Seperti Apakah Film Perjanjian Linggarjati?

Seperti Apakah Film Perjanjian Linggarjati?

Masih ingat tentang Perjanjian Linggarjati? Peristiwa itu ialah salah satu bagian sejarah bangsa kita. Ya, perjanjian tersebut nan turut menentukan proses negara Indonesia hingga menjadi seperti sekarang ini. Sebelum membahas tentang film Perundingan Linggarjati, ada baiknya kita mengingat kembali latar belakang dan isi dari perjanjian nan menimbulkan banyak pro konra di masyarakat tersebut.



Latar Belakang dan Isi Perjanjian Linggarjati

Sebelumnya mari kita ingat kembali tentang pengertian dari Perjanjian Linggarjati. Perjanjian nan terkadang juga dikenal dengan sebutan Perundingan Linggajati ialah sebuah perundingan nan diadakan di Linggarjati, Jawa Barat antara dua negara nan sedang bertikai yaitu Indonesia dan Belanda.

Hasil dari perundingan tersebut ialah sebuah persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 15 November 1946, hasil itu ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta buat kemudian diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.

Rakyat Indonesia memang telah menyatakan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 melalui teks proklamasi nan dibacakan oleh bapak proklamator nan sekaligus presiden pertama republik Indonesia, Ir. Soekarno. Namun, sebenarnya Belanda tetap ingin menguasai Indonesia dengan terus memberikan tekanan.

Ketegangan antara kedua negara pun terjadi. Semakin meruncingnya ketegangan kedua negara mendorong mencari jalan keluar buat menyelesaikan konflik nan terjadi. Kenapa Inggris ikut campur dalam masalah ini? Ya, sebab Inggris merasa bertanggungjawab atas masuknya Belanda ke Indonesia.

Inggris nan diwakili oleh duta istimewanya di Asia Tenggara, Lord Killearn, menghadap kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta tanggal 26 Agustus 1946. Apa tujuannya? Tentu saja buat menyatakan kesedian mereka buat menjadi mediator dalam sebuah perundingan antara Indonesia dan Belanda.

Kira-kira seperti itulah cikal bakal terjadinya perjanjian ini menurut beberapa sumber. Perjanjian Linggarjati mulai berlangsung pada tanggal 11 November 1946. Sebelum perjanjian ini berlangsung, Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Kepala Staf Letjen Urip Sumoharjo di Jakarta telah menandatangani gencatan senjata.

Pemerintah Belanda juga telah menyampaikan nota kepada Staten General. Nota ini berisi pengakuan pemerintahan Republik Indonesia dibawah pimpinan Presiden Soekarno pada tanggal 4 November 1946. Akhirnya pada tanggal 15 November 1946 ditandatanganilah perjanjian tersebut.

Indonesia mengutus Sutan Syahrir sebagai perwakilannya, sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn. Tokoh nan bertindak sebagai penengah dalam perjanjian ini ialah Lord Killearn dari Inggris.

Masih ingat isi dari perjanjian ini? Niscaya sudah banyak nan lupa. Mari kita ingat-ingat kembali di sini. Hasilnya sendiri sebenarnya ada 17 pasal nan isinya antara lain sebagai berikut.

  1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu wilayah Jawa, Madura dan Sumatera.

  2. Belanda diharuskan meninggalkan wilayah indonesia paling lambat tanggal 1 Januari 1949.

  3. Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS Republik Indonesia Serikat).

  4. Indonesia diharuskan tergabung dalam Commonwealth/Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.

Wilayah RIS nan disetujui dalam kesepakatan tersebut mencakup daerah bekas Hindia Belanda nan terdiri atas Republik Indonesia, Timur Besar dan Kalimantan. Hasil Perjanjian Linggarjati sempat menimbulkan pro kontra di masyarakat, terutama di kalangan partai-partai nan ada saat itu seperti PNI, Masyumi, PRI dan Partai Rakyat Jelata .

Mereka menganggap hasil perjanjian tersebut menunjukkan kelemahan pemerintah buat melindungi kedaulatan Negara. Pasalnya, wilayah kekuasaan Negara Indonesia menjadi sempit. Nyatanya, aplikasi hasil perundingan ini tak berjalan seperti nan diinginkan kedua belah pihak.

Melalui Gubernur Jendral H.J. van Mook, Belanda terlebih dahulu menyatakan buat tak mengikuti isi perjanjian. Pernyataan tersebut disampaikan pada tanggal 20 Juli 1947. Tanggal 21 Juli 1947, Serangan Militer Belanda I dimulai sebagai dampak dari disparitas pemahaman mengenai isi perjanjian antara Indonesia dan Belanda.



Seperti Apakah Film Perjanjian Linggarjati?

Tadi kita ke masa lampau buat mengingat kembali peristiwa Perjanjian Linggarjati. Sekarang saatnya kita membicarakan peristiwa nan mutakhir yaitu akan dibuatnya film tentang perjanjian tersebut. Sebelumnya ada banyak peristiwa maupun tokoh sejarah nan nan dibuat ceritanya dalam versi film antara lain "Sang Pencerah", "G30 S PKI" (yang sekarang tak ditayangkan lagi) dan "Cut nyak Dien".

Selain itu masih banyak lagi film sejarah lain nan mungkin belum semuanya pernah kita tonton. Membaca buku sejarah dapat jadi hal nan cukup menjemukan bagi banyak orang. Mungkin itulah kenapa kebanyakan dari kita hanya sering mebaca buku tentang sejarah saat masih sekolah. Itupun juga sebab besoknya ujian.

Padahal sejarah ialah hal nan tak boleh dilupakan. Setidaknya bung Karno pernah mengungkapkannya denga sebuah jargon "Jas Merah" nan merupakan kepanjangan dari jangan melupakan sejarah. Bangsa nan besar ialah bangsa nan menghargai sejarahnya.

Oleh sebab itu, kita hendaknya tak melupakan peristiwa-peristiwa sejarah beserta tokoh-tokohnya. Apalagi banyak sisi lain dari peristiwa itu sendiri nan belum terungkap ke publik. Hal-hal di atas nan mungkin membuat produser sekaligus pengarah adegan Kuswara Sastra Permana mengangkat film ber-genre sejarah, Perjanjian Linggarjati.

Dia sebelumnya telah berhasil menyutradari film "Bait Surau". Seperti nan ditulis di situ warta Vivanews, dia menyatakan bahwa film Perjanjian Linggarjati mempunyai banyak sisi cerita menarik. Baik dari sejarahnya sendiri maupun kisah romantisme tokoh-tokohnya nan mungkin belum terungkap di buku-buku sejarah.

Alasan itulah nan mendorongnya buat mengangkat peristiwa sejarah ini ke layar lebar. Ya, film bertema sejarah memang kurang digemari oleh penonton di Indonesia. Kebanyakan nan tayang ialah film horor berbau porno.

Jika film sejarah dikemas dengan baik, tentu akan menarik keinginan masyarakat buat menontonnya. Kuswara Sastra juga menyatakan bahwa salah satu alasannya mebuat film ini ialah sebagai bentuk kecintaanya pada Kuningan nan juga merupakan kampung halamannya.

Dia berharap dengan kemunculan film ini perfilman Indonesia akan semakin maju. Selain itu, film ini diharapkan dapat menjadi bahan edukasi khususnya tentang sejarah bagi bangsa Indonesia. Tentu kita juga bertanya-tanya tentang siapa nan akan memerankan tokoh-tokoh dalam film tersebut.

Mencari pemeran nan pas buat film bertema sejarah memang menjadi kesulitan tersendiri. Sang pengarah adegan kemungkinan akan menggaet Maudy Kosnaedi buat memerankan salah satu tokoh di film tersebut. Ehm , patut ditunggu siapa saja nan akan menjadi bintang dalam film bertema sejarah ini.

Jika novel best seller diangkat ke layar lebar (seperti nan sekarang sedang marak) maka biasanya ceritanya agak sedikit berbeda dari novelnya. Para pengarah adegan seringkali mengatakan bahwa itu ialah bentuk penyesuaian.

Lalu bagaimana dengan film Perjanjian Linggarjati ini? Apakah akan dibuat sama dengan cerita aslinya? Sang pengarah adegan tentunya punya sudut pandang sendiri tentang bagaimana dia akan membuat alur ceritanya.

Di atas, Kuswara Sastra juga telah mengatakan bahwa banyak sisi romantisme nan tentunya tak ada di buku sejarah nan akan diungkap dalam film ini. Cerita cinta memang selalu menjadi bumbu dalam setiap film. Namun, tentunya para penikmat film berharap agar sisi historisnya lebih ditonjolkan.

Kita semua tentu berharap, cerita dari film ini tak melenceng jauh dari cerita aslinya sehingga tak menimbulkan kesimpangsiuran di kalangan masyarakat. Lalu, di mana film ini akan dibuat? Menurut sang Sutradara, film ini akan dibuat di loka orisinil kejadiannya yaitu di Kuningan.

Jika syuting dilakukan di loka aslinya , kemungkinan para seniman akan lebih menjiwai isi cerita dan dapat memerankannya dengan sempurna. Pertanyaannya sekarang ialah kapan film ini akan ditayangkan? Sang pengarah adegan sendiri belum memastikan kapan film ini akan ditayangkan. Syutingnya saja belum dimulai.

Mari kita tunggu warta selanjutnya. Saya akan meng- update -nya buat Anda. Semoga film tentang Perjanjian Linggarjati tersebut dapat menguatkan rasa cinta dan nasionalisme kita terhadap tanah air Indonesia.