresmian FE lebih cepat. Karena sebagian besar dari mereka cemas jika setelah lulus akan kesulitan dalam mendapat pekerjaan sebab status prodi nan masih FISE.
Hal ini menunjukan kepanikan mahasiswa FISE sendiri sebab ada nan berkata cemas sebab susah ketika dipisahkan menjadi dua fakultas. Akan tetapi, tetap saja setuju buat berpisah, padahal dengan berpisah fakultas beberapa prodi akan mengulangi proses akreditasi.
1. Apakah anda setuju dengan pembentukan Fakultas Ekonomi UNY nan dipisahkan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi?
Ya = 81,4%
Tidak = 15,8%
Tidak merespons = 2,8%
2. Anda merasa cemas jika setelah lulus akan kesulitan mendapat pekerjaan sebab status prodi nan masih berada dalam FISE.
Sangat tak setuju = 16,6%
Tidak setuju = 19,3%
Ragu-ragu = 19,3%
Setuju = 22%
Sangat setuju = 22,8%
Melalui contoh ini, Anda bisa melakukan polling dengan cara nan sama atau dengan metode sampling nan berbeda. Poin 1 dan 2 di atas bisa dibuat menjadi sebuah gambar agar menarik pembaca buat memudahkan pembacaan data. Populasi dan sampel bisa saja menjadi lebih rumit seiring dengan besarnya populasi nan menjadi objek penelitian pun dalam pengolahan populasi dan sampel penelitian.
Maka dari itu, sering-sering berlatih menggunakan metode sampling dalam polling yang sederhana akan meningkatkan kemampuan dalam menghitung populasi nan lebih banyak dan membuat kita lebih paham tentang bagaimana populasi dan sampel, baik secara fungsional dan struktural hingga cara penerapannya dalam relitas. Selamat mencoba.